Kamis, 15 Mei 2014

DKP Ikuti Bangka Barat Fair 2014

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menggelar pameran pembangunan atau Bangka Barat Fair 2014 yang diproyeksikan mampu menjadi ajang promosi berbagai potensi yang dimiliki daerah, terutama di wilayah Kabupaten Bangka Barat. Pameran dimulai hari Minggu malam tanggal 11 Mei 2014 dan berakhir pada Kamis malam tanggal 15 Mei 2014.



Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Stand DKP menyediakan informasi mengenai potensi Kelautan dan Perikanan di wilayah Kabupaten Bangka Barat, serta adanya UKM Perikanan yang menjual hasil dari kelautan dan perikanan seperti: udang, ikan segar, ikan olahan, cumi-cumi, kerang, lokan, hasil kerajinan dan sebagainya.



Selain itu Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Barat juga mengadakan Lomba Foto dengan tema "Potret Kehidupan Nelayan". Ada juga Lomba Mewarnai bagi anak tingkat TK. Lomba mewarnai ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014. Pada hari Rabu ini juga dilaksanakan lomba menggambar untuk tingkat SMU/SMK Se-Bangka Barat dan Lomba memasak serba ikan.


lomba mewarnai

lomba menggmbar tingkat SMU/SMK
lomba memasak serba ikan


Dengan adanya "Bangka Barat Fair 2014" diharapkan berbagai potensi daerah bisa tergambarkan/terekspos, diketahui dan mampu dipahami yang kemudian akan menjadi inspirasi sehingga dikembangkan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraannya.


stand stand di BBF 2014


Pameran Pembangunan atau "Bangka Barat Fair 2014" (BBF 2014) digelar/ dibuka dua hari sebelum pembukaan Musabaqah Tillawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Babel di Masjid Agung Muntok yang terletak di kompleks perkantoran Pemkab Bangka Barat. Sedangkan pembukaan MTQ tingkat Provinsi Babel dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2014, diharapkan para peserta dan pengunjung dari luar daerah juga bisa melihat potensi dan hasil pembangunan daerah yang disajikan melaui pameran pembangunan yang digelar tidak jauh dari kompleks Masjid Agung Muntok.


masjid agung Muntok

lokasi yang berdekatan dilangsungkannya dua kegiatan besar itu diharapkan mampu mempromosikan potensi dan berbagai produk usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkembang agar lebih dikenal luas sehingga ke depan bisa ikut berperan dalam menunjang ekonomi daerah.

Melalui BBF 2014 disajikan berbagai potensi yang dimiliki di Kabupaten Bangka Barat mulai dari potensi pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan kelautan, pariwisata maupun wisata kulinernya. sejumlah UKM yang mengolah potensi unggulan, seperti pengolahan hasil laut, hasil perkebunan, pertanian, pertambangan, kerajinan juga ikut berpartisipasi di BBF 2014.

Semoga ke depannya Kabupaten Bangka Barat lebih bisa dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan akan ada produk-produk unggulan dan potensi yang muncul dan menjadi kebanggaan dari daerah Kabupaten Bangka Barat.

salam perikanan ^_^

sumber: foto dari koleksi pribadi

Selasa, 06 Mei 2014

100 Negara Hadiri Konferensi Terumbu karang Global

Pertemuan global pertama di dunia terkait pengelolaan terumbu karang,  yaitu World Coral Reef Conference (WCRC) 2014 akan dihadiri setidaknya 200 peserta dari 100 negara yang mewakili unsur pemerintah, organisasi regional dan internasional, NGO, serta para ilmuwan dan akademisi. Presiden Republik Indonesia diagendakan akan membuka konferensi tersebut pada tanggal 16 Mei 2014 di Grand Kawanua International City (GKIC) Manado. Penyelenggaraan konferensi ini merupakan respon atas rusaknya terumbu karang secara global, yang menarik perhatian para pemimpin dunia untuk berperan serta dalam penanganannya. Demikian disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo selaku Pengarah Panitia Nasional WCRC 2014 di Jakarta, Selasa (6/5).


Menurut Sharif, penyelenggaraan WCRC akan menghasilkan Komunike Manado (Manado Comunique) berupa kesepakatan untuk menuju pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan. Selain itu diharapkan dapat menghasilkan suatu rencana aksi negara pantai dalam penyelamatan ekosistem terumbu karang, serta langkah-langkah aksi menuju konvensi pengelolaan terumbu karang berkelanjutan. “Acara ini akan diselenggarakan melalui koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah yang dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap kondisi terumbu karang dunia yang semakin terdegradasi”, jelas Sharif.


Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) Sudirman Saad selaku Ketua Pelaksana Panitia Nasional WCRC tahun 2014 menjelaskan bahwa WCRC ini diselenggarakan dengan beberapa tujuan.  Pertama, untuk merumuskan upaya-upaya pemerintah dalam mengelola terumbu karang dunia secara berkelanjutan. Kedua, sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang lokal. 


Kemudian, untuk mengkaji kondisi terumbu karang dunia dan kaitannya dengan peran laut dalam perubahan iklim global serta pengelolaannya yang terkini dan dampaknya bagi kelangsungan usaha perikanan. Keempat, menghimpun dan merumuskan nilai-nilai kebersamaan, menyamakan persepsi dan tujuan dalam pelestarian dan pemeliharaan ekosistem terumbu karang oleh masyarakat. “Konferensi ini juga bertujuan untuk menginventarisasi, kompilasi, sinkronisasi dan menetapkan kebijakan serta tindakan nyata dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya terumbu karang”, jelas Sudirman.


Sudirman menambahkan, sebagai rangkaian acara WCRC, diselenggarakan pula International Blue Carbon Symposium (IBCS), World Ocean Business Forum (WOBF), serta Extra Ordinary Senior Official Meeting (SOM) CTI-CFF dan CTI – CFF Ministerial Meeting (MM). IBCS bertujuan untuk menjembatani pertemuan antara peneliti dan pemangku kebijakan perihal blue carbon dalam lingkup coral triangle region. WOBF bertujuan untuk mempromosikan potensi dan peluang bisnis serta investasi kelautan dan perikanan Indonesia di forum Internasional, serta tukar informasi pengelolaan bisnis yang ramah terhadap lingkungan pesisir dan laut. “SedangkanSOM dan MM CTI-CFF merupakan agenda kegiatan dari Prakarsa Segitiga Karang (Coral Triangle Initiative/CTI)”, tambah Sudirman.

            Negara-negara di kawasan segitiga karang berinisiatif membentuk Coral Triangle Iniative on Coral Reef, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) pada tahun 2007 dan telah diselenggarakannya CTI-CFF Summit dan World Ocean Conference (WOC) pada tahun 2009 yang mana telah diupayakan kerjasama global dalam pengelolaan ekosistem terumbu karang berkelanjutan, termasuk di dalamnya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. “Para ilmuwan dalam Coral Reef Symposiumpada tahun 2012 menyatakan bahwa terumbu karang telah mengalami penurunan kondisi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. “Peran ekologi, ekonomi dan sosial terumbu karang telah terancam terutama akibat aktivitas manusia  yang mengakibatkan sedimentasi dan polusi, pengrusakan habitat, serta overfishing. Salah satu rekomendai pertemuan tersebut yaitu menghimbau pemerintah agar berbuat sesuatu terkait pengelolaan terumbu karang berkelanjutan”, tutup Sudirman.
sumber: kkp.go.id