Minggu, 06 Maret 2016

Cara Membuat Kolam Ikan

Selain nutrisi pakan dan bibit ikan, keberhasilan budidaya ikan juga sangat dipengaruhi oleh konstruksi kolam ikan tempat ikan dibudidayakan. Pembuatan kolam ikan dengan kaidah yang benar mampu menciptakan iklam kondusif bagi kelangsungan hidup ikan budidaya. Bahkan di negara dengan sektor perikanan maju seperti di Thailand, konstuksi kolam yang benar menjadi faktor keberhasilan budidaya ikan.

TEKNIK PEMBUATAN KOLAM IKAN

Pembuatan kolam ikan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pembuatan kolam ikan permanen, semipermanen, dan non-permanen.

Pada pembuatan kolan ikan secara permanen (kolam semen), proses pembuatannya dilakukan dengan menggali tanah seluas yang diperlukan, kemudian dasar dan tepi kolam buat dinding permanen. Pada proses ini membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti kapur atau gamping, pasir,batu, serta semen atau PC (portland cement). Pembuatan dengan cara ini membutuhkan biaya yang lebih besar daripada pembuatan kolam ikan nonpermanen, akan tetapi dilihat dari manfaat jangka panjang, pembuatan kolam ikan secara permanen lebih efisien karena biaya perawatannya menjadi lebih sedikit untuk budidaya ikan selanjutnya.

Pembuatan kolam ikan semipermanen merupakan pembuatan kolam ikan dilakukan dengan menggali tanah seluas yang diperlukan, kemudian menutup semua dinding kolam menggunakan terpal atau mulsa PHP (mulsa plastik hitam perak).

Sedangkan pembuatan kolam ikan nonpermanen merupakan pembuatan kolam ikan yang beralaskan tanah, pada proses pembuatannya cukup dengan menggali tanah seluas yang diperlukan.

BAHAN PEMBUATAN KOLAM IKAN

  1. Anyaman terbuat dari kawat atau anyaman bambu untuk saringan air, baik di pintu masuk maupun pintu pembuangan.
  2. Pada kolam permanen membutuhkan batu, semen (PC), pasir, kapur. Penggunaan kapur sebenarnya mengurangi kekuatan dinding kolam ikan, akan tetapi juga diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan lumut pada dinding kolam sehingga membantu nutrisi yang dibutuhkan ikan.
  3. Papan kayu untuk pintu air model monik.
  4. Peralon atau pipa PVC yang digunakan untuk membuat pintu masuk dan pintu keluarnya air. Dapat juga menggunakan bambu yang dilubangi bagian dalamnya pada pertemuan dua ruas sehingga air dapat mengalir.
  5. Bilah bambu untuk tiang pancang (patok) benang pemandu, pembatas bentuk, dan ukuran setiap bagian kolam.
  6. Benang sebagai pemandu ukuran dan bentuk bagian-bagian kolam.
  7. Pensil dan alat tulis lain untuk membuat gambar sket, dan mencatat ukuran-ukuran serta ketentuan lain yang diperlukan.

ALAT PEMBUATAN KOLAM IKAN

Secara umum peralatan yang digunakan dalam membuat kolam ikan permanen adalah peralatan tukang bangunan seperti cangkul, cetok, dan penggosok dinding (lepan) dan lain-lain. Pada pembuatan kolam ikan semipermanen, membutuhkan paku pasak yang terbuat dari bambu untuk memasak mulsa PHP pada dinding tanah.
  1. Cangkul. Cangkul ini digunakan untuk menggali tanah, melumatkan dan mencampur tanah atau material pada pembuatan kolam ikan permanen.
  2. Linggis. Linggis diperlukan untuk menggali tanah keras (wadas).
  3. Lempak. Lempak diperlukan untuk merapikan dinding kolam ikan.
  4. Selang plastik, digunakan untuk mengukur kemiringan kolam dan bagian-bagian lain.
  5. Martel atau palu. Martel atau palu digunakan untuk menancapkan patok, memasang pasak bambu pada pembuatan kolam semipermanen.
  6. Saringan pasir dari kawat. Saringan kawat digunakan untuk menyaring pasir.
  7. Cetok. Cetok digunakan untuk menembok dan memoles adonan material pada pembuatan kolam permanen.
  8. Penggosok (lepan). Penggosok (lepan) digunakan untuk memoles lapisan semen dan kapur.
  9. Meteran atau teodolith. Meteran atau teodolith digunakan untuk mengukur baik panjang, lebar maupun tinggi kolam yang akan dibuat.

CARA PEMBUATAN KOLAM IKAN

Tentukan lokasi pembuatan kolam ikan, kemudian ukur luas lahan yang akan dibuat kolam, kemiringan lahan, serta batas-batas pembuatan kolam ikan. Buatlah skesta gambar dan skema atau gambar konstruksi kolam ikan yang akan dibuat. Setelah itu kemudian lakukan penggalian tanah dan pembuatan tanggul (pematang). Setelah selesai melakukan penggalian, langkah selanjutnya adalah pembuatan caren dan melakukan pemasangan perlengkapan kolam seperti saringan air, pemasangan pintu air baik pintu masuk maupun pintu keluar.

1. Menentukan Lokasi Kolam Ikan

Sebelum melakukan pembuatan kolam ikan, perlu diperhatikan lokasi yang akan dibuat kolam. Hal ini penting untuk mengetahui jenis tanah, menentukan pusat pengambilan air pada pintu masuk, serta pembuangan air. Tanah yang baik untuk pembuatan kolam ikan adalah tanah berstruktur liat berpasir. Cara mengetahui jenis tanah pasir, liat, atau gembur secara sederhana dapat dilakukan dengan mengambil lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan bawah, kemudian masing-masing ditambahakan air sampai kondisi tanah menjadi jenuh (lembek). Setelah tanah menjadi lembek, kemudian ambil dan kepal, tekan kuat-kuat. Jika di telapak tangan meninggalkan sedikit pasir berarti tanah tersebut merupakan tanah jenis liat atau gembur. Sedangkan jika di telapak tangan meninggalkan banyak pasir berarti tanah tersebut merupakan jenis tanah pasir. 

2. Pengukuran Lokasi Kolam Ikan

Pengukuran luas lahan yang akan digunakan untuk budidaya ikan dapat dilakukan menggunakan meteran biasa atau menggunakan teodolith. 
Kemiringan tanah diukur menggunakan selang plastik (water pass) dengan cara menarik salah satu ujung selang ke bagian tepi batas kemudian direntangkan sampai ke sisi yang lain yang akan diukur kemiringan tanahnya. Cara pengukuran ini dilakukan oleh dua orang untuk mempermudah pekerjaan. Permukaan air pada kedua ujung selang menjadi batas tingkat kerataan tanah. Ukur permukaan air dari permukaan tanah pada kedua ujung selang. Selisih jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada satu sisi dengan jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada sisi yang lain adalah tingkat kemiringan lahan. Lakukan sampai berapa kali di tempat lain untuk diambil rata-ratanya, kemudian dijumlahkan dan dibagi jumlah titik pengukuran .

3. Pengamatan Lokasi Kolam Ikan

Pengamatan lokasi pembuatan kolam ikan diperlukan untuk mempermudah pembuatan sketsa konstruksi kolam ikan serta mempermudah pekerjaan pembuatan. Hal-hal yang perlu dilakukan pada pengamatan lokasi pembuatan kolam ini diantaranya adalah pengamatan terhadap jenis tanaman yang ada, bebatuan, saluran irigasi. Tanaman yang ada di sekitar lokasi lahan perlu diamati untuk menentukan apakah mau dipertahankan atau ditebang dengan melihat aspek nila manfaatnya terhadap kolam ikan di kemudian hari. Saluran irigasi sangat penting pada pembuatan kolam ikan, karena menentukan pembuatan pintu masuk air sekaligus pintu keluanya.

4. Pembuatan Sketsa Lokasi Kolam Ikan

Setelah melakukan beberapa langkah seperti di atas, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa gambar sebelum melakukan pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan pembuatan konstruksi. Hal-hal yang dijumpai di lapangan ketika melakukan pengamatan dituangkan dalam gambar sketsa.

5. Pembuatan Gambar Skema Konstruksi Kolam Ikan

Langkah selanjutnya adalah pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan disesuaikan dengan ukuran dan luas lahan yang tersedia. Pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan harus lengkap dan detail, setiap bagian dalam gambar juga dibuatkan gambar tersendiri untuk memperjelas saat pembuatan kolam ikan. Contoh gambar skema konstruksi cara membuat kolam ikan dapat dilihat di bawah ini :

kolam ikan

Pembuatan gambar konstruksi pintu air kolam ikan, meliputi:

  1. Pembuatan gambar pintu masuk air.
  2. Pembuatan gambar pintu pembuangan atau pintu keluar air.

    kolam ikan
  3. Pintu pembuangan atau pintu keluar air model monik.

    kolam ikan
  4. Pintu pembuangan atau pintu keluar air dari bambu atau pipa PVC siku atau model “L”.

    kolam ikan

6. Penggalian Tanah dan Pembuatan Pematang atau Tanggul Kolam Ikan

Pekerjaan selanjutnya adalah melakukan penggalian terhadap tanah menggunakan peralatan seperti cangkul, linggis dan lempak untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan. Penggalian tanah dengan memperhatikan skema gambar konstruksi kolam ikan yang sudah dibuat sebelumnya. Tanggul kolam atau pematang kolam harus kuat agar tanah tidak mudah longsor karena tanggul kolam atau pematang kolam ini tidak hanya menampung air tetapi juga menahan tekanan air terutama saat hujan deras.

Pada pembuatan kolam tradisional (nonpermanen), pembuatan pematang kolam atau tanggul kolam dengan cara memadatkan tanah galian. Agar tanggul kolam lebih kuat, pembuatan tanggul jangan sekali jadi, harus dilakukan secara bertahap. Dalam pembuatan tanggul kolam ini, faktor tanah mempengaruhi tingkat kepadatan. Kekuatan tanggul kolam atau pematang selain dipengaruhi oleh jenis tanah juga oleh lebar sempitnya ukuran tanggul. Semakin lebar ukuran tanggul akan semakin kuat meskipun dari sudut efisiensi penggunaan lahan kurang efisien. 

Tanggul pembuatan kolam ikan semipermanen sama seperti pada pembuatan kolam nonpermanen hanya saja permukaan dan bagian dinding kolam ditutup menggunakan mulsa PHP (mulsa palstik hitam perak). Penutupan mulsa PHP dilakukan sampai pada dasar dinding kolam kemudian permukaan dasarnya ditutup lagi menggunakan tanah. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kebocoran akibat lubang tikus, kepiting dan hama pengganggu lainnya. Sedangkan pada tanggul kolam secara permanen selain lebih kuat juga aman dari kebocoran atau rembesan akibat hama sawah karena pada kolam permanen terbuat dari dinding semen. Pembuatan Tanggul kolam atau pematang kolam secara permanen sebetulnya lebih kuat, tetapi memerlukan biaya lebih banyak. 

Beberapa contoh pembuatan tanggul kolam ikan :

a. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Datar

Pada contoh ini, tanggul kolam ikan dibuat dengan cara membuat timbunan tanah yang diambil dari masing-masing sisi dasar kolam. Tanah dasar kolam dicangkul secara merata, dan cangkulan tanah tersebut digunakan sebagai timbunan tanggul pada masing-masing sisi dengan pembagian yang merata.

b. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Agak Miring

Pada contoh ini, tanggul dibangun dengan lapisan tanah permukaan dengan cara penimbunan dari setiap sisi lahan. Sisi lahan yang lebih rendah memperoleh timbunan tanah lebih banyak dibanding sisi lahan yang lebih tinggi. Misalnya, dua bagian dari tanah yang akan dijadikan kolam diangkat dan diletakkan pada sisi lahan yang lebih rendah, sedangkan satu bagiannya diangkat dan diletakkan pada sisi lahan yang lebih tinggi.

c. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Miring

Pada contoh ini, tanggul kolam ikan dibuat dengan cara mencangkul salah satu sisi bagian dasar kolam ikan yang permukaannya lebih rendah. Kemudian tanah galian tersebut digunakan sebagai timbunan tanah yang berfungsi sebagai tanggul pada sisi kolam tersebut. Sedangkan sisi kolam yang memiliki permukaan lebih tinggi dengan sendirinya akan membentuk dinding kolam, setelah dasar kolam digali.


Membuat Sumbatan Pada Pembuatan Kolam Ikan

Sumbatan berfungsi untuk memperkuat tanggul kolam ikan agar tidak mudah terjadi kebocoran. Sumbatan dibuat dari tanah liat berpasir yang dilumatkan. Waktu pembuatan sumbatan ini bersamaan dengan pembuatan tanggul kolam ikan. Beberapa petani kadang-kadang membuat sumbatan ini setelah tanggul selesai dibangun. Cara membuat sumbatan tanggul kolam dilakukan dengan terlebih dahulu menggali lokasi atau tempat tanggul akan dibangun. Kedalaman galian tanah tersebut kurang lebih 0,25 m dengan lebar disesuaikan lebar tanggul yang akan dibangun di atasnya. Pada lubang galian tersebut, masukkan lumatan tanah liat berpasir (jawa=jledrogan) setinggi 50 cm. Setelah timbunan jledrogan tersebut agak keras, kemudian di atasnya pada bagian tengah, dengan ketebalan kurang lebih sepertiga bagian dari rencana lebar tanggul, ditambahkan lagi lumatan atau jledrogan tersebut setinggi kira-kira sebatas permukaan air kolam yang telah direncanakan.

Teknis pembuatan taggul ini dibuat secara bertahap. Yaitu dengan terlebih dahulu membuat sumbatan bagian bawah setinggi 50 cm hingga selesai. Setelah sumbatan yang lebih awal dibuat agak mengering dan keras maka tambahan sumbatan tersebut, yang berupa lumatan tanah berpasir seperti pada lumatan di bawahnya, bisa ditambahkan. Jika lebar tanggul yang direncanakan adalah 90 cm, maka ketebalan sumbatan bagian bawah adalah 90 cm, dan ketebalan sumbatan bagian atas adalah 30 cm. Jika rencana ketinggian air dari dasar kolam adalah 60 cm, maka ketinggian sumbatan bagian atas adalah 35 cm.

Setelah pembuatan sumbatan mengering, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penimbunan pada kedua sisi sumbatan bagian atas hingga membentuk tanggul setengah jadi. Demikian pembuatan sumbatan tanggul kolam telah selesai, seperti tampak pada gambar di bawah.

kolam ikan

kolam ikan

Setelah pembuatan tanggul kolam ikan selesai, untuk memperkuat tanggul agar tidak mudah terkikis oleh air, maka pada bagian sisi dalam tanggul bisa dipasang penguat yang terbuat dari pasangan batu kali atau batu bata yang pasang menggunakan campuran atau adukan semen dan pasir. 

Jika merencanakan untuk membuat tanggul kolam ikan yang diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata, maka pembuatan sumbatan pada tanggul kolam ikan tidak perlu dibuat. Pemasangan penguat tanggul kolam dari pasangan batu kali atau batu bata ini sudah cukup kokoh, sehingga tanggu yang dibuat tidak perlu mengikuti aturan pembuatan tanggul seperti di atas. Bahkan begitu tanggul dipasang, tanpa menunggu tanah mengeras terlebih dahulu sudah bisa langsung dipasang pengguat pada sisi bagian dalamnya.

