Keramba
Jaring Tancap (KJT) Jaring tancap merupakan jaring kantong berbentuk persegi
yang dipasang pada kerangka bambu atau kayu yang ditancap pada dasar perairan.
Pasangan kayu/ bambu ditancap rapat, seperti pagar, atau hanya dipasang di
bagian sudut kantong jaring. Ikan yang dapat dibudidayakan dengan teknik karamba
jaring tancap yaitu ikan mas, nila, patin, lele, bawal, betutu dan jenis ikan air tawar lainnya.
Keunggulan Metode Keramba Jaring Apung
1. Design
lebih mudah dan efisien dalam pembuatannya
2. Dana
yang diperlukan untuk membuat keramba juga tidak terlalu besar karena tidak
memerlukan pemberat ataupun pengapung yang biayanya mahal
3. Pengoperasiannya
mudah
4. Produktivitas
lebih tinggi
5. Tidak
memerlukan kedalaman air yang terlalu dalam seperti KJA
Teknik Budidaya Keramba
Jaring Tancap
1. Perhatikan
Aspek teknis seperti kondisi perairan (kolong) dan kualitas air sangat berperan
penting bagi pertumbuhan ikan yang akan dipelihara.
2. Peletakan
jaring tancap sebaiknya didaerah yang berarus kecil dan dalam. Peletakan di
daerah tersebut untuk memudahkan dalam pembuatan, pengoperasionalan serta
pemeliharaan karamba jaring tancap tersebut. Oleh karenanya karamba jarring
tancap sebaiknya diletakkan pada kedalaman idealnya, yaitu 60-70 cm.
3. Penebaran
benih ikan sebaiknya pada pagi hari sebelum matahari terbit hal ini dikarenakan
pada pagi hari suhu air hampir setiap daerah sama. Sebelum ikan ditebarkan
perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan sekitar. Padat
tebar pada keramba jaring tancap idealnya adalah 100-150 ekor/m2 nya.
4. Selain
pakan berupa pelet, pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti tanaman
air dan daun-daunan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang
dan sore hari.
5. Pemenenan
ikan dilakukan dengan cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam kantong
keramba.
6. Diberi
biofilter di sekitar keramba agar zat-zat racun dan amoniak pada air dapat
berkurang, pemberian biofilter dapat berupa eceng gondok.
7. Dilakukan
monitoring kualitas air 1 minggu sekali serta melakukan sampling untuk
mengetahui kesehatan ikan. Sehingga apabila dalam monitoring dan sampling
diketahui ada penyakit dan kuaitas air yang dapat membahayakan ikan yang
dibudidayakan dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar