Sabtu, 01 November 2014
Kode Etik Penyuluh Perikanan
1. Penyuluh Perikanan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
a. Penyuluh Perikanan menjalankan syariat sesuai dengan agama/kepercayaan
yang dianutnya
yang dianutnya
b. Penyuluh Perikanan tidak diperkenankan (menganut) agama/kepercayaan yang
dilarang oleh Negara
dilarang oleh Negara
c. Penyuluh Perikanan harus mampu menghargai norma-norma agama di wilayah kerja
2. Penyuluh Perikanan setia kepada Pancasila dan UUD 1945
a. Penyuluh Perikanan senantiasa menghayati dan mengamalkan Pancasila
b. Penyuluh Perikanan menjunjung tinggi ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam UUD 1945
dalam UUD 1945
c. Penyuluh Perikanan menjaga netralitas Ikatan Penyuluh Perikanan Indonesia selaku
Organisasi Profesi yang independen
Organisasi Profesi yang independen
3. Penyuluh Perikanan senantiasa berperilaku teladan, serasi, selaras, dan
seimbang dalam melaksanakan tugas
seimbang dalam melaksanakan tugas
a. Penyuluh Perikanan harus mampu menjaga sikap, ucapan dan tindakan
b. Penyuluh Perikanan mengikuti ketentuan-ketentuan tugas yang digariskan
c. Penyuluh Perikanan melaksanakan tugasnya secara adil dan tidak memihak
4. Penyuluh Perikanan senantiasa lugas, tulus, dan jujur dalam mendampingi
pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya
pelaku utama dan pelaku usaha beserta keluarganya
a. Penyuluh Perikanan harus mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk
b. Penyuluh Perikanan melaksanakan tugas tanpa pamrih
c. Penyuluh Perikanan harus senantiasa bersikap jujur
d. Penyuluh Perikanan harus menhormati nilai-nilai budaya dan norma-norma hukum
yang berlaku dalam masyarakat
yang berlaku dalam masyarakat
5. Penyuluh Perikanan senantiasa memelihara dan menjaga kesetiakawanan
serta jiwa korsa
serta jiwa korsa
a. Penyuluh Perikanan dalam melaksanakan tugas tidak merugikan rekan seprofesi
b. Penyuluh Perikanan dapat melakukan kerjasama antar rekan seprofesi dalam
mencapai tujuan penyuluhan ssuai dengan tugas pokok dan fungsi
mencapai tujuan penyuluhan ssuai dengan tugas pokok dan fungsi
c. Penyuluh Perikanan memiliki solidaritas yang tinggi, memberikan motivasi antar
rekan seprofesi dalam melaksanakan tugas
rekan seprofesi dalam melaksanakan tugas
6. Penyuluh Perikanan senantiasa menjunjung tinggi martabat korps
Penyuluh Perikanan
Penyuluh Perikanan
a. Penyuluh Perikanan tidak melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik
Ikatan penyuluh Perikanan Indonesia
Ikatan penyuluh Perikanan Indonesia
b. Penyuluh Perikanan patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku
c. Penyuluh Perikanan tidak menyalahgunakan status sebagai Penyuluh Perikanan
7. Penyuluh Perikanan senantiasa menjunjung tinggi profesionalisme
dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
a. Penyuluh Perikanan melakukan tugas sesuai dengan standar Kompetensi Kerja
dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
a. Penyuluh Perikanan melakukan tugas sesuai dengan standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia bagi Penyuluh Perikanan
b. Penyuluh Perikanan mencari, mengumpulkan dan menambah ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terbaru
dan teknologi yang terbaru
c. Penyuluh Perikanan mau berlatih untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan
serta sikap sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
serta sikap sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Minggu, 12 Oktober 2014
Pelestarian Terumbu Karang Untuk Keseimbangan Ekosistem Laut
Tulisan saya di bawah ini juga telah dimuat di Koran Bangka Pos kolom Opini Edisi hari Sabtu, 11 Oktober 2014:
Indonesia adalah negara yang
mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia, dimana luas terumbu karangnya
diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Hal ini menjadikan negara
kita memiliki daya tarik yang tinggi bagi penikmat surganya bawah laut dan sebagai
negara pengekspor terumbu karang terbesar di dunia.
Terumbu
karang adalah ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota
laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga
berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti
jenis-jenis molusca, crustasea, echinodermata, polichaeta dan porifera serta
biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya termasuk plankton dan nekton.
Segitiga
Terumbu Karang Dunia adalah kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati laut
paling kaya di dunia, meliputi laut-laut dari 6 negara di Asia Pasifik, yakni
Filipina, Indonesia, Kepulauan Solomon, Malaysia, Papua Nugini, dan Timor
Leste. Meskipun demikian, kawasan ini berada dalam ancaman serius dari
eksploitasi berlebihan dan kerusakan lingkungan hidup.
Secara
umum terumbu karang hanya tumbuh di daerah tropis dan subtropis, oleh karena
itu karang memerlukan kondisi tertentu untuk dapat
tumbuh dengan baik seperti air yang jernih, dengan suhu antara 23-32 derajat
celcius, dengan kedalaman karang hingga 40m. Salinitas yang optimum untuk
pertumbuhan karang antara 32 – 36 % dengan pH 7,5 – 8,5.
Terumbu karang sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan baik
bersifat fisik maupun kimia. Pengaruh itu dapat mengubah komunitas karang dan
menghambat perkembangannya secara keseluruhan.
Hal
ini menyebabkan kehidupan dan pertumbuhan terumbu karang sangat dipengaruhi
oleh kualitas lingkungan dan perairan yang ada di sekitarnya. Apabila kualitas
perairannya baik maka terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
begitupun sebaliknya jika lingkungan sekitarnya mengalami perubahan dan
gangguan maka terumbu karang akan mengalami kerusakan.
Manfaat terumbu karang
Secara alami terumbu karang
merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan,
peneluran, pembesaran anak dan mencari makan terutama bagi sejumlah spesies
yang memiliki nilai ekonomis penting. Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang
dapat ditemukan di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang
keanekaragaman hayati laut.
Terumbu karang merupakan sumberdaya laut
yang sangat penting di Indonesia, yaitu sebagai salah satu sumber pendapatan
dan bagian dari hidup nelayan. Sedangkan secara fisik karang melindungl pantal
dari degradasi dan abrasi (hempasan ombak).
Manfaat terumbu karang di bidang
perikanan adalah sebagai sebagai tempat memijah,
mencari makanan, daerah asuhan dari berbagai biota laut dan sebagai sumber
plasma nutfah. Sebagai sumber ikan dan makanan laut lainnya yang
mengandung protein tinggi. Hasil tangkapan ikan di sekitar terumbu karang
menjadi sumber penghasilan bagi nelayan.
Wilayah
terumbu karang juga dapat dimanfaatkan untuk tempat wisata bahari seperti
memancing, menyelam (snorkeling) yang akan menambah devisa negara. Terumbu karang dengan segala keindahannya dapat dijadikan
sarana rekreasi keluarga.
Habitat terumbu karang dapat
dimanfaatkan sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian. Terumbu karang dapat menjadi sarana yang ideal bagi
kegiatan pendidikan untuk mengenal ekosistem pesisir, tumbuhan dan hewan laut.
Pengelolaan terumbu karang secara lestari sangat penting dalam
arti sebagai ekosistem yang sangat produktif sehingga dapat mendukung kehidupan
nelayan setempat. Oleh karena itu dilihat dari nilai pentingnya terumbu karang
tersebut, maka perlu adanya konservasi dan pengelolaan untuk menjaga dan
memelihara ekosistem tersebut dan habitat yang berasosiasi di sekitarnya agar
berada dalam kondisi yang baik.
Permasalahan di sekitar
terumbu karang
Dewasa ini kerusakan terumbu
karang yang terjadi di Indonesia meningkat secara pesat. Kerusakan ini menyebabkan
meluasnya tekanan pada ekosistem alami di perairan laut. Pengamatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di
1.135 stasiun hingga tahun 2013 menemukan 30,4% dari 2,5 juta hektar luas
karang Indonesia berada dalam kondisi rusak.
Tidak bisa dipungkiri bahwa
dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita ada tindakan yang secara langsung
ataupun tidak langsung ikut mencemari air laut yang berdampak pada kehidupan
terumbu karang, seperti membuang sampah ke laut dan pantai, membawa pulang atau
menyentuh terumbu karang saat menyelam, membuang jangkar pada pesisir pantai
secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya,
reklamasi pantai, penangkapan ikan dengan cara yang salah seperti pemakaian bom
ikan, potas atau racun.
Sektor
pertambangan dan perkebunan yang kemudian sangat berpotensi untuk mengancam
ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun. Penggunaan
pupuk dan pestisida buatan di bidang perkebunan yang pada akhirnya terbuang ke
laut, kiriman-kiriman sedimentasi akibat pembukaan
lahan perkebunan dan pertambangan melalui sungai-sungai dan bermuara ke laut. Lumpur-lumpur
sedimentasi membuat air laut menjadi keruh, mengurangi kebutuhan cahaya bagi
terumbu karang, mempengaruhi biota yang hidup di ekosistem mangrove dan padang
lamun sehingga menjadi terancam kehidupannya.
Kerusakan terumbu karang pada dasarnya dapat disebabkan oleh
faktor fisik, biologi dan karena aktivitas manusia. Faktor fisik umumnya
bersifat alami seperti perubahan suhu, dan adanya badai. Faktor biologis
seperti adanya pemangsaan oleh biota yang berasosiasi dengan terumbu karang
seperti Bulu Seribu (Acanthaster olanci).
Sedangkan aktivitas manusia dapat berupa sedimentasi yang berasal dari
penebangan hutan, aktifitas perkebunan dan pertambangan, penangkapan ikan berlebihan,
pembangunan fasilitas di sekitar pantai, reklamasi, buangan minyak, limbah rumah
tangga maupun limbah industri di sekitar pantai.
Mari
sayangilah terumbu karang mulai dari sekarang
Hal itulah yang mendasari
pemerintah melaui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sangat antusias
menyambut dan berperan serta pada pertemuan global pertama di dunia terkait
pengelolaan terumbu karang, World Coral Reef Conference (WCRC) pada tanggal
14–17 Mei 2014 di Manado.
Pertemuan WCRC dihadiri 200
peserta dari 100 negara yang mewakili unsur pemerintah, organisasi regional dan
internasional, NGO serta akademisi. Hadir pula pada pertemuan itu yaitu Dewan
Menteri Segitiga Terumbu Karang (CT-COM) yaitu Indonesia, Malaysia, Papua New
Guinea, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste.
Ke-enam negara ini adalah
anggota Coral Triangle Initiative on Coral Reefss, Fisheries and Food Security
(CTI-CFF) atau Prakarsa Segitiga Terumbu Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan
dan Ketahanan Pangan, yaitu sebuah kerjasama multilateral yang dibentuk pada
tahun 2009 untuk menanggulangi ancaman terhadap sumberdaya pesisir dan laut di
wilayah yang dianggap sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Diharapkan
dari pertemuan tersebut akan didapatkan kerjasama yang nyata dari negara-negara
tersebut dalam mengatasi dan menjaga kelestarian terumbu karang.
Pengelolaan terumbu karang sebagai sebuah lingkungan hidup atau
ekosistem diatur dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 Tahun 1997 ditetapkan
bahwa setiap orang secara pasif wajib mencegah dan menanggulangi pencemaran dan
perusakan; dan secara aktif wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup.
Undang-Undang ini mengarahkan agar semua kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh setiap orang agar selalu mengacu pada fungsi lingkungan yaitu
daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta tidak melampauinya. Sebagai
contoh kegiatan penangkapan ikan seharusnya tidak menyebabkan populasi ikan
menjadi turun dan tidak mencukupi untuk kehidupan di masa datang. Batas-batas
fungsi lingkungan itu mengacu kemudian pada baku mutu lingkungan. Untuk biota
di terumbu karang misalnya ada Baku Mutu Air laut untuk biota laut dan Kriteria
Baku suatu terumbu karang dikategorikan rusak.
Undang-Undang
Perikanan No.31 Tahun 2004 telah menetapkan berbagai upaya dalam menjaga
keberlanjutan sumberdaya perikanan. Terumbu karang adalah salah satu sumberdaya
perikanan di Indonesia. Undang-Undang ini menetapkan bahwa setiap orang
memiliki kewajiban untuk mencegah terjadinya pencemaran dan atau pengrusakkan
terhadap sumberdaya perikanan serta lingkungannya.
Agar terlaksana upaya tersebut di atas, diterapkan sanksi apabila
terjadi pelanggaran. Misalnya bila secara sengaja melakukan penangkapan ikan
menggunakan bahan peledak, bahan kimia, bahan biologis atau dengan cara-cara
yang merusak. Penegakan hukum secara tegas harus diterapkan terhadap perusak
terumbu karang.
Oleh karena Undang-Undang Perikanan tidak secara khusus mengatur
tentang pengelolaan terumbu karang, maka diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan No 38/Men/2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang.
Dengan berpegang pada pedoman ini diharapkan pengelolaan terumbu karang
dilakukan secara seimbang antara pemanfaatan dan pelestarian.
Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam
melestarian maupun merehabilitasi terumbu karang seperti, pembentukan taman
nasional laut sebagai kawasan konservasi, untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya
alam yang ada. Contohnya Taman Nasional Laut Bunaken, Taman Nasional Laut
Wakatobi, dan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.
Upaya rehabilitasi terumbu karang melalui perlindungan area
terumbu karang yang rusak untuk upaya pemulihan. Suatu area terumbu
karang yang mengalami kerusakan namun masih berpotensi untuk dipulihkan, maka
dilakukan upaya perlindungan dengan menutup area itu sementara dari aktivitas
perikanan agar pulih kembali.
Kegiatan pendidikan, pelatihan, kampanye, maupun penyadaran kepada
berbagai pihak tentang pentingnya melestarikan ekosistem pesisir, juga menjadi
bagian dari upaya pelestarian terumbu karang.
Hal apa saja yang dapat kita lakukan untuk melestarikan terumbu
karang, yaitu jangan membeli souvenir atau barang-barang yang terbuat dari
karang atau makhluk laut lainnya seperti karang yang dikeringkan, ikan buntal
yang diawetkan, kerang-kerang besar, dll. Jangan menyentuh dan berdiri di atas
karang serta mengambil karang saat kita melakukan penyelaman (snorkeling),
tidak membuang sampah yang dapat mencemari pantai/ laut, tidak memakai karang
batu di dalam akuarium laut, mendukung kegiatan yang berkaitan dengan
penyelamatan terumbu karang, melaporkan kepada pihak yang berwajib jika ada
kegiatan/ aktifitas yang telah merusak lingkungan tempat hidup terumbu karang, jika memungkinkan bergabung dengan kelompok
yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Ternyata terumbu karang banyak sekali
manfaatnya dan sudah sepatutnya kita
bangga menjadi warga negara Indonesia karena sebagian besar wilayahnya terdiri
dari perairan yang pastinya terdapat kekayaan laut di dalamnya. Oleh karena itu
sudah seharusnya peduli terhadap lingkungan dan melestarikan kekayaan yang
dimiliki oleh negara kita. Maka dari itu sayangilah terumbu karang mulai dari
sekarang, demi keseimbangan ekosistem perairan laut dan demi anak cucu kita
nantinya.
Minggu, 05 Oktober 2014
Senin, 01 September 2014
Menghadiri Gebyar Bangka Barat Membaca 2014
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, menghadirkan aktivis pendidikan Dik Doank pada Hari Kamis 28 Agustus 2014 di Gedung Majapahit kompleks Timah Kec. Muntok.
Di saat penyampaian kata sambutan dari Bapak Bupati, terlihat begitu menarik karena Bapak wakil Bupati juga ikut memberikan kata sambutan. Hal ini tentu menimbulkan rasa kagum dan senang karena peserta yang hadir disuguhi pandangan yang lain dari biasanya. Dimana secara bersama-sama dan kompak petinggi di Kabupaten Bangka Barat memberikan contoh tauladan yang baik kepada masyarakatnya, bahwa kita harus saling bekerjasama dan menjunjung tinggi kekompakan.
'talk show' gemar baca merupakan kegiatan tahunan yang sudah berjalan sejak empat tahun lalu, kegiatan tersebut diselenggarakan perpustakaan daerah dengan menghadirkan para motivator, penulis dan pedongeng tingkat nasional untuk berbagi ilmu dengan para pelajar di daerah.
Kegiatan 'talk show' seperti itu merupakan salah satu bentuk eksistensi perpustakaan daerah yang berdiri sejak 2009 dalam mendongkrak gerakan gemar membaca di masyarakat, khususnya generasi muda di daerah itu.
Dik Doank yang memiliki nama asli Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denada Kusuma sudah malang melintang di dunia pendidikan ini diharapkan mampu mengajak dan pembudayaan minat membaca bagi masyarakat sehingga bisa membuka cakrawala para pelajar, masyarakat danabdi negara untuk mendekatkan diri dengan buku, gemar membaca sehingga menumbuhkembangkan kreatifitas dalam menulis.
Dik Doank yang juga sebagai pemilik sekolah bertema alam Kandank Jurank Doank tersebut mampu menyentuh peserta talk show bahwa betapa pentingnya "membaca" untuk mewujudkan Bangka Barat yang cerdas, mandiri dan sejahtera.
Semoga terwujud untuk menjadikan Bangka Barat Gemar Membaca dan bukan hanya slogan yang terdengar menggema ditelinga. Semoga Bangka Barat menjadi Kabupaten yang mandiri, sejahtera, aman, damai dan diberkahi Allah.aamiin
Senin, 18 Agustus 2014
Jumat, 01 Agustus 2014
Selasa, 01 Juli 2014
Jumat, 13 Juni 2014
Sabtu, 07 Juni 2014
PENAS XIV 2014 di Malang Jawa Timur
PEKAN NASIONAL (PENAS) PETANI NELAYAN tahun 2014 resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia di stadion Kanjuruhan di Desa Kedung Pedaringan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
PEKAN NASIONAL (PENAS) PETANI NELAYAN merupakan sebagai ajang akbar pelaku utama dan pelaku usaha, penyuluh pertanian, penyuluh perikanan dan penyuluh kehutanan serta stakeholder di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan yang diselenggarakan setiap 3-5 tahun sekali.
Penas Petani Nelayan tahun 2014 ini dilaksanakan pada tanggal 7-12 Juni 2014 di Desa Kedung Pedaringan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Tema yang diusung dalam Penas di Malang yaitu "Memantapkan Kepemimpinan dan Kemandirian Kontak Tani Nelayan dalam rangka Pengembangan Kemitraan dan Jejaring Usahatani guna mewujudkan Kesejahteraan Petani Nelayan".