Dengan pemasangan penguat dinding kolam menggunakan tembok ini, maka tanggul tidak perlu dibuat miring. Lebar penguat tanggul atau dinding kolam juga harus disesuaikan dengan komposisi campuran semen (PC) dan pasir. Semakin banyak komposisi PC dalam campuran, maka dinding kolam semakin kuat, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan penguat ini juga cukup besar. Sebagai komposisi standar 

Tanggul tidak harus lebar di bagian bawah. Tebal atau lebar tanggul penguat tergantung pada komposisi campuran semen (PC) dan komponen lain. Semakin banyak semen PC yang digunakan semakin kuat, akan tetapi biayanya cukup besar. Patokan komposisi campuran material yang dapat digunakan sebagai referensi untuk membuat dinding kolam adalah 1 semen dan 5 pasir, dengan ketebalan dinding kolam ideal 50 cm.

Dasar dinding penguat tanggul sedalam 30 cm di bawah permukaan dasar kolam. Dinding penguat yang dibuat dari pecahan bata penataannya harus dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan yang menghadap ke kolam terlihat rata dan rapi.

Saat melakukan pemasangan pecahan batu atau batu bata, maka cara pemasangannya harus disusun sedikit sigsag saling berseberangan agar saling memperkuat posisi masing-masing pecahan batu atau batu bata. 

Untuk kolam yang potensi airnya terbatas atau minim, maka pembuatan dinding kolam sebaiknya diperkuat dengan dinding tembok, dengan semen dalam komposisi campuran yang digunakan untuk membuat dinding tembok. Selain itu, permukaan yang menghadap ke kolam juga perlu diplester sehingga bisa mengurangi perembesan air.

7. Pembuatan dan Pemasangan Perlengkapan Kolam Ikan

Pemasangan dan pembuatan pintu pengeluaran air atau saluran pembuangan dan pintu masuk air dilakukan bersamaan dengan pembuatan tangul. Sebelum tanggul kolam ikan selesai dibuat, pintu pemasukan dan saluran pembuangan, yang merupakan keatuan dari dinding kolam, harus mulai dikerjakan agar proses pembuatannya lebih efisien.

Untuk mengoptimalkan fungsinya dalam kegiatan pemeliharaan, kolam ikan perlu diberi pintu-pintu air. Disamping untuk memudahkan pemeliharaan, pintu air ini berfungsi untuk mengatur sirkulasi air di dalam kolam. Dilihat dari fungsinya, pintu air pada kolam ikan terdiri dari 2 macam, yitu pintu pemasukan dan pintu pembuangan atau saluran pembuangan. Standar teknis pembuatan kolam ikan yang ideal paling tidak memiliki satu pintu masuk air dan satu saluran pembuangan. Pintu masuk air berfungsi untuk mengatur besar kecilnya debit air yang masuk ke dalam kolam. Sementara itu, pintu pengeluaran atau saluran pembuangan berfungsi untuk mengatur ketinggian permukaan air kolam dan sebagai saluran untuk menguras air saat dilakukan pengeringan atau pemanenan.

Kolam ikan yang memiliki tanggul atau dinding kolam dari tanah dan tidak diperkuat dengan penguat dari pasangan batu atau batu bata, sebaiknya menggunakan pintu air yang terbuat dari PVC atau bambu, sehingga saat dilakukan perbaikan pada kolam, saluran air tersebut tidak terlalu mahal untuk diganti. Selain itu, teknik pemasangan pintu air dari PVC atau bambu ini boleh dibilang mudah. Untuk memasang pintu pemasukan air, PVC atau bambu tersebut cukup dengan membenamkan bagian tengahnya saja kedalam dinding kolam ikan. Kedua ujungnya dibiarkan terbuka, dengan posisi mendatar dan sejajar dengan permukaan saluran sumber air. Salah satu ujung PVC atau bambu tersebut mencuat di atas permukaan kolam.

Untuk pemasangan pintu pengeluaran atau saluran pembuangan pada kolam ikan tidak berbeda jauh dengan pemasangan pintu pemasukan air. Saluran pembuangan dibuat sebanyak dua buah. Saluran pembuangan pertama berfungsi sebagai saluran pengurasan air yang dipasang di bawah permukaan dasar kolam atau sejajar dengan permukaan caren. Saluran pembuangan kedua berfungsi sebagai pintu keluar air dan pengatur ketinggian permukaan kolam. Pemasangan saluran pembuangan kedua ini ditentukan berdasarkan rencana ketinggian permukaan air kolam. Cara kedua saluran pembuangan ini sama dengan pemasangan pada pintu pemasukan air, yaitu dengan membenamkan PVC atau bambu ke dalam tanggul atau dinding kolam.

Pintu pembuangan air dari pipa PVC dapat dibuat dua model. Model pertama dibuat seperti pintu air dari bambu, dan model kedua dipasang dengan posisi mendatar pada kolam. Ujung pipa yang satu mencuat di bagian dalam pematang tepat di dasar kolam dan ujung lainnya mencuat di luar tanggul. Ujung pipa PVC yang mencuat di luar tanggul disambung dengan pipa siku dan disambung lagi dengan potongan pipa PVC setinggi tanggul kolam. Bila dilihat secara utuh, model pintu pengeluaran ini tampak seperti huruf L. Keuntungan pintu air model ini adalah dapat diputar ke kiri atau ke kanan sehingga ujung luar pipa pengeluaran air ini posisinya dapat diatur tegak atau miring. Dengan mengatur kemiringan pipa pengeluaran air ini, kedalaman air kolam dapat diatur sesuai dengan yang dikehendaki.

Jumlah dan ukuran pintu pengeluaran air disesuaikan dengan kapasitas air masuk. Minimal jumlah dan ukuran pintu ini sama dengan jumlah pintu pemasukan. Biasanya kolam yang cukup luas mempunyai dua buah atau lebih pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Letak pintu air ini disesuaikan pula dengan bentuk kolam dan letak sumber air ataupun saluran pembuangan. Letak pintu pemasukan dan pembuangan air yang ideal adalah bersilangan. Bila pintu masuk terletak pada bagian depan sisi kanan, maka pintu pembuangannya berada di bagian belakang sisi kiri.

Pada kolam ikan yang dibuat dengan tanggul atau dinding kolam pemanen, pintu pemasukan dibuat dengan cara membuat cekungan atau dalam Bahasa Jawa coakan pada dinding kolam yang berada tepat pada saluran sumber air. Pada cekungan atau coakan tersebut diberi jeruji bersi yang dipasang secara berjajar ke samping atau ke atau. Jarak antar jeruji bersi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Untuk menghindari masuknya hama yang dapat menyerang ikan lele, pada sisi yang menghadap arah aliran air masuk dipasang saringan dengan kerapatan sesuai kebutuhan. Pemasangan saringan dan jeruji besi ini juga berfungsi sebagai penahan sampah atau kotoran yang masuk ke dalam kolam.

Jeruji besi dapat diganti dengan kawat yang dianyam dan diberi bingkai bambu sebagai saringan. Pemasangan saringan pada pintu ini harus diberi patok pada sisi dalam cekungan agar cukup kuat menahan aliran air atau sampah yang terangkut. Patok ini dipasang pada sisi tegak dan masing-masing dipasang minimal 2 patok berseberangan. Pada cekungan ini dapat pula dibuat cekungan lagi dengan posisi membujur searah dengan posisi tanggul untuk menancapkan saringan air.

Model pintu air lain yang juga cukup dikenal di masyarakat adalah pintu air sistem monik. Pintu air yang dibuat dengan sistem monik ini dapat diaplikasikan untuk pintu pemasukan dan pintu pembuangan. Selain dapat mempermudah kegiatan pengurasan, pintu air sistem monik ini pun memiliki fungsi yang sangat besar, terutama untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam kondisi yang baik.

Pintu air model ini dibuat secara permanen dari pasangan batu Bata, dan bangunan utamanya dibuat mirip dengan pintu pemasukan pada tanggul permanen. Bedanya pada pintu model monik adalah celah penyekat dibuat lebih dari satu, yang berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Dengan cara ini, aliran air yang masuk maupun yang keluar dapat diatur. Demikian Pula ketika pengurasan kolam untuk panen tidak perlu merusak pintu air, tetapi cukup dengan melepas papan-papan penyekatnya saja. Untuk mengeluarkan sampah pun cukup dengan membuka salah satu potongan papan penyekat paling atas, sehingga tidak perlu masuk ke dalam kolam.

Membuat pintu monik pada tanggul tanah maupun permanen tidak berbeda. Pintu air ini berdiri tegak dari dasar kolam sampai permukaan tanggul. 

Saringan pada pintu air model monik dipasang di bagian bawah pelapis kayu pada sekat sisi dalam atau bagian atas pelapis kayu sisi luar. Untuk mempermudah pengambilan sampah yang mengotori kolam dan menyumbat aliran air, sebaiknya saringan dipasang pada bagian atas dari pintu air yang berada di sisi luar. Berbeda dengan pemasangan saringan pada pintu air dari bambu atau pipa PVC, saringannya dipasang pada bagian depan sesuai dengan arah aliran air.

Perangkat lain yang harus tersedia pada kolam ikan adalah caren atau kemalir. Caren adalah saluran atau parit yang dibuat di dasar kolam dengan cara menggali tanah pada dasar kolam dengan ukuran dan bentuk yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuk konstruksi kolam. Dalam konstruksi kolam, caren memiliki fungsi untuk mempermudah pemanenan atau penangkapan ikan pada saat melakukan kegiatan panen. Selain itu, tidak kalah pentingnya bahwa keberadaan caren ini sekaligus sebagai tempat penimbunan endapan lumpur dan sisa-sisa pakan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam ikan. Kebanyakan petani belum memahami fungsi teknis dari keberadaan caren ini sehingga mereka membuat caren atau kemalir ini secara sembarangan. Bahkan para ahli perikanan pun kebanyakan beranggapan bahwa pembuatan caren ini hanya berfungsi untuk mempermudah penangkapan ikan saat dilakukan kegiatan panen.

Dari segi teknis, dalam konstruksi kolam ikan caren merupakan saluran yang berperan sebagai penyambung fungsi pintu masuk air dengan saluran pembuangan. Salah satu ujung parit berfungsi sebagai muara pintu masuk air dan ujung lainnya bermuara ke pintu pembuangan. Agar pembuatan caren tidak mengalami kesulitan saat dikerjakan di lahan, sebelumnya perlu dibuatkan gambar konstruksi kolam terlebih dahulu. Bagaimana stuktur pintu masuk air dan bagaimana arah dan bentuk caren yang akan dibuat. 

Untuk kolam ikan yang memiliki pintu pemasukan air lebih dari satu buah, maka jumlah caren yang dibutuhkan juga sama dengan jumlah pintu air tersebut. Caren dibuat dengan arah menyesuaikan keberadaan pintu air pada kolam ikan. Sementara itu, ukuran caren menyesuaikan ukuran kolam, kurang lebih 10% dari luas kolam. Berikut ini beberapa gambaran mengenai ukuran caren pada kolam ikan.

  • Untuk luas kolam 100 m², maka luas caren yang ideal adalah 5 m²
  • Untuk luas kolam1.000 m², maka luas caren yang ideal adalah 50 m²
  • Untuk luas kolam 10.000 m², maka luas caren yang ideal adalah 1.000 m²
Sumber: uternak.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar