Sabtu, 06 April 2013

Budidaya Ikan Sistem Organik

tulisan saya di bawah ini juga telah dimuat di Opini Bangka Pos Hari Senin, tanggal 25 Maret 2013:


Sektor perikanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh perikanan laut, meskipun tidak menutup kemungkinan akan berkembangnya sektor perikanan di bidang budidaya air tawar. Hal ini dikarenakan lokasi daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang secara geografis di kelilingi oleh lautan dan selat. Selain sumber daya laut, daerah ini juga memiliki potensi untuk budidaya air tawar dan payau.
foto budidaya.1
Perikanan di sektor budidaya air tawar mulai menggeliat di pulau Bangka beberapa tahun terakhir. Bahkan salah satu Kabupaten di pulau Bangka mengedepankan produksi ikan air tawar dalam program minapolitan. Permintaan ikan air tawar pada konsumen lokal yang semakin meningkat, menjadikan daya tarik tersendiri selain sebagai upaya menekan “impor” ikan air tawar dari daratan Sumatera. Meskipun tidak bisa dipungkiri jika masyarakat Bangka lebih menyukai mengkonsumsi ikan laut hasil tangkapan nelayan yang masih menjadi primadona andalan asupan protein dibandingkan ikan air tawar.
Ikan air tawar seperti nila, mujair, lele dan patin menjadi komoditi yang diburu konsumen di pasar-pasar tradisional. Bahkan terkadang konsumen kesulitan mendapatkan ikan air tawar seperti lele di pasar-pasar tradisional akibat stok ikan lele yang kosong. Merebaknya warung pecel lele turut menambah konsumsi ikan air tawar di pulau Bangka.
Menurut penulis, produksi ikan air tawar cukup potensial sebagai mata pencaharian alternatif selain penambangan timah, dimana saat ini sebagian besar masyarakat propinsi Kepulauan Bangka Belitung lebih memilih mata pencaharian sebagai penambang timah yang dianggap lebih menguntungkan dibandingkan mata pencaharian lainnya.
Selain ramah lingkungan, produksi ikan air tawar dinilai mampu memberikan pendapatan bagi masyarakat secara berkelanjutan. Di saat timah semakin menurun produktifitasnya dan harus berpindah-pindah, produksi ikan air tawar semakin bertambah seiring meningkatnya ketrampilan dan aplikasi teknologi dalam budidaya ikan.
Harga Pakan Ikan Melambung
Kendala muncul saat Bangka Belitung yang berkepulauan diterpa musim angin dan gelombang tinggi. Nelayan kesulitan mencari ikan sehingga harga ikan laut dipasaran berlipat. Semestinya ikan air tawar hasil produksi budidaya mampu menutupi kebutuhan ikan masyarakat Bangka. Namun realitanya, produksi ikan air tawar ikut terpuruk akibat harga pakan ikan yang melambung tinggi. Pakan ikan komersil yang disuplai dari Jakarta (pulau Jawa) dan ataupun Palembang (pulau Sumatera) terpengaruh dengan musim angin dan ombak tinggi. Minimnya distribusi dan permintaan yang tetap tinggi meningkatkan nilai jual pakan ikan.
Seperti diberitakan Bangka Pos edisi hari Jumat, 01 Maret 2013, bahwa ratusan pembudidaya ikan di propinsi kepulauan Bangka Belitung terkendala berkurangnya ketersediaan pakan dan meningkatnya harga pakan ikan.
Sementara dalam analisa penulis, pakan ikan merupakan biaya produksi terbesar dalam budidaya ikan yaitu berkisar 60% dari total biaya produksi. Saat harga pakan ikan kondisi normal berkisar Rp.8.000,- per kilogram, dan Food Cost Ratio (FCR) mampu mencapai 1,1 yang artinya setiap 1,1 kilogram pakan menghasilkan 1 kilogram ikan, maka diperkirakan harga impas ikan senilai Rp. 14.666,- setiap kilogram. Sehingga  saat pembudidaya ikan menjual ikan dengan harga Rp.18.000,- per kilogram maka diperoleh keuntungan sekitar Rp.3.333,- per kilogramnya. Tentunya keuntungan akan jauh menyusut saat pakan ikan “langka” dan melambung harganya.
Pembudidaya ikan akan berpikir menghentikan produksinya sementara waktu hingga harga pakan normal kembali daripada mengalami kerugian akibat biaya produksi yang meningkat. Untuk itu diperlukan solusi yang konkrit (nyata) agar di musim angin dan gelombang tinggi tidak lagi menjadi “kambing hitam” saat distribusi pakan ikan terhambat yang berimbas pada ketersediaan dan harga pakan ikan di pasaran.
Pabrik Pakan Ikan Mini
Permasalahan yang selalu dikeluhkan pembudidaya ikan menyangkut harga pakan dan ketersediaan pakan ikan semestinya dinilai  sebagai peluang. Jumlah pembudidaya ikan dan jumlah produksi budidaya ikan yang semakin meningkat dinilai dapat menjadi  potensi wirausaha bidang pakan ikan.
Kelompok pembudidaya ikan yang tentu saja dipayungi dan di dampingi pemerintah dapat secara bersama-sama mendirikan pabrik pakan ikan skala kecil yang dapat mencukupi kebutuhan pakan ikan dalam kelompok maupun di distribusikan pada kelompok pembudidaya ikan lainnya. Dengan tersedianya pakan ikan yang diproduksi dalam kelompok itu sendiri, maka dimungkinkan terbentuk kluster budidaya ikan yang segala kebutuhannya tercukupi di dalam lingkup kluster baik benih maupun pakannya.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga dapat mengambil peran untuk ketersediaan pakan ikan sebagai kebutuhan masyarakat di pulau Bangka Belitung. Mesin produksi pakan ikan telah banyak dibuat baik produk dalam negeri maupun luar negeri dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sumber protein sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan juga cukup banyak tersedia dari limbah ikan maupun jenis-jenis ikan non ekonomis.
Budidaya ikan sistem organik memanfaatkan pakan alami
Solusi lainnya adalah penerapan budidaya ikan sistem organik. Budidaya ikan sistem organik sebenarnya bukan teknik membudidaya ikan yang baru, namun mencontoh teknik budidaya ikan yang diterapkan cara tradisional dengan modifikasi dan perbaikan.
Pembudidaya tradisional pada masa lampau menggunakan teknik ekstensif yaitu menebar benih pada wadah budidaya tanpa memberikan pakan tambahan hingga masa panen. Pakan ikan tergantung pada ketersediaan yang ada di alam berupa pakan alami. Tentu saja kepadatan tebar benih rendah untuk menyesuaikan ketersediaan pakan alami dalam wadah budidaya.
Pada budidaya sistem organik yang dikembangkan saat ini, pakan alami yang dibutuhkan ikan juga ditebar dan ditumbuhkan untuk dapat mencukupi kebutuhan ikan, sehingga ketersediaan pakan alami dapat disesuaikan dengan padat tebar ikan. Jika pembudidaya menebar ikan dengan kepadatan tinggi, maka ketersediaan pakan alami juga harus banyak untuk memenuhi kebutuhan ikan.
Untuk tahap awal dimana ikan berumur hingga 1 bulan, pakan alami dapat diproduksi dalam kolam budidaya dengan menebarkan kompos untuk menumbuhkan phytoplankton dan zooplankton sepertidaphnia dan infusoria.
Penambahan kompos yang direndam dalam air menggunakan karung diperlukan selama pemeliharaan sebagai media pertumbuhan plankton.  Setelah berumur 1 bulan, ikan di pindahkan ke kolam lain yang sebelumnya telah ditumbuhi plankton menggunakan kompos. Selama pemindahan juga dilakukan sortasi untuk memisahkan ukuran ikan agar tidak terjadi dominasi pakan alami.
Selain pakan alami yang terbentuk dalam kolam, dimungkinkan pemberian pakan tambahan berupa limbah ikan baik ikan rucah, jeroan ikan untuk mempercepat pertumbuhan ikan. Pada jenis ikan herbivora seperti ikan nila dan gurami, daun-daunan semacam daun talas dan sente serta tumbuhan air semacam kiambang dan azolla dapat ditumbuhkan di sekitar kolam sebagai pakan tambahannya.
Jika dikaji lebih mendalam banyak bahan-bahan lokal yang dapat menjadi alternatif pengganti ataupun mengurangi penggunaan pakan komersil contoh antara lain maggot lalat black soldier, limbah sawit, azzola, dan sebagainya. Semoga dengan kesadaran kita akan keberlanjutan dari budidaya dapat menumbuhkan keinginan bersama untuk lebih jauh menggali potensi sumber daya alam lokal.
Tenaga ekstra menuju swasembada pakan ikan
Memang membutuhkan tenaga ekstra untuk mewujudkan swasembada pakan ikan, baik penerapan pabrik pakan ikan skala kecil maupun budidaya ikan sistem organik, Namun hal ini bukan tidak mungkin mengurangi atau bahkan melepaskan ketergantungan pembudidaya ikan air tawar terhadap pakan komersil.
Semestinya arah budidaya ke depan memikirkan bagaimana seoptimal mungkin memanfaatkan bahan baku lokal yang berpotensi untuk mengurangi ataupun menggantikan  penggunaan pakan komersil sebagai pakan utama dalam budidaya.
Hal ini dibutuhkan kerjasama yang optimal dan berkesinambungan antar semua pihak yang memiliki kepentingan dalam usaha budidaya, yaitu dukungan dari pemerintah, kalangan akademik sebagai peneliti dan pembudidaya sebagai mitra aplikasi.
Kesejahteraan pembudidaya akan mengalami peningkatan seiring minimnya biaya produksi dan akan banyak masyarakat yang tertarik membudidayakan ikan, sehingga semakin berkurang juga ketergantungan masyarakat pada penambangan timah di pulau yang kita cintai ini.

2 komentar:

  1. ini merupakan teknologi yang sangat bermanfaat dan perlu dikembangkan terus menerus agar masyarakat dapat mengetahui
    teruskan sobat
    salam sukses selalu

    BalasHapus
  2. terimakasih bapak...
    aamiin...
    salam sukses selalu juga...

    BalasHapus