Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama, yaitu pulau
Bangka dan pulau Belitung serta di kelilingi pulau-pulau kecil seperti pulau
Lepar, pulau Selat Nasik, pulau Pongok dan pulau-pulau lainnya. Wilayah
provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi menjadi wilayah Daratan dan Wilayah
Lautan dengan Total wilayah mencapai 81,725,14 km. Luas daratan lebih kurang
16,424,14 Km atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut kurang lebih
65,301 Km atau 79,9 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Provinsi yang mulai dikenal banyak orang
sejak difilmkannya “Laskar Pelangi” oleh Andrea Hirata ini merupakan daerah
yang sebagian besar masyarakatnya menggantungkan diri pada hasil pertambangan,
terutama pertambangan timah. Secara turun temurun masyarakat Bangka Belitung
menjadikan tambang timah sebagai mata pencahariannya. Penambangan timah ini
sudah ada sejak zaman dahulu dan semakin intensif terjadi disaat Indonesia
dijajah oleh Belanda.
Penambangan timah yang terjadi di Bangka
Belitung ada yang dilakukan secara intensif dengan teknologi yang modern
utamanya oleh perusahaan besar, baik itu pemerintah ataupun swasta serta juga
dilakukan oleh masyarakat dengan cara tradisional atau
konvensional. Penambangan timah yang intensif di Pulau Bangka maupun
Belitung telah menyisakan fenomena yang menarik, yaitu terbentuknya lubang
bekas galian tambang yang berisi air menyerupai danau-danau kecil yaang disebut
“kolong”.
Kolong umumnya mempunyai air yang bersifat
asam tergantung dari tipe mineral dominan di area tambang tersebut, serta juga
mengandung logam-logam terlarut yang tidak dapat dimanfaatkan dalam kurun waktu
yang cukup panjang. Sumber air kolong bisa berasal dari mata air, air
sungai maupun air hujan. Kolong bekas tambang merupakan habitat yang unik
karena umumnya sempit dan dalam serta tanpa zona littoral yang dikelilingi oleh
dinding batuan yang terjal/curam dan biasanya tidak terdapat aliran air masuk
dan/atau air keluar.
Namun perairan kolong merupakan perairan yang memiliki kondisi berbeda dengan perairan umum lainnya seperti waduk, danau dan sungai. Hal ini menjadikan kolong membutuhkan perlakuan yang lebih special (spesifik). Kualitas air kolong yang tentunya berbeda dengan perairan umum lain dan setidaknya pernah mengalami kondisi terburuk saat penambangan timah. Logam berat dan tingkat keasaman menjadi kendala diantara kendala-kendala lainnya. Kondisi tersebut menjadikan kegiatan budidaya ikan lebih terfokus pada kolong-kolong tua yang memiliki kualitas air yang lebih baik dibandingkan dengan kolong-kolong yang berusia muda.
Namun perairan kolong merupakan perairan yang memiliki kondisi berbeda dengan perairan umum lainnya seperti waduk, danau dan sungai. Hal ini menjadikan kolong membutuhkan perlakuan yang lebih special (spesifik). Kualitas air kolong yang tentunya berbeda dengan perairan umum lain dan setidaknya pernah mengalami kondisi terburuk saat penambangan timah. Logam berat dan tingkat keasaman menjadi kendala diantara kendala-kendala lainnya. Kondisi tersebut menjadikan kegiatan budidaya ikan lebih terfokus pada kolong-kolong tua yang memiliki kualitas air yang lebih baik dibandingkan dengan kolong-kolong yang berusia muda.
Keramba Jaring Tancap (KJT) merupakan
jaring kantong berbentuk persegi yang dipasang pada kerangka bambu atau kayu
yang ditancap pada dasar perairan. Pasangan kayu/ bambu ditancap rapat, seperti
pagar, atau hanya dipasang di bagian sudut kantong jaring. Ikan yang dapat
dibudidayakan dengan teknik karamba jaring tancap yaitu ikan mas, nila, patin,
lele, bawal, betutu dan jenis ikan air tawar lainnya.
Keunggulan Metode Keramba Jaring Apung
Keunggulan Metode Keramba Jaring Apung
1. Design lebih mudah dan efisien dalam pembuatannya
2. Dana yang diperlukan untuk membuat keramba juga tidak terlalu besar karena
tidak memerlukan pemberat ataupun pengapung yang biayanya mahal
3. Pengoperasiannya mudah
4. Produktivitas lebih tinggi
5. Tidak memerlukan kedalaman air yang terlalu dalam seperti KJA
Teknik Budidaya Keramba Jaring Tancap
1. Perhatikan Aspek teknis seperti kondisi perairan (kolong) dan kualitas air
sangat berperan penting bagi pertumbuhan ikan yang akan dipelihara.
2. Peletakan jaring tancap sebaiknya didaerah yang berarus kecil dan dalam.
Peletakan di daerah tersebut untuk memudahkan dalam pembuatan,
pengoperasionalan serta pemeliharaan karamba jaring tancap tersebut. Oleh
karenanya karamba jarring tancap sebaiknya diletakkan pada kedalaman idealnya,
yaitu 60-70 cm.
3. Penebaran benih ikan sebaiknya pada pagi hari sebelum matahari terbit hal
ini dikarenakan pada pagi hari suhu air hampir setiap daerah sama. Sebelum ikan
ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan
sekitar. Padat tebar pada keramba jaring tancap idealnya adalah 100-150 ekor/m2
nya.
4. Selain pakan berupa pelet, pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan
seperti tanaman air dan daun-daunan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu
pada pagi, siang dan sore hari.
5. Pemenenan ikan dilakukan dengan cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam
kantong keramba.
6. Diberi biofilter di sekitar keramba agar zat-zat racun dan amoniak pada air
dapat berkurang, pemberian biofilter dapat berupa eceng gondok.
7. Dilakukan monitoring kualitas air 1 minggu sekali serta melakukan sampling
untuk mengetahui kesehatan ikan. Sehingga apabila dalam monitoring dan sampling
diketahui ada penyakit dan kuaitas air yang dapat membahayakan ikan yang
dibudidayakan dapat dicegah.
salam perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar