aji dan abah (eyang kakung) di masjid turen malang
Minggu, 21 Juli 2013
Minggu, 14 Juli 2013
Penanganan Ikan Diatas Kapal
Penanganan ikan di atas kapal harus baik dan benar agar di peroleh hasil yang semaksimal mungkin. Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya alat penanganan, media pendingin, teknik penanganan, dan keterampilan pekerja.
Pemakaian alat-alat penanganan yang lengkap dan baik dalam arti dapat memperkecil kerusakan fisik, kimia, mikrobiologi dan biokimia akan memberikan hasil yang maksimal. Media pendingin yang memberikan hasil yang baik adalah media pendingin yang dapat memperlambat proses biokimia dan pertumbuhan mikroba dalam daging ikan.
- Sarana yang digunakan: Palka
Berdasarkan kelayakan usaha, keuntungan yang besar dari suatu operasi penangkapan adalah suatu hal yang sangat diharapkan oleh semua nelayan. Keuntungan yang besar ini dapat diperoleh tidak hanya dengan memperbanyak hasil tangkapan, tetapi juga dengan memaksimalkan usaha mempertahankan tingkat kesegaran ikan tersebut sampai dijual. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh harga jual yang tinggi per satuan berat ikan.
Persyaratan palka di bagi menjadi 4 bagian :
- Persyaratan teknis, yang harus dipenuhi oleh palka adalah mampu meminimalkan pengaruh panas yang masuk ke dalam palka. Panas yang masuk ke dalam palka akan memperbesar beban pendinginan. Akibatnya, penurunan suhu tubuh ikan menjadi lebih lama dan usaha menstabilkan suhu ruang penyimpanan juga menjadi terganggu karena adanya fluktuasi.
- Persyaratan ekonomis, ukuran ruang palka jangan terlalu luas, tetapi juga jangan terlalu sempit. Luas palka harus disesuaikan dengan kemampuan kapal dalam beroperasi dan menangkap ikan. Ruang yang terlalu luas dan tidak sesuai dengan hasil tangkapan yang diperoleh akan menyebabkan banyak ruang yang kosong tidak terisi. Semakin luas ruang palka maka panas yang harus juga semakin besar sehingga media pendingin yang diperlukan lebih banyak. Dengan demikian, biaya pendinginan menjadi lebih besar.
- Persyaratan sanitasi dan higienis, palka ikan harus memiliki sistem sanitasi dan higienis yang baik. Maksudnya, palka dapat dengan mudah dibersihkan, baik sebelum, maupun sesudah penyimpanan ikan dilakukan. Palka yang kotor dapat menjadi sumber bersarangnya bakteri dan mikroorganisme lain. Sementara ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah terkontaminasi, terutama oleh bakteri. Oleh karena itu, permukaan palka yang mungkin bersinggungan langsung dengan ikan harus dibuat dari bahan-bahan yang kedap air, mudah dibersihkan, dan mempunyai permukaan yang halus.
- Persyaratan biologis, palka harus dibuat dengan drainase yang baik untuk mengeluarkan air lelehan es, lendir, dan darah yang mungkin yang terkumpul di dasar palka. Selama penyimpanan dalam palka, es yang digunakan dalam penanganan ikan akan mencair dan air lelehan ini akan melarutkan kotoran-kotoran dan darah ikan. Air lelehan tersebut, jika tidak dikeluarkan, akan menggenangi dasar palka dan menjadi sumber pencemaran yang serius karena dalam air tersebut banyak mengandung bakteri.
- Pengurangan beban pengangkutan kapal ke tempat penangkapan.
- Pemanfatan banyak ruang untuk keperluan lain.
- Pengurangan biaya pendinginan.
- Proses penanganan ikan di atas kapal
- Saat pengangkutan ikan dari jaring
- Pendinginan
Proses penyimpanan hasil tangkap dilakukan setelah tahap penanganan ikan di atas kapal. Hal yang perlu dicermati di dalam pengawetan ikan dengan es adalah wadah yang digunakan untuk penyimpanan harus mampu mempertahankan es selama mungkin agar tidak mencair. Wadah peng-es-an yang ideal harus mampu mempertahankan suhu tetap dingin, kuat, tahan lama, kedap air, dan mudah dibersihkan.
Dasar-dasar penyimpanan yang baik :
a. Segera dinginkan dan diberi es yang cukup.b. Ikan harus berkontak dengan es, bukan dengan lainnya.
c. Air lelehan es mendinginkan dan menyegarkan ikan, sambil menghayutkan lendir, darah dan kotoran.
d. Pengusahaan suhu yang cukup rendah sekitar tumpukan ikan es.
e. Pemerliharaan kebersihan Segala peralatan, papan-papan, dan rak dalam palka harus bersih sebelum ikan disusun. Sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya harus dibuang habis.
f. Perlakuan dalam palka Perlakuan yang utama adalah bahwa setibanya ikan dalam palka, harus cepat-cepat didinginkan dan suhu dipelihara pada 0°C.
sumber: pusluh.kkp.go.id
Jumat, 12 Juli 2013
Kamis, 11 Juli 2013
Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Tambang Timah
Penulis : Ardiansyah Kurniawan
Editor : Andri Kurniawan
Desain : Ira Triswiyana
Foto : Dok Penulis & Pustaka
Penerbit : UBB Press
Redaksi : Jl. Merdeka No. 04 Pangkalpinang Telp. 0717-422965, 422145 Fax. 0717-421303
Cetakan Pertama, Juli 2012
Buku ini memuat tentang kondisi lahan basah pasca penambangan timah secara umum dan potensi pemanfaatannya untuk budidaya perikanan khususnya pada budidaya perikanan ikan air tawar. Harapan buku ini adalah meningkatnya pemahaman budidaya ikan memanfaatkan kolong bagi mahasiswa dan bertambahnya kolong-kolong pasca tambang timah di pulau Bangka dan Belitung yang dimanfaatkan untuk budidaya ikan pada masyarakat. Untuk itu buku ini disajikan dalam bentuk dan isi yang sederhana dengan harapan mudah dipahami baik sebagai pegangan mata kuliah Pengantar Budidaya Perairan, pengayaan mata kuliah reklamasi lahan tambang maupun informasi bagi masyarakat yang memanfaatkan kolong pasca tambang timah.
Dalam buku ini, setelah pendahuluan (Bab 1) mahasiswa dan masyarakat dapat mengetahui tentang penambangan timah beserta dampaknya (Bab 2) dan Persyaratan air sebagai media budidaya ikan (Bab 3) yang dibandingkan dengan karakteristik lahan basah pasca penambangan timah (Bab 4). Selanjutnya dipelajari tentang wadah budidaya ikan (Bab 5) dan manajemen budidaya ikan pada lahan basah pasca tambang timah (Bab 6) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan kolong sebagai lahan basah pasca tambang timah untuk menghasilkan produk budidaya ikan yang sehat, aman dan menguntungkan.
Langganan:
Postingan (Atom)