Dalam laporan panitia pada pembukaan Penas oleh Ketua KTNA disampaikan bahwa Penas Petani Nelayan tahun 2014 dihadiri lebih dari 35.000 peserta, 75% merupakan peserta utama, 10% peserta pendamping dan 5% merupakan pendamping.
Peserta pembukaan dihadiri juga oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, beberapa Menteri, Gubernur, Bupati dan Walikota. Selain itu dihadiri juga masing-masing Kepala Badan yang menangani penyuluhan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Kehutanan. Demikian juga masing-masing Kepala Pusat Penyuluhan hadir pada pembukaan Penas tahun 2014 ini.
Rangkaian kegiatan Penas Petani Nelayan telah disusun oleh penyelenggara dan berlangsung di seputar Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Menurut hasil rembug utama KTNA, Penas Petani Nelayan ke-XV akan diselenggarakan di Provinsi Aceh pada tahun 2017.
Dalam acara pembukaan Penas, Presiden SBY dianugerahi penghargaan "Lencana Adi Bhakti Tani Nelayan Maha Utama" oleh Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) atas dedikasi dan perhatian Presiden kepada petani nelayan terutama dalam upaya meningkatakan martabat petani, nelayan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Selain kepada Presiden SBY, pada Penas kali ini KTNA juga memberikan penghargaan Madya Utama kepada Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jatim Soekarwo.
Selain akan dihadiri wakil dari petani dan nelayan dari seluruh tanah air, Penas XIV Petani Nelayan 2014 ini juga dihadiri oleh perwakilan petani dan nelayan dari negara-negara ASEAN, Jepang, Asua Pasifik, dan duta besar negara-negara sahabat.
Penas sendiri akan menampilkan 32 jenis kegiatan yang dirangkum dalam tujuh kelompok bidang. Selain itu peserta Penas juga akan mendapat tambahan berupa kegiatan magang di tempat petani sukses maupun di UPT pertanian serta BPPT.
Secara umum rangkaian kegiatan yang dilaksanakan meliputi: temu wicara dengan Presiden RI dan pejabat tinggi/pejabat negara, pemberian penghargaan dan lomba, rembug madya dan utama, temu profesi, temu petani ASEAN dan Mitra ASEAN, temu sukses petani dan penyuluh, expo (aquaculture, agroforestry), temu usaha, pameran, gelar dan temu teknologi, temu karya, studi banding, magang,unjuk tangkas, asah terampil, karya wirausaha petani nelayan, rapim Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan dan temu kelembagaan penyuluhan.
Selain itu, perwakilan petani dari ASEAN dan Jepang juga hadir sebanyak 60 orang. Dalam pembukaan, sejumlah duta besar negara sahabat, menteri kabinet Indonesia bersatu jilid II, gubernur, anggota DPR dari Komisi IV, bupati dan wali kota se-Indonesia juga terlihat hadir.
Penas harapannya bisa menjadi ajang pertemuan bagi petani nelayan untuk saling bertukar informasi, belajar, serta meningkatkan motivasi kepada generasi muda untuk cinta kepada bidang pertanian dan perikanan.
Sementara itu, Pusluh KP dalam rangkaian kegiatan Penas Petani Nelayan tahun 2014 ini juga akan menyelenggarakan kegiatan lomba kelompencapir GEMPITA regional III pada arena Expo Kelautan dan Perikanan, Minggu, 8 Juni 2014. Peserta Gempita merupakan kelompok terpilih dari provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Narasumber yang direncanakan hadir Sekjen KKP, Wakil Anggota Komisi IV DPR, Bupati Sidoarjo, Ketua Forum Komunikasi P2MKP provinsi Jawa Timur.
sumber: pusluh.kkp.go.id
Minggu, 01 Juni 2014
Selamatkan Ekosistem Pantai Dengan Mangrove
Tulisan saya di bawah ini telah dimuat di Bangka Pos kolom Opini edisi hari Sabtu tanggal 31 Mei 2014.
Hutan mangrove secara
umum dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di
suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara ataupun sungai) yang tergenang
pasang dan bebas pada saat air laut surut serta komunitas tumbuhannya mempunyai
toleransi terhadap garam (salinity) air laut.
Tumbuhan yang hidup di
ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat halophyte atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat
keasinan (salinity) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin.
Hutan mangrove di
Indonesia sering juga disebut hutan bakau. Tetapi istilah ini sebenarnya kurang
tepat karena bakau (rhizophora) adalah salah satu family tumbuhan yang
sering ditemukan dalam ekosistem hutan mangrove.
Mangrove merupakan salah
satu tumbuhan yang ada di ekosistem pantai atau pesisir. Keberadaannya
sangatlah menunjang bagi kelangsungan hidup biota yang ada di sekitar pantai
atau laut, seperti kehidupan ikan, kerang, burung dan biota lainnya.
Lingkungan
pesisir yang di dalamnya juga terdapat mangrove sebagai sumberdaya alam
didukung oleh berbagai fungsi spesifik yaitu: sebagai sumber daya pariwisata
dan rekreasi, sebagai sumberdaya perikanan, sumberdaya pertanian, sumberdaya
ekologis dan konservasi alam serta sebagai tempat tinggal penduduk.
Indonesia
merupakan negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia,
mencapai 81.000 km, yang secara garis besar dapat di bagi menjadi kawasan
budidaya dan kawasan non budidaya. Pantai non budidaya dapat berupa daerah
konservasi salah satunya mangrove dan daerah yang tidak dibudidayakan, misalnya
karena sumberdaya alam yang miskin dan atau karena keadaan alamnya yang sulit,
dicapai seperti daerah pantai yang terjal, kering, rawan bencana alam.
Hutan
mangrove berguna dalam memberikan unsur hara terhadap ekosistem mangrove itu
sendiri, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan
dan mendukung organisme akuatik lainnya.
Mangrove juga merupakan alat atau tameng daerah pesisir yang
mempunyai banyak manfaat. Melestarikan
mangrove adalah sebagai kepedulian kita terhadap lingkungan dimana sekarang ini
bumi semakin panas, sehingga keberadaan mangrove bisa memberikan asupan oksigen
yang dibutuhkan makhluk hidup dan tidak kalah pentingnya adalah untuk
kelangsungan hidup biota ekosistem pesisir atau pantai, menghijaukan pantai
agar dapat mencegah abrasi, banjir dan tenggelamnya wilayah pesisir.
Namun dewasa ini yang terjadi semakin membuat kita pesimis akan
kemungkinan untuk tetap merasakan manfaatnya di tahun-tahun mendatang. Sangat disayangkan bila kondisi seperti
saat ini masih dibiarkan, maka tidak mustahil jika suatu saat nanti anak cucu
kita tidak dapat menikmati indahnya hutan mangrove dan ekosistem pantai.
Tekanan yang berlebihan terhadap kawasan hutan mangrove untuk
berbagai kepentingan tanpa mengindahkan kaidah-kaidah pelestarian alam telah
mengakibatkan terjadinya penurunan luas hutan mangrove yang cukup drastis. Sebagai
contoh seperti adanya
reklamasi pantai, alih fungsi lahan yang terjadi di wilayah pesisir seperti
bangunan perusahaan pengolahan ikan, kawasan pemukiman penduduk,
pertambakan dan lain-lain.
Kebanyakan lahan mangrove selama ini terkonversi untuk kegiatan
yang tidak dipikirkan secara berkelanjutan dimana hanya memenuhi kebutuhan
sementara. Misalnya, banyak petani tambak yang membabat begitu saja greenbelt (jalur hijau) dan menggantinya dengan
tambak yang menurut mereka lebih bernilai ekonomis.
Adanya ketentuan jalur hijau atau greenbelt dengan lebar 130 x nilai rata-rata perbedaan pasang
tertinggi dan terendah tahunan (Keppres No. 32/1990) berangsur terabaikan.
Padahal hal itu dapat berakibat fatal bila dilakukan tanpa perencanaan yang
matang. Ketika mangrove tersebut hanya tinggal beberapa baris saja sebelum
garis pantai, maka saat itu juga mangrove tersebut kehilangan fungsi
ekologisnya.
Pemanfaatan
areal mangrove yang dilakukan oleh masyarakat sekitar diantaranya usaha di bidang
perikanan, biasanya pada areal ekosistem mangrove dilakukan dalam dua bentuk
yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Kegiatan
perikanan ini biasanya dilakukan dalam skala yang beragam. Ada yang skala besar
dengan dikelola secara profesional oleh perusahaan, contohnya tambak udang
skala besar dan budidaya ikan air payau. Ada pula yang skala tradisional dengan
hanya memanfaatkan areal di sekitar mangrove untuk budidaya ikan air payau,
budidaya kerang ataupun penangkapan hasil laut di sekitar pantai.
Bentuk perikanan
budidaya yang paling umum di perairan pantai Indonesia adalah kolam budidaya
atau tambak yang di laksanakan secara luas di Jawa, Sumatera, Sulawesi Selatan
dan Kalimantan. Jenis ikan yang di budidayakan seperti ikan bandeng, kakap
putih, udang dan sebagainya.
Sumberdaya
perikanan yang utama di perairan ini adalah ikan pemakan detritus, kepiting,
krustaceae dan molusca. Nelayan mengeksploitasi wilayah ini dengan menggunakan
alat tangkap tradisional seperti perangkap ikan, "bubu", "kelola",
pancing jala dan insang dimana menghasilkan tingkat produksi perorangan yang
rendah.
Penurunan
kualitas lingkungan pesisir di banyak tempat terjadi terutama akibat pencemaran
dan atau perusakan lingkungan di sekitanya. Pencemaran lingkungan pantai dapat
terjadi karena masukan polutan dari kegiatan di sepanjang garis pantai, dan
atau secara tidak langsung: melalui aliran sungai, kegiatan di lepas pantai,
karena intrusi air laut ke dalam air tanah dan sebagainya.
Sedangkan
kerusakan lingkungan pantai berupa: abrasi pantai, kerusakan hutan bakau
(mangrove), kerusakan terumbu karang, penurunan sumber daya perikanan,
kerusakan padang lamun dan sebagainya. Faktor lain yang juga memperparah kerusakan mangrove dalah
reklamasi pantai. Kegiatan ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga
membunuh biota air yang hidupnya tergantung pada keseimbangan ekosistem
mangrove.
Dengan
eksploitasi wilayah ekosistem mangrove yang berlebihan menyebabkan kondisi
lingkungan pesisir di beberapa pantai di Indonesia cenderung mengalami
penurunan kualitas atau bahkan sudah tidak mampu berfungsi lagi untuk menunjang
pembangunan dan kesejahteraan penduduk secara berkelanjutan. Agar fungsi
lingkungan pesisir tetap lestari maka perlu dilakukan tindakan nyata untuk
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan tersebut.
Belum adanya kebijakan regional untuk melindungi mangrove
ditengarai sebagai penyebab utama degradasi mangrove di Indonesia. Masyarakat
pesisir belum disadarkan sepenuhnya tentang pentingnya menjaga kelestarian
mangrove.
Ada satu
pola pemanfaatan perikanan budidaya yang berada di areal ekosistem mangrove
dengan maksud pengelolaan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem mangrove
yaitu Silvofishery. Pola ini
merupakan hasil kombinasi yaitu budidaya ikan yang berada pada empang hutan
mangrove.
Metode tumpang sari atau silvofishery
merupakan suatu kegiatan harmonisasi budidaya perikanan dengan hutan mangrove.
Dimana dalam hal ini komoditas budidaya adalah ikan bandeng, ikan kakap ataupun
ikan air payau lainnya dan vegetasi hutan mangrove adalah Rhizopora sp. dan Avicenia sp.
Prinsipnya metode ini mengandalkan berbagai jenis burung yang bersarang
pada pohon mangrove dan kotorannya bermanfaat sebagai pupuk guna menumbuhkan
pakan alami berupa klekap. Klekap merupakan makanan bagi ikan bandeng yang
terdiri dari berbagai jenis mikro organisme dan membentuk flok.
Penanaman mangrove memiliki
fungsi penting sebagai penyerap polutan, pelindung pantai, meredam ombak, arus
serta menahan sedimen. Selain itu, mangrove juga berfungsi untuk meredam pasang
laut, sebagai habitat flora dan fauna, serta melindungi pantai dari hempasan
badai dan angin, mangrove juga dapat mengurangi emisi karbon sebagai upaya
penanggulangan dampak pemanasan global.
Ekosistem mangrove dapat mulai pulih lagi dalam kurun waktu 4–5 tahun
setelah proses pembibitan, menanam dan memeliharanya. Setelah ekosistem mangrove pulih,
masyarakat akan merasakan manfaat ekonominya. Tanaman bakau jenis Sonneratia caseolaris dan Bruguiera
gymnorhiza dapat dapat dijadikan sebagai sumber pangan alternatif seperti
sirup, dodol, dan tepung karena mengandung karbohidrat dan kalori yang tinggi.
Bukan hanya buah dari tanaman mangrove saja, tetapi bagian yang
lain juga dapat dimanfatkan. Kayu dari mangrove mati dari jenis Rhizophora
mucronata, Rhizophora apiculata, keduanya cocok untuk tiang dalam konstruksi
rumah karena batangnya yang lurus, dapat juga berfungsi sebagai meubel. Tanin
(ekstrak kulit kedua jenis mangrove tersebut) dapat digunakan menjadi bahan
penyamak kulit pada industri sepatu atau tas, sebagai bahan baku lem, dan
lain-lain. Daun dari jenis Nypa fruticansdapat dianyam menjadi
atap. Bahkan beberapa jenis mangrove dapat digunakan sebagai obat. Air
rebusan Rhizophora apiculata berfungsi sebagai astrigent,
kulitnya dapat menghentikan pendarahan. Air rebusan Ceriops
tagal dapat digunakan sebagai antiseptik luka, sedangkan air
rebusan Acanthus illicifolius dapat digunakan untuk obat
diabetes (Inoue et al., 1999).
Diperlukan adanya masterplan yang
memperhitungkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi untuk langkah awal
mengembalikan kelestarian pesisir. Perlu juga adanya campur tangan dari
pemerintah setempat untuk membatasi
penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung ini. Hal ini dapat
dicontohkan dengan dikeluarkannya suatu kebijakan yang mengharuskan semua
penyumbang ‘carbon’ kota untuk ikut berpartisipasi melestarikan mangrove secara
berkala dan berkelanjutan (menanam bibit mangrove dan bertanggungjawab pula
terhadap pengawasannya).
