Minggu, 29 November 2015

Budidaya Ikan Betutu



Betutu (Oxyeleotris marmorata, Blkr.) adalah ikan perairan umum yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, dan merupakan komoditas ekspor. Tingginya harga ikan ini utamanya pasar ekspor, mengakibatkan usaha penangkapan di alam dilakukan secara berlebihan. Kondisi ini terjadi karena pasok kebutuhan pasar sepenuhnya merupakan  hasil tangkapan dari perairan umum.


Kekhawatiran terjadinya penurunan drastis populasi yang mengarah kepada kepunahan, maka keberhasilan pencapaian teknologi pembenihan merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah kepunahan dan memasok benih untuk budidaya. Informasi teknologi pembenihan ikan betutu yang telah dicapai, diharapkan sebagai pendukung rintisan pengembangan budidaya ikan betutu secara komersial dan ekonomis.

Pematangan Gonada

Induk betutu dengan berat 200-500 g dipelihara dalam kolam tanah dengan luas 50-300 m2 dan kedalaman air rata-rata 0,5 m. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah segar, udang, dan ikan ukuran kecil yang hidup. Jumlah pakan yang diberikan 2% dari bobot total ikan, 1 kali pada sore atau malam hari.


Pemijahan

Pemijahan dilakukan secara alami atau buatan  dengan suntikan hipofisa 1-2 dosis atau ovaprim 0,5 – 0,7 cc/kg bobot badan. Perbandingan kelamin antara jantan dan betina adalah 1 : 1 – 1 : 3.
Kolam pemijahan diberi sarang/tempat penempel telur yang  terbuat dari asbes atau potongan paralon berdiameter 3 – 4 inci. jarak antar sarang sekitar 2-3 m. Sarang dikontrol pada hari ke 3-7 setelah penebaran induk untuk melihat keberadaan  telur. Apabila sarang telah berisi telur maka  dilakukan pencucian dari kotoran untuk ditetaskan di wadah penetasan yang sudah dipersiapkan.

Penetasan
Wadah penetasan dapat berupa bak fibreglass/akuarium yang dilengkapi aerasi dan pemanas apabila suhu air penetasan lebih rendah dari 25C. Selain itu wadah dapat  berupa hapa ukuran panjang  2 m, lebar 1 m dan tinggi 0.75 m yang diletakan di kolam. Telur menetas sekitar 1-3 hari pada suhu air 25-27 oC. Setelah telur menetas, sarang di ambil dan air penetasan sebaiknya diberi obat pencegah jamur MB atau MG 1-3 ppm selama 24 jam.

Perawatan Larva Dan Benih
Larva umur 2 hari ditebar ke wadah pendederan pada sore hari dengan kepadatan 30 ekor/l. Pendederan terkontrol dilakukan dalam wadah atau bak volume 500-1000 l, sampai masa kritis larva terlewati yaitu umur 14-21 hari atau diteruskan sampai benih mencapai ukuran 1-3 gram/ekor.
  

 Pakan awal larva  pada  saat  kuning telur habis (umur 2-3 hari setelah menetas) adalah  pakan alami jenis Coelastrum  sp.  sampai umur 5 hari. Selanjutnya secara bertahap diberikan  rotifera  dengan kepadatan 75 individu/ml sampai umur 19 hari. Umur 20 - 30 hari larva betutu diberi pakan artemia dan moina. Kemudian pada umur  30–60 hari dapat diberikan larva chironomus. Ukuran benih pada umur 60 hari berkisar antara 5 - 7 cm atau 3 - 5 g/ekor.

Senin, 23 November 2015

Menghadiri FGD Formikan 2015 Se-Prov. Kep. Babel

FGD Formikan Tahun 2015 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diselenggarakan di Hotel Aston Soll Marina, Bangka Tengah. Tujuan dari diadakannya FGD Formikan tersebut adalah:
-      Temu Mitra Masyarakat Pelaku Usaha Perikanan
-   Membumikan Gema Satu Kata “Ikanku Sehat, Bermutu dan Lestari”
-   Pembacaan Pengurus dan Anggota Formikan Prov. Kep. Babel Periode 2015–2016 
-   Revolusi Mental bagi semua pelaku usaha/ pelaku utama dan ssemua elemen yang 
     bergerak dan ada hubungannya dengan dunia Kelautan dan Perikanan


-    Pembukaan: Acara diawali dengan sambutan dari:
-   Kepala BKIPM Pangkalpinang
-   Ketua Formikan 2015 Prov. Kep. Bangka Belitung
-   Kapusluh KP dalam hal ini diwakili oleh BKIPM Pusat Kepala standarisasi Kepatuhan dan Kerjasama
-    Narasumber utama: Bapak Lotti (Dosen STP Jakarta) membahas materi Revolusi      Mental, dimana dengan ringkasan materi  sbb:
-   Visi dan tujuan KKP
-   Perikanan budidaya yang mandiri berdaya saing dan berkelanjutan
-   Pendidikan, Latihan, Pemberdayaan ke masyarakat
-   Dukungan dari Pemda
-   Revolusi Mental:
-   Integritas
-   Etos kerja
-   Gotong royong
-    Penutup


Hasil yang ingin dicapai adalah:
  • Gemasatukata: Ikanku Sehat, Bermutu dan Lestari
  • Memotivasi Pelaku Utama/ Pelaku Usaha dan semua elemen di bidang Kelautan dan Perikanan agar semangat dalam menumbuhkan ekonomi perikanan yang berkelanjutan 

  • Revolusi Mental seluruh elemen masyarakat bidang Kelautan dan Perikanan sehingga menghasilkan Perikanan Kelautan yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan

Minggu, 08 November 2015

Budidaya Ikan Patin

Ikan patin (Pangasius sp) merupakan salah satu jenis ikan air tawar. ikan patin ini dapat dimasak untuk lauk teman nasi di keluarga maupun ikan bergengsi yang dijajakan di restoran dan hotel kelas atas. Hal ini merupakan peluang pasar potensial yang patut dilirik. Namun sayang sekali, peluang pasar tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat dan pembudidaya ikan di Bangka Belitung pada umumnya, karena adanya berbagai kendala.


Salah satu kendalanya adalah belum dikuasanya teknik budidaya ikan patin secara baik dan benar sesuai rekomendasi teknis yang ada. Terkait hal itu, maka agar bisa berhasil, teknik budidaya yang baik dan benar memang harus diterapkan oleh para pembudidaya, terutama pembudidaya pemula yang baru mencoba menekuni budidaya ikan patin. 

Kontruksi Kolam
Pembesaran patin bisa dilakukan di kolam tanah atau bak tembok. Luas kolam disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Idealnya luas kolam minimal 300 M2. Konstruksi dasar kolam dibuat melandai ke arah pintu pembuangan air sehingga saat panen kolam bisa dikeringkan.Pada setiap petak kolam sebaiknya dilengkapi dengan pipa pembuangan air yang dipasang dengan system monik (membentuk huruf “L”) sehingga ketinggian airnya bisa diatur. 


         
Persiapan Pemeliharaan
Keringkan kolam/bak. Untuk kolam tanah, jika dasarnya berlumpur cukup setebal 2 cm saja. Sebelum lumpur kolam kering perlu ditaburi kapur tohor 50 – 100 gram/M2. Untuk bak tembok, kapur tohor bisa dilaburkan ke dinding bak. Berikan pupuk kandang bersamaan penggenangan kolam. Sebaiknya yang diberikan bentuk larutannya tidak bersama ampasnya. Kebutuhan pupuk 250 500 gram/M2  dan genangan air cukup sedalam 30 cm. Setelah warna air berubah hijau kecoklatan atau mulai terlihat jentik-jentik nyamuk, dan serangga air bermunculan, kolam siap di tebari benih.

Penebaran Benih
Pilih benih patin yang sehat (gerakannya lincah) dan ukurannya seragam. Sebaiknya dipilih benih berukran 5–8 Cm (minimal 2 inc). Padat tebar benih 5 -10 ekor/m2. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Cara penebaran benih sebaiknya melalui aklimatisasi agar benih tidak stress. Caranya, masukkan air kolam ke dalam ke wadah pengangkut benih (kantong plastik atau ember) sedikit demi sedikit sampai penuh. Tenggelamkan wadah dengan posisi mendatar, biarkan sebagian wadah berisi udara dan tetap di atas permukaan air. Biarkan benih keluar dengan sendirinya. Jangan dituangkan atau di taburkan langsung ke kolam untuk menghindari stress.

Pangaturan Air
Sampai umur 3 minggu, setiap hari ketinggian air kolam cukup ditambah 5 cm setiap pagi. Tanpa melepas pipa-pipa pembuang air, selanjutnya setiap pagi saja memasukkan air selama 1 jam. Ketika air dimasukkan ke kolam maka otomatis air lapisan dasar (yang kotor ) akan terbuang. Jika tidak memiliki sumbar air tetap, pemasukan/pengeluaran air kolam dapat dilakukan setiap tiga hari sekali. Cukup kira-kira 20 persen atau seperlimanya saja. Selama masa pemeliharaan, ketinggian air kolam dipertahankan pada kisaran 80 – 150 Cm

Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan untuk patin dapat berupa pakan buatan pabrik berbentuk butiran atau pellet (batangan), ikan rucah atau pakan buatan sendiri berbentuk pasta. Pakan berbentuk pasta padat dapat dibuat sendiri, dengan campuran tepung ikan, dedak halus dan kanji dengan perbandingan 5:4:1 bagian. Semua bahan dicampur dalam keadaan kering, kemudian dikukus. Setelah dikukus, campuran pakan tersebut dibentuk menjadi bulatan-bulatan bola. Jika sudah dingin siap diberikan. Setiap hari, pakan diberikan dengan dosis 3 persen dari bobot total ikan yang dipelihara. Frekuensi pemberian pakan 2–3 kali dalam sehari, yakni pada waktu pagi, siang dan sore hari.

Panen  
Dalam jangka waktu pemeliharaan sekitar enam bulan, ikan patin sudah bisa dipanen. Ukuran ikan yang dipanen berkisar 500 – 600 gram/ekor.



Cara panen ikan patin cukup mudah. Keringkan air kolam sampai tertinggal  kira-kira 5 cm. Patin ditangkap menggunakan seser (sau). Hasil tangkapan ditampung dalam sebuah hapa, kemudian dibilas dengan air untuk membersihkan lumpur. Ikan yang sudah bersih, kemudian ditampung dalam wadah pengangkut siap untuk dijual.