Selasa, 22 Oktober 2013

Revitalisasi Tambak Akan Meningkatkan Percaya Diri Produsen Udang


Program revitalisasi tambak udang melalui tambak demfarm yang digulirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2012 telah mengubah cara bertambak para pembudidaya udang di wilayah Pantai Utara (Pantura) khususnya di wilayah Banten dan Jawa Barat. “Tujuan awal dari program ini adalah untuk merubah mindset petambak dari semula bertambak secara individual menjadi komunal (sistim klaster/kelompok) serta memperkuat jiwa kewirausahaan di kalangan petambak tradisional. Sistim klaster diperlukan sekali agar petambak bisa mengendalikan musim tanam, asal usul benih yang berkualitas, prosedur pemeliharaannya, dan sangat bermanfaat bagi pengendalian serta isolasi penyakit”, kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Jakarta (21/10).

Saat ini para pembudidaya udang yang dulunya bertambak secara tradisional dan sekarang telah tergabung dalam satu kelompok serta bertambak dalam satu klaster, sudah bisa bernafas lega. Salah satu petambak udang demfarm yang berhasil adalah Carkimudin. Petambak yang sekaligus Ketua KUD Karya Bukti Sejati ini telah membuktikan bahwa budidaya dengan sistem tertutup dalam satu klaster mampu menghasilkan panen 10 ton dari 1 ha tambak dan sudah tercapai pada siklus pertama budidaya udang yang dilakukan.

“Saya tidak menyangka bahwa di daerah sini masih bisa memproduksi udang sebanyak itu. Sebelum adanya program ini, daerah tambak di Subang banyak yang mangkrak karena para pemiliknya sudah tidak mau dan mampu lagi menjalankan usaha budidaya udang. Sekarang, dengan melihat keberhasilan panen udang, tambak-tambak yang tadinya mangkrak mulai banyak dikelola oleh pemiliknya dengan modal sendiri”, katanya.

Bantuan program KKP melalui revitalisasi tambak udang, pada tahun 2012 diberikan dalam bentuk barang berupa plastik mulsa, kincir, pompa air, genset, benih udang dan juga pakan. Sedangkan untuk program revitalisasi tambak 2013, diberikan dalam bentuk plastik mulsa, kincir, pompa air, dan genset. “Hal ini untuk lebih meningkatkan rasa memiliki petambak udang terhadap program revitalisasi tambak, dan sekaligus membuka pintu perbankan untuk lebih berperan sejak awal dalam pemberian bantuan modal kepada petambak dalam mengelola usaha budidaya udang”, tambah Slamet.

KEMITRAAN
Selain berbasis pembentukan klaster atau kelompok, prinsip dari program revitalisasi adalah berbasis masyarakat. Sehingga diperlukan adanya mitra untuk menjamin operasional tambak, keberhasilan usaha dan pasar. “Mengapa kemitraan, karena pembudidaya tradisional belum mampu berbudidaya tambak dengan teknologi yang dianjurkan sehingga diperlukan modal dan teknologi serta jaminan pasar yang dimiliki oleh mitra”’ ungkap Slamet.

Pola kemitraan ini sifatnya saling menguntungkan. Petambak udang lebih mudah mendapatkan sarana produksi tambak dan mempermudah dalam pemberian bantuan modal oleh perbankan kepada petambak karena menggunakan mitra sebagai agunan.

“Pola kemitraan dalam program revitalisasi tambak ini sangat menguntungkan pihak petambak dan mitra. Petambak mudah mendapatkan sarana produksi tambak karena difasilitasi oleh mitra, sedangkan mitra memiliki kepastian usaha karena dibantu petambak dalam menjalankan usahanya. Apalagi kalau dibentuk koperasi sebagai wadah, petambak dan mitra akan sama-sama terjamin dalam melakukan usahanya, karena sudah ada koperasi sebagai wasit”, ungkap M. Hikmat Darmawan, seorang mitra tambak demfarm di wilayah desa Kemayungan, Kec. Pontang, Kab. Serang, yang lahannya di jadikan lokasi tambak demfarm dan dikelola oleh petambak udang di sekitarnya.

Saat ini sudah terbentuk Koperasi Putra Serang Mandiri yang beranggotakan 90 orang petambak yang masing-masing mengelola 1 hektar tambak udang. Melalui koperasi, pihak perbankan sudah bersedia memberikan KUR (Kredit Usaha Rakyat), yaitu BTN (Bank Tabungan Negara ) dan BRI (Bank Rakyat Indonesia) dengan total sebanyak Rp 8 miliar. “Diberikan kepada setiap petambak kisaran Rp 450 – 500 juta dengan jangka waktu pengembalian selama 3 tahun dan bunganya sebesar 13 % per tahun”, kata Hikmat.

Hal senada juga disampaikan oleh Mina Permana, Ketua Koperasi Putra Serang Mandiri, yang mengatakan bahwa selain untuk mengelola aset permodalan milik bersama, koperasi juga menciptakan kebersamaan di antara pembudidaya.  Anggota kelompok koperasi juga diperbolehkan menabung ataupun meminjam uang dari koperasi. Dan agar lebih berdaya guna, Koperasi Putera Serang Mandiri juga membuat produk olahan ikan yang dipasarkan ke daerah sekitar. “Hasil olahan buatan kelompok sudah ada seperti kerupuk dari rumput laut,” ujar Mina.

Lain cerita dengan tambak demfarm di wilayah Indramayu, tepatnya di Desa Sukajaya Kec. Indramayu. H. Maftuchin, Ketua Kelompok Vaname Jaya 3, yang beranggotakan 10 orang petambak  mengungkapkan bahwa awalnya dia hanya mampu berbudidaya udang di lahan yang dimilikinya saja, tetapi melalui program tambak demfarm, dengan bantuan peralatan dan sarana produksi tambak lainnya, saat ini kelompoknya sudah mengembangkan 20 ha tambak di luar tambak yang sudah ada.

“Dari dulu sebenarnya ingin berkembang, tapi modalnya kurang, dengan program ini, kami bangga sekarang bisa mandiri dan bahkan nambah lahan buat nanam udang. Rencananya udah ada 20 ha, 8 ha sudah jadi tinggal nunggu di tanam udang, yang sisanya masih diperbaiki tambaknya. Ini lagi semangat nanam udang, karena harganya lagi naek, size 30 harganya 113 ribu”, jelas Maftuchin dengan semangat.

Penambahan Luasan Tambak
Dengan tingkat keberhasilan program revitalisasi tambak oleh KKP seperti yang dirasakan para pembudidaya di lokasi tambak demfarm sekarang ini, pembudidaya banyak yang mendapatkan shock culture karena pendapatan yang luar biasa dalam waktu singkat.

“Dampak yang dirasakan dengan adanya program ini adalah usaha budidaya udang vaname baru bermunculan disekitar tambak demfarm. Penambahan luasan tambak baru sudah mencapai 250 ha yang akan operasional dan sekitar 150 ha lagi sedang dalam konstruksi. Bahkan dari seribu hektar tambak yang direvitalisasi melalui program ini, mampu menyerap tenaga kerja baik musiman maupun tetap sebanyak 130 ribu orang. Ditambah lagi, posisi tawar udang Indonesia yang cukup tinggi di dunia karena bebas EMS, bebas residu dan bebas subsidi, industri perudangan nasional akan bergairah yang otomatis akan berdampak positif bagi para pelaku usaha di dalamnya khususnya petambak udang”, tambah Slamet.

Melalui program revitalisasi tambak, jiwa kewirausahaan yang dibangun adalah melalui kelompok yang sehat, disiplin dan dapat menjaga perjanjian usaha serta mematuhi anjuran teknis yang diberikan. ”Kedepan menjaga komitmen sesuai perjanjian adalah ciri pengusaha kecil yang harus dibangun di Indonesia karena kita bersiap menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 yaitu era perdagangan bebas regional ASEAN. Tugas KKP adalah mencetak pembudidaya tradisional untuk menjadi pengusaha yang mempu bersaing secara global dengan sentuhan teknologi dan pemberdayaan secara kelompok. Kondisi ini dapat dicapai salah satunya melalui program revitalisasi tambak”, tutup Slamet.

sumber: kkp.go.id

Sabtu, 19 Oktober 2013

Ikan Teri Ikan "kecil" Yang Kaya Akan Kadar Kalsium

Setiap orang membutuhkan kalsium guna menjaga kesehatan tulang agar tidak terjadi osteoporisis yang bisa menyebabkan tulang keropos hingga patah tulang. Susu memang baik dalam memberikan kalsium untuk tulang, tapi tidak hanya susu saja yang bisa memberikan kalsium. Salah satu asupan kaya kalsium adalah ikan teri.

“Kalau kurang kalsium itu kan selain pengeroposan tulang juga bisa gigi jadi copot. Apalagi pada ibu hamil itu sangat diperlukan kalsium, double perlunya. Karena pada pembentukan janin itu kan ngambil kalsium dari ibunya, kalau sampai kurang kalsium gimana, bisa bahaya. Nah selain susu, ikan teri ini juga bagus. Tinggi kalsiumnya,” tutur Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK.
Hal tersebut disampaikan pada acara Media Launch Fonterra Brands Indonesia Dukung Penuh Komitmen Jakarta Bebas Osteoporosis, di The Cone, FX Lifestyle Center, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2013).
dr Fiastuti menjelaskan bahwa tulang pada ikan sangat bagus untuk dikonsumsi, oleh karena itu ikan teri yang dapat dimakan secara utuh sangat baik untuk dikonsumsi. Selain yang perlu diperhatikan adalah sebaiknya tidak mengkonsumsi ikan teri yang sudah diasinkan. Karena makanan yang asin atau mengandung banyak garam justru juga bisa membahayakan tulang.
“Faktor yang bisa memberi efek negatif terhadap tulang itu salah satunya konsumi garam yang berlebih. Pola makan orang Indonesia itu kan sukanya yang asin, yang tasty, ditambahin terus itu garam. Padahal kan kita enggak tahu kalau makanan yang kita makan itu sudah mengandung garam. Akhirnya garam berlebih, bahaya sama tulang,” jelas dr Fiastuti.
Menurut dr Fiastuti, kandungan kalsium yang terdapat pada 100 gr beberapa jenis ikan teri adalah 500 mg sampai 972 mg. Itulah mengapa ikan teri dikatakan mengandung kalsium yang tinggi. Bahkan tidak hanya kalsium, ikan teri juga memiliki kandungan fosfor yang baik.
sumber: detikhealth.com

Minggu, 13 Oktober 2013

Rekayasa Pengangkutan Ikan Hidup


Misalnya, kemampuan ikan dalam mengonsumsi O2 perlu dicermati. Biasanya, dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi ikan atas O2 selama pengangkutan adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan tergantung jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkat, ikan akan mengonsumsi O2 pada kondisi stabil, dan ketika kadar O2 menurun konsumsi ikan atas O2 akan lebih rendah. Nilai pH, CO2, dan amoniak juga berpengaruh penting. Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknis akibat perubahan kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, dan cara menanggulanginya yaitu dengan menstabilkan kembali pH air selama pengangkutan dengan larutan bufer. Sementara itu, pengangkutan ikan hidup dengan teknik kering merupakan cara yang dianggap lebih efektif. Ikan yang dijual dalam keadaan hidup lebih tinggi nilainya dibandingkan ikan mati. Karena itu, penguasaan teknik pengangkutan ikan dalam keadaan hidup sangatlah penting, khususnya bagi pelaku usaha di bidang jasa pengangkutan ikan.

Ternyata, teknik pengangkutan ikan hidup cukup mudah alias tidak memerlukan pengetahuan yang rumit. Ada sejumlah cara, dari yang tradisional hingga yang paling sederhana. Setiap cara tergantung media yang dipergunakan, juga jarak dan waktu tempuh ke tempat tujuan. Namun umumnya, teknik pengangkutan ikan hidup terbagi ke dalam dua, yaitu teknik basah yang menyertakan media air; dan teknik kering, tanpa penyertaan air.

Teknik basah terdiri dari dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka sudah lazim dilakukan, yaitu ikan diangkut dalam wadah terbuka. Sistem ini mudah diterapkan. Berat ikan yang aman untuk diangkut dengan sistem terbuka tergantung efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, dan jenis ikan. Pengangkutan ikan hidup dengan sistem ini umumnya dilakukan untuk jarak tempuh pendek dan waktu yang singkat.

Sementara itu, pengangkutan ikan hidup dengan sistem tertutup memerlukan suplai oksigen yang cukup. Dalam wadah tertutup, oksigen sangat terbatas. Karena itu, perlu diperhatikan faktor penting yang memengaruhi keberhasilan pengangkutan yaitu kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, serta kepadatan dan aktivitas ikan.

Terkait oksigen (O2) meskipun risiko kematian ikan cukup besar. Dalam pengangkutan teknik kering, media yang digunakan bukanlah air. Karena itu, ikan harus dikondisikan dalam aktivitas biologis rendah sehingga konsumsi ikan atas energi dan oksigen juga rendah. Semakin rendah metabolisme ikan, semakin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya. Dengan begitu, ketahanan hidup ikan untuk diangkut di luar habitatnya semakin besar. 

Penurunan aktivitas biologis ikan bisa dilakukan dengan pemingsanan. Setidaknya terdapat tiga cara pemingsanan ikan, yaitu dengan penggunaan suhu rendah, pembiusan dengan zat kimia, dan penyetruman dengan arus listrik. Pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penurunan suhu secara langsung, di mana ikan dimasukkan dalam air bersuhu 100-150oC sehingga ikan pingsan seketika; dan penurunan suhu secara bertahap, di mana suhu air sebagai media ikan diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan. 

Ada pula pemingsanan ikan dengan bahan anestasi (pembius). Bahan anestasi yang digunakan untuk pembiusan ikan yaitu MS-222, Novacaine, Barbital sodium, dan bahan lainnya tergantung berat dan jenis ikan. Selain bahan-bahan anestasi sintetik, pembiusan juga dapat dilakukan dengan zat cauler pindan cauler picin yang berasal dari ekstrak rumput laut Caulerpa sp.

Senin, 07 Oktober 2013

Sosialisasikan konsep Blue Economy Menteri Kelautan & Perikanan Terbitkan Buku “Our Blue Economy: An Odyssey to Prosperity” di Forum APEC Bali 2013

Buku ini memaparkan konsep Blue Economy sebagai solusi untuk memaksimalkan potensi kekayaan laut Indonesia yang mencapai US$ 1,2 triliun per tahun
 
Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sharif C. Sutardjo, hari ini meluncurkan sebuah buku mengenai konsep pengelolaan sektor kelautan bertajuk “Our Blue Economy: An Odyssey to Prosperity” di Forum APEC Bali 2013. Melalui buku, Menteri Kelautan menyampaikan berbagai macam informasi dan potensi kelautan di Indonesia, termasuk bagaimana strategi pengelolaan sektor kelautan yang tepat dan dapat memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan rakyat.

“Buku ini memberikan gambaran kepada kita betapa besar potensi kelautan Indonesia dan bagaimana konsep Blue Economy menjadi sangat relevan untuk diterapkan. Saya berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi upaya pengembangan dan pengelolaan potensi kelautan Indonesia,” jelas Sharif pada acara Book Launch & Business Networking Kementerian Kelautan & Perikanan dengan Bloomberg TV Indonesia di Nusa Dua, Bali, Sabtu (5/10).

Sebagai negara kepulauan dengan 17.499 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 104 ribu kilometer atau terpanjang kedua di dunia, potensi kelautan sangat besar. Diperkirakan, potensi ekonomi di sektor kelautan, baik yang berhubungan dengan sumber daya alam dan pelayanan maritim nilainya mencapai lebih dari US $ 1,2 triliun per tahun. Dengan potensi kelautan yang demikian besar, kontribusi sektor kelautan Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 22%.

Sharif mengungkapkan, saat ini dan di masa depan sektor kelautan dan perikanan semakin memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong perekonomian Indonesia. Buktinya, sejak strategi industrialisasi perikanan mulai dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011, produktivitas di sektor ini terus meningkat.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II -2013 sektor kelautan dan perikanan tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Tingkat pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan itu lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,81%.

Menurut Sharif, meskipun industrialisasi perikanan telah berhasil mendorong produktivitas dan nilai tambah di sektor kelautan terus meningkat, namun penerapan konsep Blue Economy akan semakin memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan. Pendekatan Blue Economyjuga akan mendorong pengelolaan sumber daya alam secara efisien melalui kreativitas dan inovasi teknologi.

“Konsep Blue Economy juga mengajarkan bagaimana menciptakan produk nir-limbah (zero waste), sekaligus menjawab ancaman kerentanan pangan serta krisis energi (fossil fuel). Melalui konsep Blue Economy kita akan dapat membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan serta mengubah kelangkaan menjadi kelimpahan,” tambahnya.

Agar penerapan konsep Blue Economy berjalan dengan baik, Sharif melanjutkan, dibutuhkan sinergi diantara para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, dukungan kemitraan dari masyarakat, sektor swasta, akademisi, peneliti, pakar pembangunan, lembaga nasional dan internasional mutlak harus dilakukan. Parastakeholders tersebut secara bersama-sama dapat mendorong dan mengawal transformasi menuju pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir
.
“Masa depan Indonesia sesungguhnya ada di laut. Jika seluruh aset dan potensi kelautan dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, seharusnya kontribusinya terhadap PDB bisa jauh lebih besar daripada saat ini. Apalagi, seperti yang sudah diproyeksikan oleh Mckinsey Global Institute, sektor kelautan (perikanan) termasuk empat pilar utama selain sumber daya alam, pertanian, dan jasa yang akan membawa Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar nomor tujuh di dunia di tahun 2030,” tegas Sharif.
sumber: kkp.go.id

Jumat, 04 Oktober 2013

DKP Ikuti Bangka Barat Fair 2013

Bangka Barat Fair resmi dibuka pada hari Kamis, 3 Oktober 2013 pada malam hari. Antusiasme warga Bangka Barat, utamanya yang ada di sekitar Muntok terlihat tinggi juga lho. Ini bisa kita lihat saat pembukaan Bangka Barat Fair 2013 (BBF 2013) dimana pengunjung terlihat membludak dan berjubel untuk menyaksikan acara pembukaan. Disamping itu juga ada yang sengaja datang hanya untuk melihat-lihat stand-stand pameran yang ada di BBF 2013.

Tabuhan beduk berulang-ulang oleh Sekda Bangka Barat (Babar), Ramli Ngad Jum serta pesta kembang api menandai pembukaan kegiatan Pameran Pembangunan Kabupaten Bangka Barat (Bangka Barat Fair 2013) yang berlangsung di alun-alun komplek perkantoran Pemkab Bangka Barat. Kemudian adaa juga pesta kembang api yang sangat dinanti-nanti oleh warga dan semua yang hadir di alun-alun tersebut.

Pameran Pembangunan Babar Resmi Dibuka
Sekda Ramli Ngad Jum mewakili Bupati Bangka Barat, Zuhri M Syazali didampingi Wakil Ketua DPRD Bangka, Hendra Kurniady menabuh beduk diikuti dengan bunyi sirena meramaikan pekan pameran.
Bupati Tutup Bangka Barat Fair 2013
Ketua Pameran Pembangunan Kabupaten Bangka Barat 2013, Zumrowi Ahyar, dalam sambutannya mengatakan, sejumlah acara sudah dipersiapkan untuk meramaikan kegiatan pameran dimulai 3 Oktober hingga 7 Oktober. Diantaranya, pertunjukan kesenian, festival musik, lomba kicau burung termasuk tarik tambang.
"Pameran kedepan kita harapkan akan lebih besar bertepatan dengan Bangka Barat sebagai tuan rumah MTQ tingkat provinsi," kata Zumrowi.
Sementara, Sekda Bangka Barat, Ramli Ngad Jum, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan pameran pembangunan sangat strategis dan penting dalam untuk penyebaran informasi dan juga promosi kepada masyarakat baik oleh instansi pemerintah maupun kalangan swasta. "Kita berharap pameran dapat berjalan baik dan mendapat respons dari masyarakat," ucapnya.



Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Barat juga ikut berpartisipasi di BBF 2013 ini. Persiapan jauh-jauh hari telah dipersiapkan dan lakukan oleh pegawai DKP. stand kami menyediakan dan memfasilitasi bagi para nelayan, petani ikan maupun masyarakat umum yang membutuhkan informasi mengenai budidaya perikanan maupun yang lainnya yang ada hubungannya dengan Kelautan dan Perikanan.


Di stan DKP juga menjual aneka ikan dan hasil laut baik dalam kondisi segar maupun yang sudah di freezer. Alhamdulillah animo masyarakat juga tinggi. Ikan-ikan banyak yang laku terjual, ada ikan nila, patin, louhan, mas koki, koi, lele, maupun udang, daging ikan giling, dsb.




Alhamdulillah ternyata pengorbanan, usaha dan semua yang telah dilakukan oleh DKP tidak sia-sia. Stand DKP mendapat Juara I sebagai Stand yang terbaik. Selamat untuk Dinas Kelautan dan Perikanan...semoga semakin semangat dalam tugas, berkarya dan mengabdi untuk masyarakat Bangka Barat khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Dan semoga di tahun mendatang acara Bangka Barat Fair lebih semarak, seru, ramai dan diminati oleh seluruh lapisan masyarakat Bangka Barat khususnya dan khalayak ramai lainnya pada umumnya.
Salam Perikanan ^_^