Keterlibatan masyarakat juga diperlukan, dari
tahap perencanaan, proses pemulihan kelestarian maupun dalam proses pengawasan
lingkungan. Sehingga diperlukan kerjasama
yang baik antar stageholder yang akan dapat memaksimalkan keberhasilan dalam melestarikan
keberadaan ekosistem mangrove.
Mari
kita selamatkan ekosistem hutan mangrove, demi anak cucu kita, demi masa depan
planet ini dan demi bumi yang lebih bersahabat bagi manusia. Mari kita memberikan
dukungan baik moral dan material pada usaha-usaha yang bertujuan menjaga
kelestarian hutan mangrove, baik itu di lingkungan sekitar kita, di Indonesia
maupun di dunia.
Beri
dukungan bagi kebijakan-kebijakan pelestarian hutan mangrove dan lawan segala
bentuk eksploitasi hutan mangrove demi kepentingan ekonomi. Mari kita berikan
pendidikan pelestarian lingkungan sejak dini dan mengajarkan bahwa pelestarian
hutan mangrove adalah salah satu cara membuat bumi semakin baik.
Salam
Perikanan ^_^
Kamis, 15 Mei 2014
DKP Ikuti Bangka Barat Fair 2014
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menggelar pameran pembangunan atau Bangka Barat Fair 2014 yang diproyeksikan mampu menjadi ajang promosi berbagai potensi yang dimiliki daerah, terutama di wilayah Kabupaten Bangka Barat. Pameran dimulai hari Minggu malam tanggal 11 Mei 2014 dan berakhir pada Kamis malam tanggal 15 Mei 2014.
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Stand DKP menyediakan informasi mengenai potensi Kelautan dan Perikanan di wilayah Kabupaten Bangka Barat, serta adanya UKM Perikanan yang menjual hasil dari kelautan dan perikanan seperti: udang, ikan segar, ikan olahan, cumi-cumi, kerang, lokan, hasil kerajinan dan sebagainya.
Selain itu Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Barat juga mengadakan Lomba Foto dengan tema "Potret Kehidupan Nelayan". Ada juga Lomba Mewarnai bagi anak tingkat TK. Lomba mewarnai ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2014. Pada hari Rabu ini juga dilaksanakan lomba menggambar untuk tingkat SMU/SMK Se-Bangka Barat dan Lomba memasak serba ikan.
lomba mewarnai
lomba menggmbar tingkat SMU/SMK
lomba memasak serba ikan
Dengan adanya "Bangka Barat Fair 2014" diharapkan berbagai potensi daerah bisa tergambarkan/terekspos, diketahui dan mampu dipahami yang kemudian akan menjadi inspirasi sehingga dikembangkan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraannya.
stand stand di BBF 2014
Pameran Pembangunan atau "Bangka Barat Fair 2014" (BBF 2014) digelar/ dibuka dua hari sebelum pembukaan Musabaqah Tillawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Babel di Masjid Agung Muntok yang terletak di kompleks perkantoran Pemkab Bangka Barat. Sedangkan pembukaan MTQ tingkat Provinsi Babel dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Mei 2014, diharapkan para peserta dan pengunjung dari luar daerah juga bisa melihat potensi dan hasil pembangunan daerah yang disajikan melaui pameran pembangunan yang digelar tidak jauh dari kompleks Masjid Agung Muntok.
masjid agung Muntok
lokasi yang berdekatan dilangsungkannya dua kegiatan besar itu diharapkan mampu mempromosikan potensi dan berbagai produk usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkembang agar lebih dikenal luas sehingga ke depan bisa ikut berperan dalam menunjang ekonomi daerah.
Melalui BBF 2014 disajikan berbagai potensi yang dimiliki di Kabupaten Bangka Barat mulai dari potensi pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan kelautan, pariwisata maupun wisata kulinernya. sejumlah UKM yang mengolah potensi unggulan, seperti pengolahan hasil laut, hasil perkebunan, pertanian, pertambangan, kerajinan juga ikut berpartisipasi di BBF 2014.
Semoga ke depannya Kabupaten Bangka Barat lebih bisa dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan akan ada produk-produk unggulan dan potensi yang muncul dan menjadi kebanggaan dari daerah Kabupaten Bangka Barat.
salam perikanan ^_^
Semoga ke depannya Kabupaten Bangka Barat lebih bisa dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan akan ada produk-produk unggulan dan potensi yang muncul dan menjadi kebanggaan dari daerah Kabupaten Bangka Barat.
salam perikanan ^_^
sumber: foto dari koleksi pribadi
Langganan:
Postingan (Atom)