Tak selamanya pembudidaya ikan lele berhasil mengembangkan budidayanya tanpa kematian mendadak atau bencana alam. Kematian mendadak ikan lele bisa karena telah terinfeksi bakteri Aeromonas sp.
Bakteri jenis ini merupakan salah satu penyebab penyakit yang berbahaya pada usaha budidaya ikan air tawar. Bakteri tersebut menyerang ikan mas dan ikan lele yang merupakan komoditas unggulan air tawar dan dapat menginfeksi ikan pada semua ukuran sehingga bisa menyebabkan kematian hingga mencapai 80%.
Usaha yang dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit biasanya dengan menggunakan antibiotik sintetis seperti tetracycline. Pemberian bahan kimia ini memang dapat mencegah maupun mengobati penyakit pada ikan bila digunakan dengan dosis yang tepat, akan tetapi bila digunakan tidak terkontrol maka dapat menimbulkan beberapa efek negatif.
Sejauh ini ada alternatif cara pengobatan alami untuk penanggulangan penyakit Aeromonas hydrophila pada ikan lele, yakni dengan menggunakan daun meniran (Phylanthus urinaria) dan bawang putih (Allium sativum).
Kreativitas menemukan biofarmaka (obat-obatan dari bahan alami) untuk ikan tak hanya berhenti sampai di situ. dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dinamella Wahjuningrum belakangan mencoba mengembangkan dari tumbuhan yang mudah diperoleh yakni tanaman kipahit.
"Kipahit atau bunga matahari Meksiko merupakan jenis tanaman dengan bunga berwarna kuning keemasan mempesona yang ke luar pada akhir musim penghujan. Tampilan bunganya sangat mirip dengan bunga matahari," kata Dinamela di Bogor beberapa waktu lalu.
Di daerah, tanaman ini memiliki julukan lokal semisal paitan di daerah Jawa (paitan dari asal kata pait atau pahit). Tanaman ini dapat bersifat semusim maupun tahunan dengan ketinggian 2–3 m (6.6–9.8 ft), jarang dibudidayakan secara sengaja sehingga sering dikategorikan sebagai gulma paitan.
Respon ikan lele yang terinfeksi terhadap obat alami inipun sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan kelangsungan hidup ikan lele yang mencapai 95,83% dibandingkan ikan yang tidak mendapatkan ekstrak kipahit.
Menurut Dinamella, ikan yang diberi ekstrak kipahit mendapatkan kelangsungan hidup yang lebih tinggi karena ekstraknya sendiri mampu memperbaiki metabolisme tubuh ikan sekaligus memperkuat sistem imun.
Ekstrak daun kipahit pun sudah pernah diujicobakan terhadap penyakit Mycobacterium pada ikan gurame dengan metode perendaman oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Dan hasilnya diperoleh, ekstrak daunnya efektif untuk mengobati dengan cara direndam selama 3 jam dalam level konsentrasi 10.000 mg/l.
Berikut ini beberapa langkah pembuatan ekstrak kipahit :
1. Ambil tanaman kipahit beserta daunnya secukupnya, keringkan kemudian diblender. Hasil blenderan ini kemudian direbus dengan suhu 90°C selama 30 menit saja. Dan disaring menggunakan lap saring.
2. Ambillah 4% dari ekstrak kipahit ini dan tambahkan putih telur. Campurkan dengan merata. Kemudian diangin-angin saja. Hasilnya bisa langsung diberikan begitu kering sebagai pakan ikan yang sakit.
3. Untuk pemeliharaan kesehatan, pembudidaya bisa mencampurkannya dalam pakan dengan formulasi 0,4 mg/gr pakan atau dengan kata lain 0,4 mg kipahit dicampurkan dengan 1 gram pakan.
sumber: jitunews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar