Kamis, 01 Oktober 2015

Budidaya Ikan Nila di Karamba


Keramba Jaring Tancap (KJT) Jaring tancap merupakan jaring kantong berbentuk persegi yang dipasang pada kerangka bambu atau kayu yang ditancap pada dasar perairan. Pasangan kayu/ bambu ditancap rapat, seperti pagar, atau hanya dipasang di bagian sudut kantong jaring. Ikan yang dapat dibudidayakan dengan teknik karamba jaring tancap yaitu ikan mas, nila, patin, lele, bawal, betutu dan jenis ikan air tawar lainnya.

Keunggulan Metode Keramba Jaring Apung
1.   Design lebih mudah dan efisien dalam pembuatannya
2.   Dana yang diperlukan untuk membuat keramba juga tidak terlalu besar karena tidak memerlukan pemberat ataupun pengapung yang biayanya mahal
3.   Pengoperasiannya mudah
4.   Produktivitas lebih tinggi
5.   Tidak memerlukan kedalaman air yang terlalu dalam seperti KJA


Teknik Budidaya Keramba Jaring Tancap
1.     Perhatikan Aspek teknis seperti kondisi perairan (kolong) dan kualitas air sangat berperan penting bagi pertumbuhan ikan yang akan dipelihara.
2.     Peletakan jaring tancap sebaiknya didaerah yang berarus kecil dan dalam. Peletakan di daerah tersebut untuk memudahkan dalam pembuatan, pengoperasionalan serta pemeliharaan karamba jaring tancap tersebut. Oleh karenanya karamba jarring tancap sebaiknya diletakkan pada kedalaman idealnya, yaitu 60-70 cm.
3.     Penebaran benih ikan sebaiknya pada pagi hari sebelum matahari terbit hal ini dikarenakan pada pagi hari suhu air hampir setiap daerah sama. Sebelum ikan ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan sekitar. Padat tebar pada keramba jaring tancap idealnya adalah 100-150 ekor/m2 nya.
4.     Selain pakan berupa pelet, pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti tanaman air dan daun-daunan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari.
5.     Pemenenan ikan dilakukan dengan cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam kantong keramba.
6.     Diberi biofilter di sekitar keramba agar zat-zat racun dan amoniak pada air dapat berkurang, pemberian biofilter dapat berupa eceng gondok.
7.     Dilakukan monitoring kualitas air 1 minggu sekali serta melakukan sampling untuk mengetahui kesehatan ikan. Sehingga apabila dalam monitoring dan sampling diketahui ada penyakit dan kuaitas air yang dapat membahayakan ikan yang dibudidayakan dapat dicegah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar