Jumat, 11 Maret 2016

KKP Meluncurkan Program Kampanye Pride Untuk PAAP

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, serta RARE Indonesia meluncurkan Program Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP).

Letak Indonesia yang berada di pusat segitiga karang (coral triangle), menjadikan indonesia sebagai jantung dari jaringan ekosistem laut tropis Indo-pasifik dan merupakan hot spot global bagi keanekaragaman hayati laut. Oleh karena itu, Kementrian perikanan dan kelautan, kementrian lingkugan hidup dan kehutanan dan Rare berkomitmen untuk membuat terobosan dalam pengelolaan konservasi laut bersama masyarakat setempat sehingga mereka dapat ikut mengelola kawasan konservasi laut.

Program ini sesuai dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Indonesia pada dunia Internasional. Luas kawasan konservasi laut Indonesia sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 17,3 juta hektare dan akan mencapai 20 juta hektare pada tahun 2020. Kawasan konservasi dikelola dan dimanfaatkan melalui sistem zonasi sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi nelayan kecil, masyarakat adat setempat dan masyarakat sekitar kawasan konservasi.

Dalam hal ini, PAAP juga merespon kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan, termasuk pemanfaatan secara bertanggung jawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi.

Keberlanjutan dan kelestarian kawasan konservasi laut tidak akan berlangsung tanpa adanya keikutsertaan nelayan kecil dan masyarakat di sekitar kawasan untuk ikut menjaganya. Melalui Program Kampanye Pride bagi PAAP menjadikan kawasan konservasi laut bermanfaat secara langsung bagi nelayan kecil.

Program KKP ini diproyeksikan bisa merespons kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan. Program PAAP merespon kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan, termasuk pemanfaatan secara bertanggung jawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi.

Nelayan kecil beroperasi di pesisir pantai dengan peralatan tangkap yang seadanya dan harus bersaing dengan Nelayan besar atau swasta. Diharapkan, dengan adanya PAAP bisa semakin meningkatkan nilai tambah melalui sistem Zonasi dari kawasan konservasi laut. Oleh karena itu, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Rare Indonesia optimis bahwa terobosan ini akan membawa dampak positif bagi pengelolaan kawasan konservasi laut dan keberlanjutan sumberdaya perikanan Indonesia.


Pada 17 Februari 2016, program ini diluncurkan secara nasional di Jakarta. Program ini mengembangkan kapasitas 15 lembaga mitra pelaksana lokal yang memangku 15 kawasan konservasi dari Sabang hingga Kaimana untuk periode 2014−2017. Salah satunya ialah Balai TN Wakatobi. Nantinya, 15 kawasan ini akan menjadi model pengelolaan perikanan di Indonesia, sehingga ke depannya dapat direplikasi di daerah lain.

PAAP merupakan inovasi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Kampanye Pride bagi perikanan berkelanjutan di Pulau Tomia, TN Wakatobi periode 2012–2014 telah membuktikan hasil nyata. Data monitoring biofisik oleh BTN Wakatobi menunjukkan peningkatan jumlah ikan Kakap Merah dari 71 individu per kelompok pada tahun 2012 menjadi 109 individu per kelompok pada tahun 2014. 

Sebelumnya, terdapat kampanye Pride yang dilaksanakn di Teluk Mayalibit, Raja Ampat, berhasil meningkatkan jumlah tangkapan perhari ikan kembung, yang semula berjumlah 1,64 kg menjadi 4,9 kg. Selain Raja Ampat, Balai Taman Nasional Karimun Jawa, sudah mengadopsi layanan hotline untuk sistem penegak hukum sehingga masyarakat sudah dapat melaporkan pelanggaran di zona inti melalui telepon dan SMS untuk segera ditindaklanjuti oleh Tim Patroli. Menurut kepala desa Nyamuk, Pak Sudarto dengan diadakan program semacam ini sudah memberikan dampak positif bagi para masyarakat di wilayah karimun Jawa khususnya dalam penghasilan mereka. Program ini juga bagus untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada.

Rare sudah membantu sebanyak 15 kepulauan di Indonesia dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan sebelumnya melakukan kampanye perubahan perilaku masyarakat untuk membuat masyarakat lebih aware dengan sistem zonasi , sehingga masyarakat sudah menghindari beberapa lokasi yang bukan wilayah tangkapan. Dan sebanyak 18% masyarakat menanggapi positif program ini. Rare memang tidak menyediakan tenaga langsung di lapangan namun Rare secara aktif mendidik beberapa masyarakat yang aktif di dalam wilayah konservasi dan kemudian dibagikan langsung dengan masyarakat lainnya.

Rare dan mitra melalui kampanye Pride mempromosikan perubahan perilaku pada pengguna sumberdaya, pemangku kepentingan, pelaku pasar dan pembuat kebijakan di kawasan untuk memperoleh komitmen serta aksi nyata terkait pengelolaan berkelanjutan dari kawasan konservasi dan sumberdayanya. Melalui Kampanye Pride PAAP ini, para nelayan kecil menjadi jawaban dari tantangan saat ini melalui kapasitas pengorganisasian kelompok, pemahaman konservasi dan pengelolaan perikanan sehingga senantiasa patuh pada peruntukan zonasi di dalam setiap kawasan konservasi dan pada saat yang sama mampu mengelola akses area perikanan secara bertanggung jawab.
Kawasan Implementasi Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (periode 2014 – 2017) :
  1. Perairan Teluk Kolono (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Selatan).
  2. Daerah Perlindungan Laut Liya Togo, Liya Mawi, Liya Bahari (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi)
  3. Taman Nasional Wakatobi (mitra: Balai Taman Nasional Wakatobi)
  4. Taman Nasional Bunaken (mitra: Balai Taman Nasional Bunaken)
  5. Taman Nasional Taka Bonerate (mitra: Balai Taman Nasional Taka Bonerate)
  6. Perairan Teluk Bumbang (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah dan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok
  7. Taman Wisata Perairan Gili Matra (mitra: Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Kupang)
  8. Taman Wisata Perairan Laut Banda ((mitra: Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Kupang)
  9. Kawasan Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh, Kota Sabang (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang)
  10. Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas (mitra: Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Pekanbaru
  11. Taman Nasional Kepulauan Seribu (mitra: Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu)
  12. KKPD Kaimana (mitra: Conservation International Indonesia)
Kawasan Prototipe Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (periode 2014 – 2016) :
  1. Perairan di bawah pengelolaan Kabupaten Demak (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak)
  2. Taman Nasional Karimunjawa (Mitra: Balai Taman Nasional Karimunjawa)
  3. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Teluk Mayalibit, Raja Ampat (Mitra: Conservation International dan BLUD KKPD Raja Ampat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar