Kamis, 31 Maret 2016

Monev BKP3 Kab. Babar ke Desa Kapit dan Desa Airgantang


Pada hari ini, Kamis 31 Maret 2016 diadakan monitoring dan evaluasi (Monev) atau supervisi dari BKP3 Kabupaten Bangka Barat kepada penyuluh di Desa Kapit dan Desa Airgantang. Pagi hari monev dilaksanakan di Desa Kapit tepatnya di kantor desa tersebut.

IMG_20160331_120353

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Sekban BKP3 beserta kabid penyuluhan dan koordinator penyuluhan se-Kabupaten Bangka Barat. Bapak Kepala Desa Kapit beserta anak buahnya juga ikut hadir, serta masyarakat desa tersebut yang memiliki usaha baik ddi bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Tidak lupa pula beberapa penyuluh, baik penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan di wilayah kerja Kecamatan Parittiga juga ikut menghadiri kegiatan tersebut.

IMG_20160331_120424

Antusiasme masyarakat desa Kapit yang hadir cukup tinggi, ini tebukti dengan banyaknya pertanyaan, saran, masukan dan kritik membangun yang disampaikan oleh masyarakat ke pemerintah dalam hal ini melalui BKP3 pada forum monev kali ini.

Siang hari, sekitar jam 13.30 wib monev dilanjutkan di desa Airgantang. demi kenyamanan dan kemudahan maka tempat monev di desa Airgantang diadakan di kantor Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Parittiga.Antusiasme masyarakat desa Kapit yang hadir cukup tinggi, ini tebukti dengan banyaknya pertanyaan, saran, masukan dan kritik membangun yang disampaikan oleh masyarakat ke pemerintah dalam hal ini melalui BKP3 pada forum monev kali ini.

Sama dengan monev di desa Kapit, maka untuk di desa Airgantang juga dihadiri oleh beberapa perwakilan dari BKP3 Kab. Bangka Barat, bapak Kepala Desa Airrgantang, beberapa warga desa Airgantang dan Gapoktan Arga Sejahtera yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan.

IMG_20160331_143603

Sedangkan monev di desa Airgantang membahas tentang berrbagai permasalahan, kendala dan musyawarah kelompok di Gapoktan Arga Sejahtera. Juga membahas segala sesuatu yang terjadi dan dialami oleh pelaku utama ataupun pelaku usaha baik bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan.

IMG_20160331_143802

Kegiatan monev ini bertujuan utamannya untuk mengetahui sejauh mana kinerja penyuluh yang ada di lapang. Apakah para penyuluh telah benar-benar turun ke lapang untuk mendampingi, berbagi ilmu dan bersosialisasi dengan masyarakat di desa. Juga menampung aspirasi, keluhan, kendala, saran, masukan dan kritik membangun dari masyarakat yang bisa disampaikan secara langsung kepada pemerintah dalam hal ini melalui BKP3 Kab. Bangka Barat untuk dapat ditindaklanjuti segera.


Semoga ke depannya monev yang diadakan bukan hanya fomalitas belaka. Akan tetapi benar-benar mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan dan kemajuan di wilayah desa atau kecamatan tersebut. 

Rabu, 16 Maret 2016

Fotonews: Menghadiri Undangan Apresiasi Cyber Extention di Bali, 15-16 Maret 2016



















Mengikuti Kegiatan Apresiasi Cyber Extention di Bali 2016


Dalam mewujudkan visi dan misi KKP dan pengembangan SDM KP, penyuluhan perikanan mempunyai peran yang penting dan strategis karena posisi penyuluh perikanan berada digaris terdepan yang berhadapan langsung dengan pelaku utama (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah/ pemasar ikan dan petambak garam) dan pelaku usaha KP guna menyukseskan pencapaian program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan pada dasanya adalah suatu proses pemberdayaan masyarakat pelaku utama kelautan dan perikanan agar mereka mau dan mampu mandiri dan berperan serta dalam pengelolaan dan pelestarian sumberdaya kelautan dan perrikanan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraannya.


Sejalan dengan era pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, maka perlu adanya penyampaiaan informasi teknologi serta materi penyuluhan terbaru dengan cepat, dan murah kepada penyuluh perikanan. Untuk percepatan diseminasi materi penyuluhan KP yang bersumber dari teknologi KP yang dihasilkan unit kerja penghasil teknologi KP tersebut, maka Pusluh KP menginisiasi membangun sistem informasi penyebarluasan materi penyuluhan KP atau Cyber Extention.


Cyber Extention merupakan media komunikasi inovasi baru yang bersifat hybrid dan konvergen yang memanfaatkan jaringan intenet, komunikasi melalui komputer dan multimedia interaktif digital untuk menjembatani proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi baru di berbagai bidang secara cepat. Cyber Extention adalah media pembelajaran non formal bersifat online sehingga menjangkau sasaran penyuluhan dengan tidak ada batasan waktu dan tempat sepanjang ada peralatan komputerr, tablet, HP dan jarinan internet.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Pusat Penyuluhan (Pusluh) dan BPSDM Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMKP) pada tahun angggaran 2016 melaksanakan kegiatan Apresiasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik Operasional Cyber Extention.

Tujuan diadakannya kegiatan apresiasi cyber extention adalah:
1.   Menyediakan dan menyebarluaskan teknologi KP yang terekomendasi dan materi penyuluhan lainnya (informasi,  rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan) kepada penyuluh perikanan dan pelaku utama/usaha perikanan di Indonesia melalui media on-line berbasis web, sehingga memungkinkan jangkauan penyebaran materi penyuluhan meluas dan tidak dibatasi waktu dan tempat;
2.   Mengumpulkan materi penyuluhan spesifik lokasi hasil kaji terap dan kearifan lokal dari daerah yang memungkinan penyuluh perikanan berbagi (sharing) materi penyuluhan dengan penyuluh perikanan di daerah lain untuk diketahui atau dapat digunakan oleh penyuluh perikanan di daerah lain;
3.   Mendapatkan umpan balik (feed-back) dari penyuluh perikanan dan pelaku utama/usaha perikanan terhadap materi penyuluhan dari teknologi yang sudah mendapat rekomendasi yang dimuat dalam cyber extension kelautan dan perikanan untuk disampaikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan unit kerja teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan penghasil teknologi kelautan dan perikanan.
4.   Mendapatkan informasi kebutuhan teknologi KP terkini yang dibutuhkan oleh pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan untuk disampaikan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan unit kerja teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan penghasil teknologi kelautan dan perikanan.
5.   Meningkatkan jejaring lembaga penghasil teknologi KP dengan lembaga penyuluhan serta teknis dinas di daerah.


Keluaran dari kegiatan ini adalah:
1.    Terlaksananya kegiatan Apresiasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik Operasional Cyber Extention Tahun 2016.
2.    Terlaksananya simulasi Operasional Cyber Extention Tahun 2016.

Manfaat dari kegiatan Apresiasi Penyelenggaraan Pelayanan Publik Operasional Cyber Extention Tahun 2016 adalah Penyuluh Perikanan, baik PNS, Penyuluh Swadaya, PPB dan masyarakat KP mengetahui tentang Cyber Extention dan dapat mengoperasionalkannya serta aktif di dalamnya.

Jumat, 11 Maret 2016

KKP Meluncurkan Program Kampanye Pride Untuk PAAP

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, serta RARE Indonesia meluncurkan Program Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP).

Letak Indonesia yang berada di pusat segitiga karang (coral triangle), menjadikan indonesia sebagai jantung dari jaringan ekosistem laut tropis Indo-pasifik dan merupakan hot spot global bagi keanekaragaman hayati laut. Oleh karena itu, Kementrian perikanan dan kelautan, kementrian lingkugan hidup dan kehutanan dan Rare berkomitmen untuk membuat terobosan dalam pengelolaan konservasi laut bersama masyarakat setempat sehingga mereka dapat ikut mengelola kawasan konservasi laut.

Program ini sesuai dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Indonesia pada dunia Internasional. Luas kawasan konservasi laut Indonesia sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 17,3 juta hektare dan akan mencapai 20 juta hektare pada tahun 2020. Kawasan konservasi dikelola dan dimanfaatkan melalui sistem zonasi sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi nelayan kecil, masyarakat adat setempat dan masyarakat sekitar kawasan konservasi.

Dalam hal ini, PAAP juga merespon kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan, termasuk pemanfaatan secara bertanggung jawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi.

Keberlanjutan dan kelestarian kawasan konservasi laut tidak akan berlangsung tanpa adanya keikutsertaan nelayan kecil dan masyarakat di sekitar kawasan untuk ikut menjaganya. Melalui Program Kampanye Pride bagi PAAP menjadikan kawasan konservasi laut bermanfaat secara langsung bagi nelayan kecil.

Program KKP ini diproyeksikan bisa merespons kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan. Program PAAP merespon kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan, termasuk pemanfaatan secara bertanggung jawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi.

Nelayan kecil beroperasi di pesisir pantai dengan peralatan tangkap yang seadanya dan harus bersaing dengan Nelayan besar atau swasta. Diharapkan, dengan adanya PAAP bisa semakin meningkatkan nilai tambah melalui sistem Zonasi dari kawasan konservasi laut. Oleh karena itu, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Rare Indonesia optimis bahwa terobosan ini akan membawa dampak positif bagi pengelolaan kawasan konservasi laut dan keberlanjutan sumberdaya perikanan Indonesia.


Pada 17 Februari 2016, program ini diluncurkan secara nasional di Jakarta. Program ini mengembangkan kapasitas 15 lembaga mitra pelaksana lokal yang memangku 15 kawasan konservasi dari Sabang hingga Kaimana untuk periode 2014−2017. Salah satunya ialah Balai TN Wakatobi. Nantinya, 15 kawasan ini akan menjadi model pengelolaan perikanan di Indonesia, sehingga ke depannya dapat direplikasi di daerah lain.

PAAP merupakan inovasi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Kampanye Pride bagi perikanan berkelanjutan di Pulau Tomia, TN Wakatobi periode 2012–2014 telah membuktikan hasil nyata. Data monitoring biofisik oleh BTN Wakatobi menunjukkan peningkatan jumlah ikan Kakap Merah dari 71 individu per kelompok pada tahun 2012 menjadi 109 individu per kelompok pada tahun 2014. 

Sebelumnya, terdapat kampanye Pride yang dilaksanakn di Teluk Mayalibit, Raja Ampat, berhasil meningkatkan jumlah tangkapan perhari ikan kembung, yang semula berjumlah 1,64 kg menjadi 4,9 kg. Selain Raja Ampat, Balai Taman Nasional Karimun Jawa, sudah mengadopsi layanan hotline untuk sistem penegak hukum sehingga masyarakat sudah dapat melaporkan pelanggaran di zona inti melalui telepon dan SMS untuk segera ditindaklanjuti oleh Tim Patroli. Menurut kepala desa Nyamuk, Pak Sudarto dengan diadakan program semacam ini sudah memberikan dampak positif bagi para masyarakat di wilayah karimun Jawa khususnya dalam penghasilan mereka. Program ini juga bagus untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada.

Rare sudah membantu sebanyak 15 kepulauan di Indonesia dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan sebelumnya melakukan kampanye perubahan perilaku masyarakat untuk membuat masyarakat lebih aware dengan sistem zonasi , sehingga masyarakat sudah menghindari beberapa lokasi yang bukan wilayah tangkapan. Dan sebanyak 18% masyarakat menanggapi positif program ini. Rare memang tidak menyediakan tenaga langsung di lapangan namun Rare secara aktif mendidik beberapa masyarakat yang aktif di dalam wilayah konservasi dan kemudian dibagikan langsung dengan masyarakat lainnya.

Rare dan mitra melalui kampanye Pride mempromosikan perubahan perilaku pada pengguna sumberdaya, pemangku kepentingan, pelaku pasar dan pembuat kebijakan di kawasan untuk memperoleh komitmen serta aksi nyata terkait pengelolaan berkelanjutan dari kawasan konservasi dan sumberdayanya. Melalui Kampanye Pride PAAP ini, para nelayan kecil menjadi jawaban dari tantangan saat ini melalui kapasitas pengorganisasian kelompok, pemahaman konservasi dan pengelolaan perikanan sehingga senantiasa patuh pada peruntukan zonasi di dalam setiap kawasan konservasi dan pada saat yang sama mampu mengelola akses area perikanan secara bertanggung jawab.
Kawasan Implementasi Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (periode 2014 – 2017) :
  1. Perairan Teluk Kolono (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Selatan).
  2. Daerah Perlindungan Laut Liya Togo, Liya Mawi, Liya Bahari (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi)
  3. Taman Nasional Wakatobi (mitra: Balai Taman Nasional Wakatobi)
  4. Taman Nasional Bunaken (mitra: Balai Taman Nasional Bunaken)
  5. Taman Nasional Taka Bonerate (mitra: Balai Taman Nasional Taka Bonerate)
  6. Perairan Teluk Bumbang (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Tengah dan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Lombok
  7. Taman Wisata Perairan Gili Matra (mitra: Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Kupang)
  8. Taman Wisata Perairan Laut Banda ((mitra: Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Kupang)
  9. Kawasan Konservasi Perairan Pesisir Timur Pulau Weh, Kota Sabang (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sabang)
  10. Taman Wisata Perairan Kepulauan Anambas (mitra: Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional, Pekanbaru
  11. Taman Nasional Kepulauan Seribu (mitra: Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu)
  12. KKPD Kaimana (mitra: Conservation International Indonesia)
Kawasan Prototipe Kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (periode 2014 – 2016) :
  1. Perairan di bawah pengelolaan Kabupaten Demak (mitra: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak)
  2. Taman Nasional Karimunjawa (Mitra: Balai Taman Nasional Karimunjawa)
  3. Kawasan Konservasi Perairan Daerah Teluk Mayalibit, Raja Ampat (Mitra: Conservation International dan BLUD KKPD Raja Ampat).

Konservasi Kunci Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

Berdasarkan PP No. 60/2007 pasal 1. Kawasan konservasi perairan (KKP) didefinisikan sebagai kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

IUCN – The Conservation Union, mendefinisikan kawasan konservasi laut sebagai suatu area atau daerah di kawasan pasang surut beserta kolom air di atasnya dan flora dan fauna serta lingkungan budaya dan sejarah yang ada di dalamnya, yang diayomi oleh undang-undang untuk melindungi sebagian atau seluruh lingkungan yang tertutup.

Lebih lanjut, menurut UU 27/2007, Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara berkelanjutan.

Manfaat konservasi telah nyata meningkatkan produksi perikanan tangkap, utamanya berhubungan dengan proses-proses biofisik seperti spill-over, ekspor spesies ikan dewasa maupun benih ke daerah penangkapan ikan, ekspor larva ikan dari tempat pemijahan yang tersedia sebagai stok perikanan, sehingga mampu mencegah kolaps tangkapan. Kawasan konservasi yang dikelola secara konsisten beberapa tahun diharapkan mampu menyokong hasil tangkapan ikan di luar kawasan meningkat 40 (empat puluh) persen. Hasil kajian menyatakan bahwa produksi larva akan meningkat pada perlindungan terhadap 20 - 30% luasan habitat penting di kawasan konservasi.

Nelayan, tidak memandang wilayah konservasi sebagai musuh. Sebab, jika tidak ada konservasi, bukan tidak mungkin sumber daya alam berupa ikan dan isi laut lainnya akan digunakan secara besar-besaran yang akan berdampak bagi masa depan nelayan. Semua orang berlomba-lomba mengambil ikan, dikhawatirkan ikan akan berkurang bahkan habis jika konservasi alam diabaikan.

Nelayan kecil masih mengalami beberapa hambatan dalam usahanya menangkap ikan. Sumber daya baik secara kualitas maupun kuantitas masih menjadi hambatan utamanya. Keadaan itu diperparah dengan tidak jelasnya teritorial atau hak para nelayan kecil dalam menangkap ikan. Salah satu yang menghambat adalah kawasan konservasi laut. Yaitu, karena tidak jelasnya pembagian kewenangan. Maka dari itu, diperlukan peran serta pemerintah untuk mengajak masyarakat agar bisa bersinergi.

Kunci keberhasilan pengelolaan efektif kawasan konservasi perairan adalah melalui Pengelolaan Bersama (Kolaboratif), pada prakteknya tentu bukan merupakan hal yang sederhana, perlu komitmen dan kerjasama semua pihak dalam mewujudkannya. Pengelolaan kawasan konservasi tidak dapat dilepaskan dari tiga pilar utamanya, yakni perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan secara berkelanjutan.

Hal ini sesuai dengan tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang dikelola berdasarkan sistem zonasi dan upaya ini sedikitnya dapat  dilakukan melalui tiga strategi pengelolaan, yaitu:
(1)  Melestarikan lingkungannya, melalui berbagai program konservasi,
(2) Menjadikan Kawasan Konservasi sebagai penggerak ekonomi, melalui program pariwisata alam perairan dan pendanaan mandiri yang berkelanjutan, dan
(3) Pengelolaan kawasan konservasi sebagai bentuk tanggungjawab sosial yang mensejahterakan masyarakat.

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi merupakan hal yang utama, mengingat masyarakat-lah yang sebenarnya sehari-hari berada pada kawasan konservasi, tidak sedikit yang bergantung terhadap sumberdaya di kawasan tersebut. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi adalah WAJIB hukumnya. Co-management, kemitraan dan kerjasama yang mengedepankan peran masyarakat utamanya bagi peningkatan kesejahteraan adalah sangat penting.

Upaya-upaya pembinaan masyarakat melalui pengembangan alternatif mata pencaharian di kawasan konservasi telah dikembangkan, seperti misalnya pengelolaan kepiting bakau, pengelolaan jasa wisata bahari, budidaya rumput laut, maupun kegiatan lainnya. Sebagai bentuk partisipasi dan pemberdayaan kaum perempuan juga telah dikembangkan alternatif pencaharian seperti pembuatan kerupuk ikan, pembuatan cindera mata dan kerajinan, maupun berbagai aktivitas lain yang mendorong peningkatan pendapatan masyarakat. Pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dapat digandeng sebagai mitra.

Penatakelolaan kawasan konservasi perairan yang efektif dapat tercapai melalui perencanaan pengelolaan dan manajemen zonasi yang baik, tersedianya sumberdaya manusia dan lembaga pengelola yang kompeten, tersedianya infrastruktur dan sarana pendukung yang baik, maupun upaya-upaya pengelolaan kawasan yang dilakukan secara sinergis dan terpadu.

Sudah menjadi suatu kewajiban bagi para pemerintah untuk menyejahterahkan seluruh masyarkat , termasuk nelayan kecil di perairan Indonesia. Dalam kerjasamanya degan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membagi tugas pokok sesuai dengan porsinya. Dengan KLHK menyediakan ruang zonasi untuk perairan dan KKP mengatur semua peraturan yang belaku di dalamnya seperti bagaimana kriteria ikan yang boleh dan tidak boleh ditangkap. Selain berwenang dalam menentukan zonasi, KLHK juga membantu melaksanakan kerjasama dengan masyarakat . 

Berikut pemaparan Zonasi tersebut, Zona Larang Tangkap, Zona Pariwisata, Zona Perlindungan Bahari dan Zona Inti Kondisi sumber daya perikanan di Zona Pemanfaatan Lokal sangat bergantung pada kondisi Zona Larang Tangkap Zona Pemanfaatan Lokal merupakan daerah tangkapan khusus bagi nelayan lokal. Zonasi ini merupakan upaya Memulihkan kondisi sumberdaya perikanan.

Semoga Perwujudan Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Konservasi Perairan yang Efektif untuk Mendukung Perikanan Berkelanjutan bagi Kesejahteraan Masyarakat bukan hanya ucapan semata namun segera dapat tercapai.

KAJIAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PERDAGANGAN IKAN HIU DI MUNTOK DAN PANGKALPINANG

Perdagangan ikan hiu di kota Pangkalpinang untuk pasar lokal cukup besar dengan adanya area khusus hiu yang berukuran hampir setengah ukuran pasar ikan kota Pangkalpinang. Kondisi ini berbeda dengan pasar-pasar lain di pulau Bangka, salah satunya adalah pasar ikan Muntok yang menyediakan ikan hiu dalam jumlah kecil.  Perbedaan pasar ikan hiu tersebut manjadi acuan untuk melakukan kajian tentang perdagangan ikan hiu di pasar ikan Pangkalpinang dan pasar ikan Muntok berdasarkan diferensiasi produk hiu sebagai produk hilir perdagangannya. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan analisis deskriptif melalui wawancara.

Pada pasar Pangkalpinang, ikan hiu dipisahkan antara daging, sirip, kulit, tulang dan isi perut. Bagian tulang, kulit dan isi perut menjadi bagian yang belum memiliki nilai ekonomis akibat minimnya permintaan untuk pemanfaatannya. Sirip diperdagangkan secara tertutup melalui pengepul sirip hiu. Daging ikan hiu dipasarkan dengan harga variatif antara Rp.10.000,- hingga Rp.25.000,- per kilogram. Sementara untuk pasar ikan Muntok dilakukan pemisahan dan perdagangan yang sama sebagaimana perlakuan di pasar ikan Pangkalpinang.

Jumlah pedagang daging ikan hiu di pasar Pangkalpinang berjumlah sekitar 5 orang dengan volume penjualan lebih dari 200 kg/hari, sedangkan jumlah pedagang daging ikan hiu di pasar Muntok sebanyak 2 orang dengan volume berkisar 50 kg/hari. Pembeli daging hiu terbanyak di pasar ikan Pangkalpinang adalah pedagang produk olahan.  Produk olahan yang teridentifikasi berbasis daging ikan hiu adalah bakso. Sedangkan konsumen daging ikan hiu di pasar Muntok umumnya untuk konsumsi rumah tangga.

Tekstur daging hiu yang berserat dan mirip dengan daging sapi menjadikan daging hiu disubstitusikan dalam pembuatan bakso dalam proporsi yang beragam. Jumlah produksi bakso berbasis ikan hiu di kota Pangkalpinang dan sekitarnya menjadikan perdagangan daging ikan hiu lebih tinggi dibandingkan pasar ikan Muntok dan pasar ikan lainnya.

Nelayan Riwayatmu Kini

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melarang penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ke kapal nelayan dengan ukuran di atas 30 GT. pelarangan itu merupakan kado kesengsaraan bagi nelayan di tengah kondisi cuaca buruk yang membuat nelayan tidak bisa melaut. Sangat disayangkan disaat kondisi cuaca buruk seperti saat ini yang mengakibatkan nelayan tidak bisa melaut, pemerintah justru menambah berat beban nelayan melalui pencabutan BBM subsidi bagi nelayan dengan kapal 30 GT ke atas.


Pencabutan subsidi BBM itu telah diumumkan melalui surat yang dikeluarkan BPH Migas yang ditandatangani Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Someng Nomor 29/07/Ka.BPH/2014 Tanggal 15 Januari 2014. Dalam surat tersebut dikeluarkan perintah kepada Pertamina, AKR dan Surya Parna Niaga agar tidak menyalurkan dan tidak melayani penyaluran jenis BBM tertentu (BBM Bersubsidi)  kepada konsumen pengguna usaha perikanan dengan ukuran Kapal di atas 30 gross ton (GT).

Keputusan itu didasari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis BBM tertentu, yang membatasi subsidi BBM untuk kapal di atas bobot mati 30 ton. Perpres 15/2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis BBM Tertentu tertanggal 7 Februari 2012 menyebutkan, hanya kapal dengan bobot maksimum 30 "gross" ton (GT) yang boleh menggunakan BBM bersubsidi.

Aturan tersebut disusul Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Perpres 15/2012 tertanggal 24 Februari 2012 yang mengatur kapal di bawah 30 GT hanya boleh mengonsumsi BBM subsidi maksimal 25 kiloliter per bulan. Ditambah lagi dengan adanya Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 18/2013 tentang Harga Jual Eceran Jenis BBM Tertentu untuk Konsumen Pengguna Tertentu, konsumsi solar bagi nelayan paling banyak 25 kiloliter per bulan. Selain itu juga ada surat Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Nomor 29/07/Ka.BPH/2014 yang mengatur penyaluran subsidi BBM oleh Pertamina.

Sangat ironis sekali, sebelumnya juga ada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 30 Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan Tangkap yang memberikan perlakuan khusus bagi kapal ikan asing berbobot lebih dari 1.000 GT (grosston) untuk melakukan transhipment (pengalihan muatan ikan ke kapal lain di laut). hal tersebut dapat memberi celah bagi legalisasi pencurian ikan (illegal fishing). sehingga dapat dibayangkan jumlah kapal nelayan Indonesia yang berbobot lebih dari 1.000 GT hanya sedikit dan yang memiliki kapal dengan ukuran besar adalah kapal asing.

Nelayan kecil semakin terpuruk


Keterpurukan dan ketidakberdayaan nelayan semakin diperparah dengan kenaikan harga dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), keterbatasan peralatan dan modal, bunga pinjaman yang tinggi ,cuaca ekstrem, serta ketidakpastian hasil tangkapan dan harga penjualan. Hal ini sangat memberatkan nelayan karena 70 sampai 80 persen dari total biaya melaut adalah untuk membeli bahan bakar.

Kenaikan harga bahan bakar diperparah lagi dengan kelangkaan BBM tersebut. Bagaimana tidak, terbatasnya stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) dan kios pengisian solar nelayan di sentra produksi, memaksa nelayan membeli bahan bakar eceran yang harganya lebih mahal. Hal ini diperparah dengan adanya penghapusan BBM bersubsidi untuk ukuran kapal tertentu.

Disaat cuaca ekstrem seperti saat ini, banyak nelayan yang memutuskan tidak melaut karena sangat berbahaya. Jika ada yang nekat melaut, tidak sedikit dari mereka yang meninggal dan hilang karena diterjang ombak. Berbeda dengan nelayan asing, mereka masih bisa melaut menangkap ikan di perairan Nusantara meski dalam cuaca ekstrem karena kecanggihan kapal mereka.

Cuaca ekstrem ini bahkan bisa sampai selama sebulan dan selama itulah nelayan kita makin kewalahan untuk menghidupi keluarganya. Dan sampai saat ini belum banyak nelayan yang mendapatkan pekerjaan alternatif pada saat cuaca ekstrem. Sebagian kecil memang sudah ada yang memiliki pekerjaan alternatif, misalnya budidaya perikanan, bertani, berdagang, dan beternak. Akan tetapi sebagian besar masih banyak yang mengandalkan penghasilan dari mencari ikan di laut.

Terakhir, kehidupan nelayan berada di atas gelombang ketidakpastian. Ada kalanya mereka mendapatkan hasil yang melimpah, tetapi ada juga kalanya mengalami masa paceklik. Dalam soal harga penjualan hasil ikan tangkapan  juga demikian. Nelayan makin tersakiti ketika harga ikan impor lebih murah daripada ikan domestik. Padahal ikan impor yang masuk ke Indonesia bisa jadi adalah hasil tangkapan nelayan asing dari perairan Nusantara.

Kondisi inilah yang mengantar dan memaksa nelayan terjebak dalam belenggu kemiskinan dan ketidakpastian hidup. Hal ini juga membuat merosotnya minat generasi muda nelayan untuk mengikuti jejak orangtuanya. Mereka akhirnya lebih memilih menjadi penambang timah bagi anak nelayan yang ada di wilayah Bangka Belitung, sebagai buruh di perusahaan, kuli bangunan atau merantau menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Tanpa ada keseriusan dari negara ini untuk mengembangkan potensi bahari dan memberdayakan nelayan, maka tidak mustahil ke depan Indonesia akan mengalami krisis ikan dan juga krisis nelayan.

Dengan keadaan seperti di atas, seharusnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih fokus dan memiliki keberpihakan kepada rakyat utamanya rakyat kecil, yaitu nelayan. Bukan malah menerbitkan kebijakan yang menimbulkan pro kontra yang sepertinya hanya berpihak pada sebagian golongan tertentu, utamanya pelaku usaha besar atau pelaku usaha asing yang justru semakin memperburuk kondisi pelaku usaha perikanan kecil, utamanya nelayan tradisional. Memang dibutuhkan kerjasama yang bersinergis antara pemerintah dan masyarakat utamanya pelaku utama dan pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan agar bisa mewujudkan kesejahteraan yang nyata bagi semuanya.

Senin, 07 Maret 2016

Peran Nelayan Kecil Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perikanan

Komitmen pemerintah Indonesia dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan Indonesia pada dunia internasional dimana luas kawasan konservasi lalut sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai 17,3 juta hektar dan akan mencapai 20juta hektar pada tahun 2020. Fungsi kawasan konservasi laut adalah perlindungan,pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya laut untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dalam memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya laut.

Kementrian kelautan dan perikanan melalui direktorat konservasi dan keanekaragaman hayati laut, kementrian lingkungan hidup dan kehutanan melalui direktorat konservasi sumber saya alam dan ekosistem, serta RARE indonesia meluncurkan program kampanye Pride bagi Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) . Program ini merespon kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariaannya dengan memberikan peran serta pengelolaan, termasuk pemanfaatan secara bertanggungjawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi.

Terdapat 2,7 juta nelayan dan 95,6 persennya adalah nelayan kecil yang beroperasi di sekitar pesisir pantai. Sejumlah nelayan tersebut harus bersaing dengan nelayan lain yang memiliki alat tangkap yang lebih canggih dan kapal yang lebih besar di perairan Indonesia. Adalah sebuah nilai tambah jika adanya kawasan konservasi laut bagi nelayan kecil.

Sudah menjadi suatu kewajiban bagi para pemerintah untuk menyejahterahkan seluruh masyarkat , termasuk nelayan kecil di perairan Indonesia, kata Pak Dr. R Agus Budi Santosa, S.Hut,MT. Dalam kerjasamanya degan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membagi tugas pokok sesuai dengan porsinya. Dengan KLHK menyediakan ruang zonasi untuk perairan dan KKP mengatur semua peraturan yang belaku di dalamnya seperti bagaimana kriteria ikan yang boleh dan tidak boleh ditangkap, jelas Pak Agus . Selain berwenang dalam menentukan zonasi, KLHK juga membantu melaksanakan kerjasama dengan masyarakat . 

Berikut pemaparan Zonasi tersebut, Zona Larang Tangkap, Zona Pariwisata, Zona Perlindungan Bahari dan Zona Inti Kondisi sumber daya perikanan di Zona Pemanfaatan Lokal sangat bergantung pada kondisi Zona Larang Tangkap Zona Pemanfaatan Lokal merupakan daerah tangkapan khusus bagi nelayan lokal. Zonasi ini merupakan upaya Memulihkan kondisi sumberdaya perikanan.

"Rare dan mitra melalui kampanye Pride mempromosikan perubahan perilaku pada pengguna sumberdaya, pemangku kepntingan, pelaku pasar dan pembuat kebijakan di kawasan untuk memperoleh komitmen serta aksi nyata terkait pengelolaan berkelanjurtandari kawasan konservasi dan sumberdayanya. Melalui kampanye ini juga para nelayan kecil menjadi jawaban daru tantangan saat ini melalui kapasitas pengorganisasin kelompok, pemahaman konservasi dan pengelolaan perikana sehingga senantiasa patuh pada peruntukan zonasi di dalam setiap kawasan dan pada saat yang sama mampu mengelola akses area perikanan secara bertanggung jawab." jelas vice president dari Rare, Taufiq Alimi.

Rare sudah membantu sebanyak 15 kepulauan di Indonesia dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dengan sebelumnya melakukan kampanye perubahan perilaku masyarakat untuk membuat masyarakat lebih aware dengan sistem zonasi , sehingga masyarakat sudah menghindari beberapa lokasi yang bukan wilayah tangkapan. Dan sebanyak 18% masyarakat menanggapi positif program ini. Rare memang tidak menyediakan tenaga langsung di lapangan namun Rare secara aktif mendidik beberapa masyarakat yang aktif di dalam wilayah konservasi dan kemudian dibagikan langsung dengan masyarakat lainnya.

Direktur konservasi dan keanekaragaman Hayati Laut, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Ir. Agus Dermawan, M.Si menyampaikan"bahwa letak Indonesia yang berada di pusat segitiga karang (coral triangle), menjadikan indonesia sebagai jantung dari jaringan ekosistem laut tropis Indo-pasifik dan merupakan hot spot global bagi keanekaragaman hayati laut. Oleh karena itu, Kementrian perikanan dan kelautan, kementrian lingkugan hidup dan kehutanan dan Rare berkomitmen untuk membuat terobosan dalam pengelolaan konservasi laut bersama masyarakat setempat sehingga mereka dapat ikut mengelola kawasan konservasi laut,"paparnya.

PAAP merupakan inovasi dalam pengelolan kawasan konservasi. Sebelumna, terdapat kampanye Pride yang dilaksanakn di Teluk Mayalibit, Raja Ampat, berhasil meningkatkan jumlah tangkapan perhari ikan kembung, yang semula berjumlah 1,64 kg menjadi 4,9 kg. Selain Raja Ampat, Balai Taman Nasional Karimun Jawa, sudah mengadopsi layanan hotline untuk sistem penegak hukum sehingga masyarakat sudah dapat melaporkan pelanggaran di zona inti melalui telepon dan SMS untuk segera ditindaklanjuti oleh Tim Patroli. Menurut kepala desa Nyamuk, Pak Sudarto dengan diadakan program semacam ini sudah memberikan dampak positif bagi para masyarakat di wilayah karimun Jawa khususnya dalam penghasilan mereka. Program ini juga bagus untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada.

Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan , Kementrian Lingkungan hidup dan Kehutana serta Rare Indonesia optimis bahwa terobosan ini akan membawa dampak positif bagi pengelolaan kawasan konservasi laut dan keberlanjutan sumberdaya perikanan Indonesia.

Minggu, 06 Maret 2016

Cara Membuat Kolam Ikan

Selain nutrisi pakan dan bibit ikan, keberhasilan budidaya ikan juga sangat dipengaruhi oleh konstruksi kolam ikan tempat ikan dibudidayakan. Pembuatan kolam ikan dengan kaidah yang benar mampu menciptakan iklam kondusif bagi kelangsungan hidup ikan budidaya. Bahkan di negara dengan sektor perikanan maju seperti di Thailand, konstuksi kolam yang benar menjadi faktor keberhasilan budidaya ikan.

TEKNIK PEMBUATAN KOLAM IKAN

Pembuatan kolam ikan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pembuatan kolam ikan permanen, semipermanen, dan non-permanen.

Pada pembuatan kolan ikan secara permanen (kolam semen), proses pembuatannya dilakukan dengan menggali tanah seluas yang diperlukan, kemudian dasar dan tepi kolam buat dinding permanen. Pada proses ini membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti kapur atau gamping, pasir,batu, serta semen atau PC (portland cement). Pembuatan dengan cara ini membutuhkan biaya yang lebih besar daripada pembuatan kolam ikan nonpermanen, akan tetapi dilihat dari manfaat jangka panjang, pembuatan kolam ikan secara permanen lebih efisien karena biaya perawatannya menjadi lebih sedikit untuk budidaya ikan selanjutnya.

Pembuatan kolam ikan semipermanen merupakan pembuatan kolam ikan dilakukan dengan menggali tanah seluas yang diperlukan, kemudian menutup semua dinding kolam menggunakan terpal atau mulsa PHP (mulsa plastik hitam perak).

Sedangkan pembuatan kolam ikan nonpermanen merupakan pembuatan kolam ikan yang beralaskan tanah, pada proses pembuatannya cukup dengan menggali tanah seluas yang diperlukan.

BAHAN PEMBUATAN KOLAM IKAN

  1. Anyaman terbuat dari kawat atau anyaman bambu untuk saringan air, baik di pintu masuk maupun pintu pembuangan.
  2. Pada kolam permanen membutuhkan batu, semen (PC), pasir, kapur. Penggunaan kapur sebenarnya mengurangi kekuatan dinding kolam ikan, akan tetapi juga diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan lumut pada dinding kolam sehingga membantu nutrisi yang dibutuhkan ikan.
  3. Papan kayu untuk pintu air model monik.
  4. Peralon atau pipa PVC yang digunakan untuk membuat pintu masuk dan pintu keluarnya air. Dapat juga menggunakan bambu yang dilubangi bagian dalamnya pada pertemuan dua ruas sehingga air dapat mengalir.
  5. Bilah bambu untuk tiang pancang (patok) benang pemandu, pembatas bentuk, dan ukuran setiap bagian kolam.
  6. Benang sebagai pemandu ukuran dan bentuk bagian-bagian kolam.
  7. Pensil dan alat tulis lain untuk membuat gambar sket, dan mencatat ukuran-ukuran serta ketentuan lain yang diperlukan.

ALAT PEMBUATAN KOLAM IKAN

Secara umum peralatan yang digunakan dalam membuat kolam ikan permanen adalah peralatan tukang bangunan seperti cangkul, cetok, dan penggosok dinding (lepan) dan lain-lain. Pada pembuatan kolam ikan semipermanen, membutuhkan paku pasak yang terbuat dari bambu untuk memasak mulsa PHP pada dinding tanah.
  1. Cangkul. Cangkul ini digunakan untuk menggali tanah, melumatkan dan mencampur tanah atau material pada pembuatan kolam ikan permanen.
  2. Linggis. Linggis diperlukan untuk menggali tanah keras (wadas).
  3. Lempak. Lempak diperlukan untuk merapikan dinding kolam ikan.
  4. Selang plastik, digunakan untuk mengukur kemiringan kolam dan bagian-bagian lain.
  5. Martel atau palu. Martel atau palu digunakan untuk menancapkan patok, memasang pasak bambu pada pembuatan kolam semipermanen.
  6. Saringan pasir dari kawat. Saringan kawat digunakan untuk menyaring pasir.
  7. Cetok. Cetok digunakan untuk menembok dan memoles adonan material pada pembuatan kolam permanen.
  8. Penggosok (lepan). Penggosok (lepan) digunakan untuk memoles lapisan semen dan kapur.
  9. Meteran atau teodolith. Meteran atau teodolith digunakan untuk mengukur baik panjang, lebar maupun tinggi kolam yang akan dibuat.

CARA PEMBUATAN KOLAM IKAN

Tentukan lokasi pembuatan kolam ikan, kemudian ukur luas lahan yang akan dibuat kolam, kemiringan lahan, serta batas-batas pembuatan kolam ikan. Buatlah skesta gambar dan skema atau gambar konstruksi kolam ikan yang akan dibuat. Setelah itu kemudian lakukan penggalian tanah dan pembuatan tanggul (pematang). Setelah selesai melakukan penggalian, langkah selanjutnya adalah pembuatan caren dan melakukan pemasangan perlengkapan kolam seperti saringan air, pemasangan pintu air baik pintu masuk maupun pintu keluar.

1. Menentukan Lokasi Kolam Ikan

Sebelum melakukan pembuatan kolam ikan, perlu diperhatikan lokasi yang akan dibuat kolam. Hal ini penting untuk mengetahui jenis tanah, menentukan pusat pengambilan air pada pintu masuk, serta pembuangan air. Tanah yang baik untuk pembuatan kolam ikan adalah tanah berstruktur liat berpasir. Cara mengetahui jenis tanah pasir, liat, atau gembur secara sederhana dapat dilakukan dengan mengambil lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan bawah, kemudian masing-masing ditambahakan air sampai kondisi tanah menjadi jenuh (lembek). Setelah tanah menjadi lembek, kemudian ambil dan kepal, tekan kuat-kuat. Jika di telapak tangan meninggalkan sedikit pasir berarti tanah tersebut merupakan tanah jenis liat atau gembur. Sedangkan jika di telapak tangan meninggalkan banyak pasir berarti tanah tersebut merupakan jenis tanah pasir. 

2. Pengukuran Lokasi Kolam Ikan

Pengukuran luas lahan yang akan digunakan untuk budidaya ikan dapat dilakukan menggunakan meteran biasa atau menggunakan teodolith. 
Kemiringan tanah diukur menggunakan selang plastik (water pass) dengan cara menarik salah satu ujung selang ke bagian tepi batas kemudian direntangkan sampai ke sisi yang lain yang akan diukur kemiringan tanahnya. Cara pengukuran ini dilakukan oleh dua orang untuk mempermudah pekerjaan. Permukaan air pada kedua ujung selang menjadi batas tingkat kerataan tanah. Ukur permukaan air dari permukaan tanah pada kedua ujung selang. Selisih jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada satu sisi dengan jarak permukaan tanah dengan permukaan air pada sisi yang lain adalah tingkat kemiringan lahan. Lakukan sampai berapa kali di tempat lain untuk diambil rata-ratanya, kemudian dijumlahkan dan dibagi jumlah titik pengukuran .

3. Pengamatan Lokasi Kolam Ikan

Pengamatan lokasi pembuatan kolam ikan diperlukan untuk mempermudah pembuatan sketsa konstruksi kolam ikan serta mempermudah pekerjaan pembuatan. Hal-hal yang perlu dilakukan pada pengamatan lokasi pembuatan kolam ini diantaranya adalah pengamatan terhadap jenis tanaman yang ada, bebatuan, saluran irigasi. Tanaman yang ada di sekitar lokasi lahan perlu diamati untuk menentukan apakah mau dipertahankan atau ditebang dengan melihat aspek nila manfaatnya terhadap kolam ikan di kemudian hari. Saluran irigasi sangat penting pada pembuatan kolam ikan, karena menentukan pembuatan pintu masuk air sekaligus pintu keluanya.

4. Pembuatan Sketsa Lokasi Kolam Ikan

Setelah melakukan beberapa langkah seperti di atas, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa gambar sebelum melakukan pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan pembuatan konstruksi. Hal-hal yang dijumpai di lapangan ketika melakukan pengamatan dituangkan dalam gambar sketsa.

5. Pembuatan Gambar Skema Konstruksi Kolam Ikan

Langkah selanjutnya adalah pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan disesuaikan dengan ukuran dan luas lahan yang tersedia. Pembuatan gambar skema konstruksi kolam ikan harus lengkap dan detail, setiap bagian dalam gambar juga dibuatkan gambar tersendiri untuk memperjelas saat pembuatan kolam ikan. Contoh gambar skema konstruksi cara membuat kolam ikan dapat dilihat di bawah ini :

kolam ikan

Pembuatan gambar konstruksi pintu air kolam ikan, meliputi:

  1. Pembuatan gambar pintu masuk air.
  2. Pembuatan gambar pintu pembuangan atau pintu keluar air.

    kolam ikan
  3. Pintu pembuangan atau pintu keluar air model monik.

    kolam ikan
  4. Pintu pembuangan atau pintu keluar air dari bambu atau pipa PVC siku atau model “L”.

    kolam ikan

6. Penggalian Tanah dan Pembuatan Pematang atau Tanggul Kolam Ikan

Pekerjaan selanjutnya adalah melakukan penggalian terhadap tanah menggunakan peralatan seperti cangkul, linggis dan lempak untuk memudahkan dan mempercepat pekerjaan. Penggalian tanah dengan memperhatikan skema gambar konstruksi kolam ikan yang sudah dibuat sebelumnya. Tanggul kolam atau pematang kolam harus kuat agar tanah tidak mudah longsor karena tanggul kolam atau pematang kolam ini tidak hanya menampung air tetapi juga menahan tekanan air terutama saat hujan deras.

Pada pembuatan kolam tradisional (nonpermanen), pembuatan pematang kolam atau tanggul kolam dengan cara memadatkan tanah galian. Agar tanggul kolam lebih kuat, pembuatan tanggul jangan sekali jadi, harus dilakukan secara bertahap. Dalam pembuatan tanggul kolam ini, faktor tanah mempengaruhi tingkat kepadatan. Kekuatan tanggul kolam atau pematang selain dipengaruhi oleh jenis tanah juga oleh lebar sempitnya ukuran tanggul. Semakin lebar ukuran tanggul akan semakin kuat meskipun dari sudut efisiensi penggunaan lahan kurang efisien. 

Tanggul pembuatan kolam ikan semipermanen sama seperti pada pembuatan kolam nonpermanen hanya saja permukaan dan bagian dinding kolam ditutup menggunakan mulsa PHP (mulsa palstik hitam perak). Penutupan mulsa PHP dilakukan sampai pada dasar dinding kolam kemudian permukaan dasarnya ditutup lagi menggunakan tanah. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kebocoran akibat lubang tikus, kepiting dan hama pengganggu lainnya. Sedangkan pada tanggul kolam secara permanen selain lebih kuat juga aman dari kebocoran atau rembesan akibat hama sawah karena pada kolam permanen terbuat dari dinding semen. Pembuatan Tanggul kolam atau pematang kolam secara permanen sebetulnya lebih kuat, tetapi memerlukan biaya lebih banyak. 

Beberapa contoh pembuatan tanggul kolam ikan :

a. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Datar

Pada contoh ini, tanggul kolam ikan dibuat dengan cara membuat timbunan tanah yang diambil dari masing-masing sisi dasar kolam. Tanah dasar kolam dicangkul secara merata, dan cangkulan tanah tersebut digunakan sebagai timbunan tanggul pada masing-masing sisi dengan pembagian yang merata.

b. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Agak Miring

Pada contoh ini, tanggul dibangun dengan lapisan tanah permukaan dengan cara penimbunan dari setiap sisi lahan. Sisi lahan yang lebih rendah memperoleh timbunan tanah lebih banyak dibanding sisi lahan yang lebih tinggi. Misalnya, dua bagian dari tanah yang akan dijadikan kolam diangkat dan diletakkan pada sisi lahan yang lebih rendah, sedangkan satu bagiannya diangkat dan diletakkan pada sisi lahan yang lebih tinggi.

c. Pembuatan Tanggul Kolam Ikan Pada Lahan Miring

Pada contoh ini, tanggul kolam ikan dibuat dengan cara mencangkul salah satu sisi bagian dasar kolam ikan yang permukaannya lebih rendah. Kemudian tanah galian tersebut digunakan sebagai timbunan tanah yang berfungsi sebagai tanggul pada sisi kolam tersebut. Sedangkan sisi kolam yang memiliki permukaan lebih tinggi dengan sendirinya akan membentuk dinding kolam, setelah dasar kolam digali.


Membuat Sumbatan Pada Pembuatan Kolam Ikan

Sumbatan berfungsi untuk memperkuat tanggul kolam ikan agar tidak mudah terjadi kebocoran. Sumbatan dibuat dari tanah liat berpasir yang dilumatkan. Waktu pembuatan sumbatan ini bersamaan dengan pembuatan tanggul kolam ikan. Beberapa petani kadang-kadang membuat sumbatan ini setelah tanggul selesai dibangun. Cara membuat sumbatan tanggul kolam dilakukan dengan terlebih dahulu menggali lokasi atau tempat tanggul akan dibangun. Kedalaman galian tanah tersebut kurang lebih 0,25 m dengan lebar disesuaikan lebar tanggul yang akan dibangun di atasnya. Pada lubang galian tersebut, masukkan lumatan tanah liat berpasir (jawa=jledrogan) setinggi 50 cm. Setelah timbunan jledrogan tersebut agak keras, kemudian di atasnya pada bagian tengah, dengan ketebalan kurang lebih sepertiga bagian dari rencana lebar tanggul, ditambahkan lagi lumatan atau jledrogan tersebut setinggi kira-kira sebatas permukaan air kolam yang telah direncanakan.

Teknis pembuatan taggul ini dibuat secara bertahap. Yaitu dengan terlebih dahulu membuat sumbatan bagian bawah setinggi 50 cm hingga selesai. Setelah sumbatan yang lebih awal dibuat agak mengering dan keras maka tambahan sumbatan tersebut, yang berupa lumatan tanah berpasir seperti pada lumatan di bawahnya, bisa ditambahkan. Jika lebar tanggul yang direncanakan adalah 90 cm, maka ketebalan sumbatan bagian bawah adalah 90 cm, dan ketebalan sumbatan bagian atas adalah 30 cm. Jika rencana ketinggian air dari dasar kolam adalah 60 cm, maka ketinggian sumbatan bagian atas adalah 35 cm.

Setelah pembuatan sumbatan mengering, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penimbunan pada kedua sisi sumbatan bagian atas hingga membentuk tanggul setengah jadi. Demikian pembuatan sumbatan tanggul kolam telah selesai, seperti tampak pada gambar di bawah.

kolam ikan

kolam ikan

Setelah pembuatan tanggul kolam ikan selesai, untuk memperkuat tanggul agar tidak mudah terkikis oleh air, maka pada bagian sisi dalam tanggul bisa dipasang penguat yang terbuat dari pasangan batu kali atau batu bata yang pasang menggunakan campuran atau adukan semen dan pasir. 

Jika merencanakan untuk membuat tanggul kolam ikan yang diperkuat dengan pasangan batu kali atau batu bata, maka pembuatan sumbatan pada tanggul kolam ikan tidak perlu dibuat. Pemasangan penguat tanggul kolam dari pasangan batu kali atau batu bata ini sudah cukup kokoh, sehingga tanggu yang dibuat tidak perlu mengikuti aturan pembuatan tanggul seperti di atas. Bahkan begitu tanggul dipasang, tanpa menunggu tanah mengeras terlebih dahulu sudah bisa langsung dipasang pengguat pada sisi bagian dalamnya.

Dengan pemasangan penguat dinding kolam menggunakan tembok ini, maka tanggul tidak perlu dibuat miring. Lebar penguat tanggul atau dinding kolam juga harus disesuaikan dengan komposisi campuran semen (PC) dan pasir. Semakin banyak komposisi PC dalam campuran, maka dinding kolam semakin kuat, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan penguat ini juga cukup besar. Sebagai komposisi standar 

Tanggul tidak harus lebar di bagian bawah. Tebal atau lebar tanggul penguat tergantung pada komposisi campuran semen (PC) dan komponen lain. Semakin banyak semen PC yang digunakan semakin kuat, akan tetapi biayanya cukup besar. Patokan komposisi campuran material yang dapat digunakan sebagai referensi untuk membuat dinding kolam adalah 1 semen dan 5 pasir, dengan ketebalan dinding kolam ideal 50 cm.

Dasar dinding penguat tanggul sedalam 30 cm di bawah permukaan dasar kolam. Dinding penguat yang dibuat dari pecahan bata penataannya harus dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan yang menghadap ke kolam terlihat rata dan rapi.

Saat melakukan pemasangan pecahan batu atau batu bata, maka cara pemasangannya harus disusun sedikit sigsag saling berseberangan agar saling memperkuat posisi masing-masing pecahan batu atau batu bata. 

Untuk kolam yang potensi airnya terbatas atau minim, maka pembuatan dinding kolam sebaiknya diperkuat dengan dinding tembok, dengan semen dalam komposisi campuran yang digunakan untuk membuat dinding tembok. Selain itu, permukaan yang menghadap ke kolam juga perlu diplester sehingga bisa mengurangi perembesan air.

7. Pembuatan dan Pemasangan Perlengkapan Kolam Ikan

Pemasangan dan pembuatan pintu pengeluaran air atau saluran pembuangan dan pintu masuk air dilakukan bersamaan dengan pembuatan tangul. Sebelum tanggul kolam ikan selesai dibuat, pintu pemasukan dan saluran pembuangan, yang merupakan keatuan dari dinding kolam, harus mulai dikerjakan agar proses pembuatannya lebih efisien.

Untuk mengoptimalkan fungsinya dalam kegiatan pemeliharaan, kolam ikan perlu diberi pintu-pintu air. Disamping untuk memudahkan pemeliharaan, pintu air ini berfungsi untuk mengatur sirkulasi air di dalam kolam. Dilihat dari fungsinya, pintu air pada kolam ikan terdiri dari 2 macam, yitu pintu pemasukan dan pintu pembuangan atau saluran pembuangan. Standar teknis pembuatan kolam ikan yang ideal paling tidak memiliki satu pintu masuk air dan satu saluran pembuangan. Pintu masuk air berfungsi untuk mengatur besar kecilnya debit air yang masuk ke dalam kolam. Sementara itu, pintu pengeluaran atau saluran pembuangan berfungsi untuk mengatur ketinggian permukaan air kolam dan sebagai saluran untuk menguras air saat dilakukan pengeringan atau pemanenan.

Kolam ikan yang memiliki tanggul atau dinding kolam dari tanah dan tidak diperkuat dengan penguat dari pasangan batu atau batu bata, sebaiknya menggunakan pintu air yang terbuat dari PVC atau bambu, sehingga saat dilakukan perbaikan pada kolam, saluran air tersebut tidak terlalu mahal untuk diganti. Selain itu, teknik pemasangan pintu air dari PVC atau bambu ini boleh dibilang mudah. Untuk memasang pintu pemasukan air, PVC atau bambu tersebut cukup dengan membenamkan bagian tengahnya saja kedalam dinding kolam ikan. Kedua ujungnya dibiarkan terbuka, dengan posisi mendatar dan sejajar dengan permukaan saluran sumber air. Salah satu ujung PVC atau bambu tersebut mencuat di atas permukaan kolam.

Untuk pemasangan pintu pengeluaran atau saluran pembuangan pada kolam ikan tidak berbeda jauh dengan pemasangan pintu pemasukan air. Saluran pembuangan dibuat sebanyak dua buah. Saluran pembuangan pertama berfungsi sebagai saluran pengurasan air yang dipasang di bawah permukaan dasar kolam atau sejajar dengan permukaan caren. Saluran pembuangan kedua berfungsi sebagai pintu keluar air dan pengatur ketinggian permukaan kolam. Pemasangan saluran pembuangan kedua ini ditentukan berdasarkan rencana ketinggian permukaan air kolam. Cara kedua saluran pembuangan ini sama dengan pemasangan pada pintu pemasukan air, yaitu dengan membenamkan PVC atau bambu ke dalam tanggul atau dinding kolam.

Pintu pembuangan air dari pipa PVC dapat dibuat dua model. Model pertama dibuat seperti pintu air dari bambu, dan model kedua dipasang dengan posisi mendatar pada kolam. Ujung pipa yang satu mencuat di bagian dalam pematang tepat di dasar kolam dan ujung lainnya mencuat di luar tanggul. Ujung pipa PVC yang mencuat di luar tanggul disambung dengan pipa siku dan disambung lagi dengan potongan pipa PVC setinggi tanggul kolam. Bila dilihat secara utuh, model pintu pengeluaran ini tampak seperti huruf L. Keuntungan pintu air model ini adalah dapat diputar ke kiri atau ke kanan sehingga ujung luar pipa pengeluaran air ini posisinya dapat diatur tegak atau miring. Dengan mengatur kemiringan pipa pengeluaran air ini, kedalaman air kolam dapat diatur sesuai dengan yang dikehendaki.

Jumlah dan ukuran pintu pengeluaran air disesuaikan dengan kapasitas air masuk. Minimal jumlah dan ukuran pintu ini sama dengan jumlah pintu pemasukan. Biasanya kolam yang cukup luas mempunyai dua buah atau lebih pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Letak pintu air ini disesuaikan pula dengan bentuk kolam dan letak sumber air ataupun saluran pembuangan. Letak pintu pemasukan dan pembuangan air yang ideal adalah bersilangan. Bila pintu masuk terletak pada bagian depan sisi kanan, maka pintu pembuangannya berada di bagian belakang sisi kiri.

Pada kolam ikan yang dibuat dengan tanggul atau dinding kolam pemanen, pintu pemasukan dibuat dengan cara membuat cekungan atau dalam Bahasa Jawa coakan pada dinding kolam yang berada tepat pada saluran sumber air. Pada cekungan atau coakan tersebut diberi jeruji bersi yang dipasang secara berjajar ke samping atau ke atau. Jarak antar jeruji bersi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Untuk menghindari masuknya hama yang dapat menyerang ikan lele, pada sisi yang menghadap arah aliran air masuk dipasang saringan dengan kerapatan sesuai kebutuhan. Pemasangan saringan dan jeruji besi ini juga berfungsi sebagai penahan sampah atau kotoran yang masuk ke dalam kolam.

Jeruji besi dapat diganti dengan kawat yang dianyam dan diberi bingkai bambu sebagai saringan. Pemasangan saringan pada pintu ini harus diberi patok pada sisi dalam cekungan agar cukup kuat menahan aliran air atau sampah yang terangkut. Patok ini dipasang pada sisi tegak dan masing-masing dipasang minimal 2 patok berseberangan. Pada cekungan ini dapat pula dibuat cekungan lagi dengan posisi membujur searah dengan posisi tanggul untuk menancapkan saringan air.

Model pintu air lain yang juga cukup dikenal di masyarakat adalah pintu air sistem monik. Pintu air yang dibuat dengan sistem monik ini dapat diaplikasikan untuk pintu pemasukan dan pintu pembuangan. Selain dapat mempermudah kegiatan pengurasan, pintu air sistem monik ini pun memiliki fungsi yang sangat besar, terutama untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam kondisi yang baik.

Pintu air model ini dibuat secara permanen dari pasangan batu Bata, dan bangunan utamanya dibuat mirip dengan pintu pemasukan pada tanggul permanen. Bedanya pada pintu model monik adalah celah penyekat dibuat lebih dari satu, yang berfungsi untuk menempatkan papan-papan kayu yang disusun bertumpuk. Dengan cara ini, aliran air yang masuk maupun yang keluar dapat diatur. Demikian Pula ketika pengurasan kolam untuk panen tidak perlu merusak pintu air, tetapi cukup dengan melepas papan-papan penyekatnya saja. Untuk mengeluarkan sampah pun cukup dengan membuka salah satu potongan papan penyekat paling atas, sehingga tidak perlu masuk ke dalam kolam.

Membuat pintu monik pada tanggul tanah maupun permanen tidak berbeda. Pintu air ini berdiri tegak dari dasar kolam sampai permukaan tanggul. 

Saringan pada pintu air model monik dipasang di bagian bawah pelapis kayu pada sekat sisi dalam atau bagian atas pelapis kayu sisi luar. Untuk mempermudah pengambilan sampah yang mengotori kolam dan menyumbat aliran air, sebaiknya saringan dipasang pada bagian atas dari pintu air yang berada di sisi luar. Berbeda dengan pemasangan saringan pada pintu air dari bambu atau pipa PVC, saringannya dipasang pada bagian depan sesuai dengan arah aliran air.

Perangkat lain yang harus tersedia pada kolam ikan adalah caren atau kemalir. Caren adalah saluran atau parit yang dibuat di dasar kolam dengan cara menggali tanah pada dasar kolam dengan ukuran dan bentuk yang disesuaikan dengan ukuran dan bentuk konstruksi kolam. Dalam konstruksi kolam, caren memiliki fungsi untuk mempermudah pemanenan atau penangkapan ikan pada saat melakukan kegiatan panen. Selain itu, tidak kalah pentingnya bahwa keberadaan caren ini sekaligus sebagai tempat penimbunan endapan lumpur dan sisa-sisa pakan serta sebagai pengatur sirkulasi air di dasar kolam ikan. Kebanyakan petani belum memahami fungsi teknis dari keberadaan caren ini sehingga mereka membuat caren atau kemalir ini secara sembarangan. Bahkan para ahli perikanan pun kebanyakan beranggapan bahwa pembuatan caren ini hanya berfungsi untuk mempermudah penangkapan ikan saat dilakukan kegiatan panen.

Dari segi teknis, dalam konstruksi kolam ikan caren merupakan saluran yang berperan sebagai penyambung fungsi pintu masuk air dengan saluran pembuangan. Salah satu ujung parit berfungsi sebagai muara pintu masuk air dan ujung lainnya bermuara ke pintu pembuangan. Agar pembuatan caren tidak mengalami kesulitan saat dikerjakan di lahan, sebelumnya perlu dibuatkan gambar konstruksi kolam terlebih dahulu. Bagaimana stuktur pintu masuk air dan bagaimana arah dan bentuk caren yang akan dibuat. 

Untuk kolam ikan yang memiliki pintu pemasukan air lebih dari satu buah, maka jumlah caren yang dibutuhkan juga sama dengan jumlah pintu air tersebut. Caren dibuat dengan arah menyesuaikan keberadaan pintu air pada kolam ikan. Sementara itu, ukuran caren menyesuaikan ukuran kolam, kurang lebih 10% dari luas kolam. Berikut ini beberapa gambaran mengenai ukuran caren pada kolam ikan.

  • Untuk luas kolam 100 m², maka luas caren yang ideal adalah 5 m²
  • Untuk luas kolam1.000 m², maka luas caren yang ideal adalah 50 m²
  • Untuk luas kolam 10.000 m², maka luas caren yang ideal adalah 1.000 m²
Sumber: uternak.blogspot.co.id