Konsep Ekonomi Biru yang diterapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), perlahan tapi pasti mulai dilaksanakan dengan melakukan sinergi antara KKP dengan instansi lain. Salah satunya adalah pemanfaatan limbah ternak untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan paku pakan mandiri. ”Ini merupakan terobosan baru dalam mengatasi limbah yang sebelumnya mungkin belum termanfaatkan secara optimal. Dengan konsep ekonomi biru, yaitu limbah dari satu produk menjadi input dari produk lainnya, kerjasama ini sangat berguna bagi masyarakat dan juga bagi lingkungan”, demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan, Slamet Soebjakto, pada acara Temu Konsultasi Pemberdayaan Usaha Koperasi dan UKM Berbasis Energi Terbarukan Secara Berkelanjutan di Indonesia, yang dilaksanakan di Hotel Royal Kuningan, Jakarta.
Lebih jauh Slamet mengatakan bahwa untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan perekonomian; mengurangi dampak pencemaran pada aktivitas peternakan mengurangi ketergantungan impor untuk bahan baku pakan ikan, konsep Ekonomi Biru ini sangat tepat untuk diterapkan.”Kita harus pandai melihat peluang untuk memanfaatkan sesuatu yang sebelumnya kurang bermanfaat menjadi sesuatu yang berguna apabila dirubah bentuknya atau menjadi input bagi proses produksi lainnya. Peningkatan atau pemberian nilai tambah bagi suatu produk akan meningkatkan daya saing produk Indonesia. Terlebih pada tahun 2015 nanti, kita harus siap menghadapi Pasar Bebas ASEAN”, ungkap Slamet.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya, proses fermentasi kotoran ternak di dalam tangki biodigester selain menghasilkan biogas, juga akan menghasilkan bahan padatan yang bebas dari hama dan bakteri pathogen serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. “Limbah biodigester inilah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan. Hasil penelitian juga menunjukkan hasilnya cukup menjanjikan”, tambah Slamet.
Slamet menambahkan, untuk menerapkan pemanfaatan limbah biodigester tersebut, DJPB KKP melakukan penandatanganan kerjasama dengan Deputi Bidang Produksi, Kementerian Koperasi dan UKM dalam rangka menerapkan teknologi tersebut dalam skala yang lebih luas dalam bentuk Pilot Project di Cianjur, Jawa Barat yang akan berlangsung mulai tahun 2013. “Penandatanganan kerjasama ini merupakan terobosan yang nyata dalam mengatasi mahalnya harga pakan ikan yang salah satunya disebabkan oleh mahalnya bahan baku pakan yang hampir semuanya impor, sehingga akan dihasilkan pakan ikan mandiri yang berkualitas dan berkelanjutan dari bahan baku local, dan harga yang terjangkau”, papar Slamet.
“Disamping itu, kerjasama ini diharapkan juga akan menghasilkan hasil yang memuaskan sehingga dapat menyediakan energi terbarukan, pakan mandiri yang berkualitas, usaha koperasi yang sehat untuk mensejahterkan masyarakat secara berkelanjutan, sekaligus membersihkan das citarum dari bahan pencemaran yang masuk ke waduk Cirata dan sekitarnya” pungkas Slamet.
Pada pertemuan ini juga dihadir Deputi Bidang Produksi - Kementerian Koperasi & UKM, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi - Kementerian ESDM, Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UKM – Kemenkop & UKM dan juga Gubernur NTT.
Sumber : www.djpb.kkp.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar