Senin, 04 November 2013

Selamat Tahun Baru Islam 1435H


ket: do'a akhir tahun dibaca setelah sholat ashar & do'a awal tahun dibaca setelah sholat maghrib

semoga Allah mengampuni dosa2 kita dimasa yg lalu & yg akan datang, serta memberikan keberkahan, kebahagiaan, rahmat, ridho dan ampunanNYA bagi kita semua di masa mendatang baik di dunia&akhirat.aamiin

Sabtu, 02 November 2013

Media Sosial untuk Pemberdayaan Petani-Nelayan


Sejumlah tokoh pendidikan dari dalam dan luar negeri menyarankan kepada pemerintah RI agar penggunaan media sosial, seperti Twitter dan Facebook, yang selama ini identik dengan masyarakat perkotaan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan. Meski Indonesia menjadi pengguna media sosial terbesar keempat di dunia, para tokoh pendidikan menilai manfaat media sosial saat ini lebih didominasi konten hiburan.

Media Sosial untuk Pemberdayaan Petani-Nelayan

"Media sosial belum sampai digunakan untuk memberdayakan masyarakat," kata Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Fema) Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Arif Satria, pada acara simposium internasional dengan tema "Development Communication for Sustainable Development of Rurat Community" yang dilaksanakan Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (FORKAPI) IPB, yang berlangsung dua hari, Rabu dan Kamis, 30 dan 31 Oktober 2013.

Menurut Arif, media sosial bisa dimanfaatkan sebagai sarana penyuluhan. Seperti mensosialisasikan sistem cocok tanam, info cuaca, keadaan gelombang laut, dan suhu. "Di mana nelayan atau petani bisa mengakses itu," Arif menjelaskan.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan dalam menyukseskan program pemberdayaan adalah memanfaatkan para penggiat jejaring sosial yang memiliki banyak follower untuk aktif mensosialisasikan konten-konten informasi pertanian dan nelayan.

Menurut profesor dari Emeritus University of the Philippines Open University, Felix Librero, pemerintah Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan jejaring sosial, seperti Facebook, untuk terjun langsung ke masyarakat. Seperti halnya di Filipina, menurut Felix, pemerintah memanfaatkan media sosial untuk kegiatan pemberdayaan, termasuk dalam hal politik. "Pemerintah Indonesia justru punya peluang lebih besar untuk lebih dekat ke masyarakat dengan memanfaatkan media sosial," kata Felix, yang menjadi pembicara dalam acara tersebut. 

Selain jejaring sosial, Profesor Felix merekomendasikan penguatan eksistensi media komunitas. "Peran media komunitas sangat kuat karena sangat dekat dengan masyarakat," katanya.

Sementara Profesor Adnan Husein, dari School of Communication University Sains Malaysia, menyatakan bahwa pengadaan fasilitas akses informasi mutlak dilaksanakan jika menginginkan suatu masyarakat berkembang dengan baik. 

Seperti halnya di Malaysia, Profesor Adnan menggambarkan bahwa pemerintah setempat memberikan fasilitas bagi penduduk untuk berkomunikasi dengan masyarakat luar melalui penggunaan media sosial. "Dari adanya fasilitas itu, masyarakat di negara kami bisa mengakses segala bentuk kebutuhannya," Adnan menjelaskan.

Presiden Forkapi Aida Vitayala S. Hubeis mengungkapkan bahwa langkah konkret yang harus dilakukan adalah membangun kerja sama antara akademisi dan pemerintah dalam menyusun multistrategi dan multidimensi terkait pemetaan program pemberdayaan di desa. Kerja sama bisa dilakukan, salah satunya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam memetakan tokoh-tokoh berpengaruh di daerah, dan mereka menjadi mediator pemerintah dengan masyarakat dalam melaksanakan program pemberdayaan yang dilakukan melalui media sosial.

Menurut Aida, program pemberdayaan itu bisa efektif jika pemerintah mengefektifkan komunikasi pembangunan dengan pola partisipatif dan dialogis. Kemudian hal lain yang perlu dilakukan, kata Aida, menghidupkan media komunitas yang bersahabat. "Kita pernah mengalami era media komunitas yang sangat baik, tetapi semakin ke sini semakin menurun perannya," kata Aida. 

sumber: tempo.co

Budidaya Udang Vanname

Pemilihan Lokasi

Salah  satu  factor  penentu  keberhasilan  budidaya  udang  adalah  pemilihan lokasi.  Lahan  budidaya  selanjutnya  akan  berpengaru  terhadap  tata  letak  dan konstruksi  kolam  yang  akan  dibuat.  Lokasi  untuk  mendirikan  lahan  budidaya  udang ditentukan setelah dilakukan studi dan analisis terhadap data atau informasi tentang topografi tanah, pengairan, ekosistem (hubungan antara flora dan fauna), dan iklim.


Usaha  budidaya  yang  ditunjang  dengan  data  tersebut  mememungkinkan  dibuat desain  dan  rekayasa  perkolaman yang  mengarah  kepola  pengelolaan  budidaya udang yang baik. Lokasi  tambak  budidaya  udang  vaname  yang  dipilih  mempunyai  persyaratan  antara lain:
  • Lahan  mendapatkan  air  pasang  surut  air  laut.  Tinggi  pasang  surut  yang  ideal adalah  1,5-2,5  meter. lokasi  yang  pasang  surutnya  rendah  dibawah  1  m, maka pengelolaan air menggunakan pompa.
  • Tersedianya air tawar. Pada musim kemarau salinitas dapat naik terus apalgi jika budidaya  udang  dilakukan  secara intensif  dengan  system  tertutup  sehingga  air tawar diperlukan untuk menurunkan salinitas.
  • Lokasi  yang  cocok  untuk  budidaya  udang  pada  pantai  dengan  tanah  yang mempunyai tanah bertekstur liat atau liat berpasir.
  • Lokasi  ideal  terdapat  jalur  hijau  (green  belt)  yang  ditumbuhi  hutan mangrove/bakau dengan panjang minimal 100 m dari garis pantai.
  • Keadaan  social  ekonomi  mendukung  untuk kegiatan  budidaya  udang,  seperti: keamanan  kondusif,  asset  jalan  cukup  baik,  lokasi  mudah  mendapatkan  sarana produksi seperti pakan, kapur, obat obatan dan lain-lain.
Pengolahan Lahan Tanah
  • Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang membahayakan  udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
  • Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
  • Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha. Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.
  • Pemupukan. Pemupukan adalah proses pemberian nutrisi atau hara ke dalam petakan kolam untuk menumbuhkan pakan alami. Pupuk dapat dilakukan pada saat pengolahan lahan, yaitu dengan memberikan pupuk dasar dan dapat juga untuk pemupukan air.
  • Tujuan pengolahan tanah adalah: Mengoksidasi tanah dengan oksigen dari udara; Menghilangkan gas-gas beracun setelah pemeliharaan; Menambah suplai O2 pada bakteri aerob untuk merombak dan menguraikan bahan organic melaui proses nitrifikasi; Memutus siklus penyakit, dan Memperbaiki tekstur tanah.
Pengisian Air

Pengisian  air  dilakukan  dapat  dilakukan  menggunakan  pompa  atau  dengan menggunakan energi gravitasi (beda tinggi air di tandon dengan petakan tambak), air  yang  digunakan  adalah  air  yang  sudah  diendapkan  kurang  lebih  3-7  hari dipetakan  tandon,  sehingga  partikel  terlarut  sudah  mengendap  didasar  tandon dan tidak ikut masuk ke petakan tambak yang akan diisi air.

Jika  menggunakan  pompa  untuk  mengisi  air,  maka  letak  dasar  pompa diusahakan  tidak  menyentuh  dasar  tandon,  sehingga  partikel  yang  mengendap tidak  tersedot  pompa.  Bagian  ujung  paralon  diberi  saringgan  tiga  lapis,  pertama saringan  paralon  yang  berlubang  dengan  diameter  0,5  cm,  saringan lapis  kedua di buat dari waring dengan diameter 0.2 mm dan saringan lapis ketiga dibuat dari waring dengan diameter 0,1 mm, sehingga kotoran yang mungkin tersedot pompa dapat tersaring dan tidak masuk petakan tambak.

Jika  menggunakan  pompa  untuk  mengisi  air,  maka  letak  dasar  pompa diusahakan  tidak menyentuh  dasar  tandon,  sehingga  partikel  yang  mengendap  tidak  tersedot  pompa.  Bagian  ujung  paralon  diberi  saringgan  tiga  lapis,  pertama saringan  paralon  yang  berlubang  dengan  diameter  0,5  cm,  saringan lapis  kedua di buat dari waring dengan diameter 0.2 mm dan saringan lapis ketiga dibuat dari waring dengan diameter 0,1 mm, sehingga kotoran yang mungkin tersedot pompa dapat tersaring dan tidak masuk petakan tambak.

Penebaran Benur

Data jumlah  benur  yang  ditebar  dapat  diperoleh  dari  jumlah  benur  disetiap kantong  benur  dikalikan  jumlah  kantong  benur,  tetapi  data  ini  kurang  akurat  karena memungkinkan terjadinya kematian benur saat transportasi, sehingga perlu dilakukan perhitungan  kembali  setelah  benur  ditebar  ditambak,  sehingga  data  yang  diperoleh lebih akurat untuk acuan menentukan jumlah pakan.

Pengelolaan Pakan Dan  Air Media Pemeliharaan

1.  Pengelolaan Pakan

  a.  Menentukan kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan. Langkah-langkah  menentukan  kebutuhan  pakan  selama  masa  pemeliharaan dapat diketahui dengan cara :
  • Menentukan Food Conversation Rate (FCR), FCR diupayakan antara 1 – 1.5
  • Menentukan size panen dan target biomasa
  • Menentuntukan Survival Rate (SR) panen 
Contoh perhitungan :
Jumlah tebar 100.000 ekor, Ditentukan FCR panen 1.3,  Perkiraan size udang ketika panen 60 ekor per kg, Perkiraan SR panen 87 %,   Setelah mempelajari materi IV penyuluhan ini pelaku utama dan atau pelaku usaha/penyuluh  perikanan  dapat  memahami  dan  menjelaskan    cara pengelolaan  pakan  dan  air  media  pemeliharaan  pada  budidaya  udang vaname dengan baik dan benar.
Maka diperoleh kebutuhan pakan sebagai berikut :

SR 87 %      = Jumlah tebar x 0.87 = 100.000 ekor x 0.87 = 87.000 ekor

Hasil panen  = SR panen (ekor) / Size udang   (ekor/kg)
                 = 87.000 (ekor) / 60 (ekor/kg)
                 = 1.450 kg

Jumlah pakan = Hasil panen x FCR
                   = 1.450 (kg) x 1.3
                   = 1.885 kg
Maka  diperoleh  jumlah  pakan  yang  diperlukan  selama  proses  budidaya  udang sebanyak 1.885 kg.

b.  Teknik pemberian pakan
Acuan  Pemberian  pakan  udang  adalah  memberikan  pakan  secara  cukup sesuai  kebutuhan  nutrisi udang  dan  jumlah  yang  dibutuhkan,  secara  garis  besar teknik penentuan dosis pakan yang diberikan dibagi menjadi dua metode penentuan dosis pakan. 
Blind feeding
Metode  blind  feeding  maksudnya  adalah  menentukan  dosis  pakan  udang  dengan memperkirakan  dosis  yang  diperlukan  tanpa  melakukan  sampling  berat  udang. Penentuan pakan yang dibutuhkan selama 1 bulan diperoleh dengan menghitung 5 – 9 % dari total pakan selama prose pemeliharaan, kemudian hasilnya menjadi acuan total pakan selama 1 bulan. 
Selain  dengan  menentukan  prosentase  5 –  9  %  dari  total  pakan,  dapat  juga mengunakan  metode  memperkirakan  berat  udang  yang  akan  dicapai  selama  masa pemeliharaan  1  bulan,  dikalikan  dengan  persentase Survival  Rate  selama  masa pemeliharaan  1  bulan,  dan  dikalikan FCR    di  bulan  pertama  (30  hari),  di  bulan pertama FCR nya masih 1.  Sehingga akan diketahui total kebutuhan pakan selama satu  bulan  dan  kemudian  jumlah  pakan  yang  diperolah  dijadikan  acuan  total  pakan selama 1 bulan. Setelah mengetahui total pakan selama 1 bulan berikutnya dilakukan pembagian  pakan  setiap  harinya (feed  per  day),  seiring  dengan  berjalannya  proses pemeliharaan udang,  juga  dilakukan  pemantauan  laju  pertumbuhan  udang  untuk mengetahui  tingkat  efektifitas jumlah  pakan yang  diberikan,  sehingga feed  per  hari dapat disesuaikan. 

Sampling Biomass

Sampling  untuk  mengetahui  biomassa  udang  dapat  dilakukan  ketika  udang  telah berumur 30 hari dengan frekuensi 7 hari sekali. alat yang disarankan untuk sampling adalah jala tebar dengan ukuranmess size disesuaikan dengan besar udang. Waktu Sampling  pada pagi atau sore hari, agar udang tidak mengalami tingkat stress yangtinggi,  penentuan  titik  sampling  disesuaikan  dengan  luasan  tambak, jumlah  titik sampling 2 – 4 titik, titik lokasi sampling berada di sekitar kincir dan di wilayah antar kincir. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :

Langkah – langkah sampling jala antara lain :
  • Waktu sampling jala dilakukan pada pagi atau sore hari.
  • Sampling jala dilakukan sebelum jam pakan, agar sebaran udang merata.
  • Peralatan sampling yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu,
  • Selama sampling kincir dimatikan agar sebaran udang ditambak lebih merata.
  • Udang yang telah disampling tidak dikembalikan ke tambak.
  • Jika  akan  melakukan  sampling  ditambak  lain,  peralatan  sampling  terlebih  dahulu disterilkan, untuk mengantisipasi masuknya patoghen.
Contoh perhitungan sampling menggunakan jala tebar Di ketahui: 
Luasan tambak                          = 1000 m²
Jumlah tebar                             = 100.000 ekor (atau 100 ekor/ meter)
Luas jala                                  = 3 meter (rumus luas lingkaran µr²)
Rata-rata bukan jala                  = rata 75 %
Rata-rata  ditiap titik sampling     = 210 ekor
Berat rata-rata                         = 3 gram/ekor
Dosis pakan                              = 4 %    

Perhitungan :
1.  Mencari rata-rata luasan tebaran jala :
= Rata-rata bukaan jala x Luas jala 
= 0.75 x 3 m
= 2.25 m2

2.  Menghitung rata-rata padat tebar per meter :
= Rata-rata jumlah udang yang tertangkap ditiap titik sampling / bukaan jala (m)
= 210 ekor / 2.25 m²
= 93 ekor/ m²

3.  Menghitung Polulasi 
= Rata-rata per meter x luas tambak
= 93 ekor/ m² x 1000 m²
= 93.000 ekor

4.  Menghitung Survival  Rate
= Populasi/ jumlah tebar  x 100 %

= 93.000 ekor / 100.000 ekor x 100 %
= 93 %

5.  Menghitung Biomassa
= Rata-rata berat udang x Populasi sekarang
= 3 gram x 93.000 ekor
= 279.000 gram
= 279 kg

6.  Menentukan dosis pakan 
= Biomassa x dosis pakan
= 279 kg x 0.04
= 11.2 kg

Sehingga  diperoleh  jumlah  pakan  per  hari  yang  diberikan  selama  7  hari  kedepan sebanyak 11.2 kg.

c.  Penyimpanan Pakan 
Prinsip  dasar  penyimpanan  pakan  adalah  mampu  mempertahankan  kualitas
pakan selama proses budidaya berlangsung, pakan di tumpuk maksimal 6 tumpukan,
bagian  dasar  di  beri  alas  agar  sirkulasi  udara  lancar.  Gudang  pakan  diberi  fentilasi,
dan  penyusunan  tumpukan  pakan  disesuaikan  dengan  nomor  pakan  yang  terkecil
sehingga  tidak  merepotkan  dalam  pengambilan  pakan  atau  sering  menggunakan
istilah  “ FIFO” (First In First Out).
                                                   
 2.  Pengelolaan Air Media Pemeliharaan
a.  Aplikasi Probiotik
Latar  belakang  pemberian  probiotik  ditambak  udang  intensif  adalah  adanya keseimbangan lingkungan  yang  telah  terganggu,  ditimbulkan  karena  padat  tebar  yang tinggi  sehingga  feses yang  dihasilkan  meningkat,  banyaknya  sisa  pakan  dan  plankton yang  mati,  kondisi  ini menyebabkan  bakteri  pengurai  dari  alam  tidak  mampumenguraikan,  bila  kondisi  ini  dibiarkan  akan  merusak  kwalitas  air  serta  menyebabkan timbulnya penyakit.  
Probiotik  adalah  mikroorganisme  yang  dikembangkan  dan  diaplikasikan  melalui pakan  maupun  lingkungan  yang  bertujuan  memperkuat  daya  tahan  tubuh  udang  dan atau  memperbaiki  kualitas air  tambak.  Probiotik  ini  bersifat  non  patogenik  dan dikembangkan secara masal pada media kultur sesuai dengan tujuannya. Jenis mikroba ini  berkembang  dan  menghasilkan  endo  dan  ekto-enzyme yang  berfungsi  merombak senyawa  beracun  dan  bahan  organik.  Penggunaan  probiotik  bermutu  baik,  yang  diikuti dengan  cara  budidaya  yang  benar,  akan  dapat  membantu  penguraian  timbunan  bahan organik  di  dasar  tambak,  menstabilkan  kualitas  air  tambak,  menjaga  kesehatan  udang dan diharapkan hasil panen yang sesuai. 

Untuk menjaga kesehatan udang perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :
-  Mengurangi endapan organik secara cepat pada masa pemeliharaan.
-  Mengurangi gas beracun H2S, NH3, NO

sampai batas ambang yang diizinkan.
-  Mengatur pertumbuhan plankton yang diinginkan udang dengan menyediakan unsur
hara yang sesuai.  

b.  Jenis Bakteri 
Prinsip dasar pemilihan jenis bakteri yang dipakai untuk aplikasi di tambak adalah jenis  bakteri  pengurai  ammoniak,  antara  lain  : Bacillus  coagulans,  Bacillus  megateriun, Bacillus  plymyxsa,  Bacillus  flurenzi,    Pseudomona:s  aurogeunosa. Dan  Pengurai  Nitrit antara  lain: Nitrosomonas  sp.,  Nitrosobacter  sp.,  Nitrosococcus  sp., (H2S)  antara  lain: Desulfucoccus sp., Desulfotovibrio sp.
Beberapa jenis bakteri dapat hidup pada toleransi kisran pH yang berbeda, secara rinci
dapat dilihat pada table di bawah ini :
Table 4. berbagai jenis bakteri pengurai di tambak
Jenis bakteri   PH
B. subtilis   5,0 – 8,0
B. cereus   4,3 – 5,6
B. brevis  8,0 – 8,6
s. licheniformis   5,0 – 6,5
B. megaterium   4,5 – 6,8
B. polymyxsa  >5,5
B. maserans  5,0 – 6,0
B. sphaericus   >6,0
B. pasteurii  −
B. pumilis   5,0 – 8,0
B. stearothermofilus  4,8 – 5,8
B. coagulans   4,2 – 4,8

c.  Pergantian Air Media
Kualitas  air  tambak  sangat  menentukan  kesehatan  dan  pertumbuhan  udang, ketika  umur  udang  telah  mencapai  20  hari,  biasanya  mulai  adanya  plankton  mati  dan mengumpul disalah satu pojok tambak, dan ketika umur 40 hari kondisi air tambak telah jenuh  akibat  banyaknya  plankton  mati,  sisa  pakan  dan  bahan  organic,  sehinggamenyebabkan  kualitas  air  tambak  mulai  menurun  yang  mengakibatkan  udang  jarang melakukanm  pergantian  kulit (moulting)  akibatnya  pertumbuhan  udang  terhambat. Jumlah  air  yang  diganti  berkisar  antara  5 –  20  %  tergantung  tingkat  kejenuhan  air tambak.  Waktu  pergantian  dilakukan  pada  pagi  atau  sore  hari  ,  jika  pada  saat tersebut ada jadwal  pakan  maka  pergantian  air  dilakukan  satu  jam  setelah  pemberian  pakan, kegiatan  ini  untuk  menghindari  tingkat  stress  yang  tinggi.  Alat  yang  dipakai  untuk pergantian air dapat menggunakan pompa submersible atau dengan system manual. 


d.  Penyiphonan
Masa  pemeliharaan  setelah  mencapai  umur  45  hari,  biasanya  ditemukan endapan lumpur hitam dan berbau. Lokasi mengumpulnya endapan hitam ini tergantung pada  letak  kincir  karena  letak  kincir  menentukan  arus  air  tambak  yang  mempengaruhi letak mengumpulnya endapan. Jika kincir dipasang besilangan pada sudut uang berbedamaka biasanya endapan lumpur hitam akan mengumpul di bagiantengah tambak, sudut tambak yang berarus kecil, di belakang kincir. Lumpur hitam ini berasal dari sisa pakan yang tidak termakan oleh udang, akibat dari  plankton  mati  dan  hasil  buangan  udang.  Karena  kuantitas  yang  banyak  sehingga kemampuan  bakteri  pengurai  terbatas,  yang  mengakibatkan  lumpur  hitam  berbau menyengat,  keadaan  ini  sangat  membahayakan  udang,  karena  jika  teraduk  diperairan akan menyebabkan racun terhadap udang, sehingga keadaan ini harus dihindari dengan cara  membuang  endapan  lumpur  tersebut  dengan  melakukan  siphon,  alat  siphon  yang dapat digunakan antara lain dengan pompa alcon 2 inch, dengan pompa submersible 2 inch  atau  jika  kondisi  tambak  lebih  tinggi  dibanding  dengan  saluran  pembuangan  maka bisa dilakukan dengan teknik gravitasi. Penyiponan  pada  kolam  yang  berada  di  bawah  rata-rata  permukaan  laut  maka digunakan pompa alcon. Pompa alcon diletakan diatas pematang, kemudian bagian inletdisambung  dengan  selang  spiral,  sehingga  panjang  selang  spiral  disesuaikan  dengan lokasi mengumpulnya lumpur.

e.  Pembuangan Plankton Mati
Pembuangan plankton mati mulai ditemukan setelah udang berumur kurang lebih 20 hari, tetapi jumlahnya plankton yang mati masih relatif sedikit. Pada saat umur udang telah  mencapai  umur  30  hari merupakan  puncak  ditemukan  adanya  plankton  mati, disebabkan pertumbuhan plankton yang terus membaik karena ketersediaan unsur hara dari  pakan  sekaligus  menjadi  pupuk  bagi  plankton,  kondisi  banyaknya  plankton  mati dalam  jumlah  banyak  harus  dibuang  keluar  dari  tambak,  karena  akan  menyebabkan kualitas air tambak menurun. Solusi dari terjadinya plankton mati dapat melakukan pengenceran air di tambak dengan  menambahkan  air  tawar  tiap  tiga  hari  sekali,  jumlah  volume  air  yang ditambahkan  disesuaikan  dengan  kondisi  air  tambak,  biasanya  sekitar  15 – 20  m³, hingga  mencapai  umur  40  hari.  Kemudian  setelah  umur  40  hari  dapat  dilakukan pergantian  air  setiap  7  hari  sekali.  Solusi  pergantian  air  ini  ternyata  lebih  efektif  untuk mengurangi adanya plankton mati.


f.  Parameter Kualitas Air
Untuk  perkembangan  dan  tingkat  kelangsungan  hidup  (sintasan --- SR)  udang yang  dipelihara  parameter  kualitas  air  media  harus  berada  pada  kondisi  yang  optimal. Demikian  pula  pada kegiatan  ujicoba  ini  dilakukan  monitoring  dan  pengamatan parameter kualitas air media. Pengamatan parameter kualitas air yang dilakukan selamaujicoba  berlangsung  adalah  pH,  oksigen  terlarut,  nitrat,  ammonia,  bahan  organik,  suhu,
salinitas, dan nitrit

Suhu 
Salah  satu  faktor  pembatas  yang  cukup  nyata  dalam  kehidupan  udang  ditambak adalah suhu air media pemeliharaan. Seringkali  didapatkan  udang mengalami  stres dan  bahkan mati disebabkan oleh perubahan suhu  dengan rentang perbedaan yang tinggi.  Keadaan  seperti  ini  sering  terjadi  pada  tambak  dengan  kedalaman  kurangdari  satu meter. Sebagai contoh musim kemarau dan perbedaan suhu yang sangat mencolok  antara  siang  dan  malam  hari.  Berdasarkan  hasil  penelitian  para  ahli, terbukti  bahwa  pada  suhu  rendah  metabolisme  udang  menjadi  rendah  dan  secara  nyata berpengaruh  terhadap  nafsu  makan  udang  (Byod,  1989).  Sedangkan  nilaisuhu  optimal  bagi  pertumbuhan  dan  perkembangan  udang  vaname  berkisar  antara 28,0 – 31,5 oC Salinitas 

Salinitas  (kadar  garam)  air  media  pemeliharaan  pada  umumnya  berpengaruh tehadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup udang (Anonim, 1985). Udang  vaname  dapat tumbuh dan berkembang pada kisaran salinatas 15 – 25 ppt (Anonim, 1985 dan Ahmad, 1991), bahkan jenis udang windu mempunyai toleransi cukup luas yaitu  antara  0 – 50  ppt.  Namun  apabila  salinitas  di  bawah  5  ppt  dan  di  atas  30  ppt biasanya  pertumbuhan  udang  windu  relatif  lambat,  hal  ini  terkait  dengan  proses osmoregulasi dimana akan mengalami gangguan  terutama pada saat udang sedang
ganti kulit dan proses metabolisme. 

pH
Tingkat  kesaman  (pH)  tanah  banyak  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor pembentuknya,  antara  lain  bahan  organik  dan  berbagai  jenis  organisme  air  yang mengalami  pembusukan,  logam  berat  (besi,  timah  dan  bouksit,  dll).  Biasanya  pH  tanah  dasar  tambak  yang  rendah  diikuti  tingginya  kandungan  bahan  organik  tanah yang  terakumulasi  dan  tidak  terjadi  oksidasi  yang  sempurna  (Anonim,  1985).  pH tanah yang rendah cenderung dipengaruhi oleh kandungan logam berat seperti besi, timah dan logam lainnya. pH tanah yang optimal untuk kegiatan budidaya udang dan
ikan berkisar antara 6,5 – 8,0 (Boyd, 1992).

Oksigen terlarut
Jumlah kandungan oksigen (O2) yang terkandung dalam air disebut oksigen terlarut. Satuan  kadar  oksigen  terlarut  adalah  ppm (part  per  million).  Kelarutan  oksigen dipengaruhi  oleh  beberapa faktor diantaranya  temperatur,  salinitas,  pH  dan  bahan organik.  Salinitas  semakin  tinggi,  kelarutan  oksigen  semakin  rendah.  Kelarutan oksigen  untuk  kebutuhan  minimal  pada  air  media  pemeliharaan  udang  adalah  >  3 ppm. 


Ammonia (NH3)
Kandungan  ammonia  dalam  air  media  pemeliharaan  merupakan  hasil  perombakan dari senyawasenyawa nitrogen organik oleh bakteri atau dampak dari penambahan pupuk  yang  berlebihan. Senyawa  ini  sangat  beracun  bagi  organisme perairan walaupun dalam  konsentrasi yang rendah. Konsentrasi amonia yang mampu ditolerir untuk  kehidupan  udang  dewasa  <  0,3  ppm  (Ahmad,  1991 dan  Boyd,  1989),  dan ukuran benih < 0,1 ppm. 

Nitrit 
Kandungan  nitrit  yang  tinggi  didalam  perairan  sangat  berbahaya  bagi  udang  dan ikan,  karena  nitrit  dalam  darah  mengoksidasi  haemoglobin  menjadi  meta-haemoglobin  yang  tidak  mampu mengedarkan  oksigen,  kandungan  nitrit  sebaiknya lebih kecil dari 0,3 ppm. Kadar oksigen terlarut dalam air merupakan faktor pembatas dan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya proses nitrifikasi. Pada salinitas di atas 20 ppt, batas ambang aman nitrit adalah < .2 ppm

C.  Rangkuman 
Pakan  merupakan  komponen  penting  karena  mempengaruhi  pertumbuhan udang  dan  lingkungan  budidaya  serta  memiliki  dampak  fisiologis  dan  ekonomis. Kelebihan penggunaan pakan akan mengakibatkan bahan organic yang mengendap terlalu  banyak  sehingga  menurunkan  kualitas  air,  demikian  juga  kekurangan  pakan akan  berdampak  pada  pertumbuhan  udang  yang  tidak  maksimal  dan  dapat menyebabkan  kanibal,  daya  tahan  tubuh  turun  dan  daya  tahan  terhadap  penyakit menurun.
Langkah-langkah  menentukan  kebutuhan  pakan  selama  masa  pemeliharaan
dapat diketahui dengan cara :
-  Menentukan Food Conversation Rate (FCR), FCR diupayakan antara 1 – 1.5 
-  Menentukan size panen dan target biomasa
-  Menentuntukan Survival Rate (SR) panen
Metode  blind  feeding  maksudnya  adalah  menentukan  dosis  pakan  udang
dengan  memperkirakan  dosis  yang  diperlukan  tanpa  melakukan  sampling  berat udang.  Sampling untuk  mengetahui  biomassa  udang  dapat  dilakukan  ketika  udang telah  berumur  30  hari  dengan frekuensi  7  hari  sekali.  alat  yang  disarankan  untuk sampling  adalah  jala  tebar  dengan  ukuran mess  size  disesuaikan  dengan  besar udang.  Waktu  Sampling  pada  pagi  atau  sore  hari,  agar udang  tidak  mengalami tingkat  stress  yang  tinggi,  penentuan  titik  sampling  disesuaikan  dengan  luasan tambak,  jumlah  titik  sampling  2 – 4  titik,  titik  lokasi  sampling  berada  di  sekitar  kincir
dan di wilayah antar kincir.
Probiotik  adalah  mikroorganisme  yang  dikembangkan  dan  diaplikasikan melalui  pakan  maupun  lingkungan  yang  bertujuan  memperkuat  daya  tahan  tubuh udang dan atau memperbaiki kualitas air tambak. Probiotik ini bersifat non patogenik dan dikembangkan secara masal pada media kultur sesuai dengan tujuannya.  Untuk menjaga kesehatan udang perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :
-  Mengurangi endapan organik secara cepat pada masa pemeliharaan.
-  Mengurangi gas beracun H2S, NH3, NO2 sampai batas ambang yang diizinkan.
-  Mengatur  pertumbuhan  plankton  yang  diinginkan  udang  dengan  menyediakan unsur hara yang sesuai. 


1.  Penentuan waktu panen
Pemeliharaan udang vaname pada pertumbuhan normal akan mencapai berat sekitar  17-20  gram  setelah  berumur  120  hari.  Perhitungan  saat  panen  yang  tepat adalah  dengan  memperhitungkan  biaya  operasional  kususnya  pakan  yang dibutuhkan harus lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan udang Perencanaan  waktu  panen  sudah  ditentukan  ketika    diawal  perencanaan
kegiatan budidaya, karena terkait dengan kebutuhan pakan dan disesuaikan dengan kondisi  pertumbuhan  udang,  jika  udang  yang  dipelihara  pertumbuhannya  normal, maka waktu panen dapat sesuai dengan perencanaan awal dan disesuiakan dengan harga  dipasar,  tetapi  jika  laju  pertumbuhan  udang  sangat  terlambat,  dan  jika diteruskan hanya menambah biaya pakan, maka lebih baik segera dilakukan panen.
Jika  pertumbuhan  udang  sesuai  dengan  yang  diharapkan,  maka  perlu
dilakukan perencanaan antara lain :
-  Antisipasi  banyaknya  udang  yang  mengalami  ganti  kulit (Moulting),  dengan
meminimalkan  perubahan-perubahan  yang  ekstrim  di  air  tambak,  terkait  dengan
kualitas air.
-  Satu minggu sebelum jadwal panen, dilakukan pengapuran setiap 2 hari sekali ,
dengan dosis 5-10 ppm tujuannya adalah untuk menjaga kebutuhan kalsium yang
diperlukan udang
-  Panen dimulai pada malam hari, untuk menjaga kualitas udang, sehingga di pagi
hari biasa dilakukan penimbangan.
-  Telah disiapkan air bersih, untuk mencuci udang sebelum dimasukan ke air dingin
-  Telah dipersiapkan air dingin, untuk menjaga kesegaran dan  kualitas udang tidak
menurun.

2.  Teknik panen
Panen dapat dilakukan secara total maupun selektif, tergantung permintaan pasar.
Setelah  mempelajari  materi pokok  V penyuluhan  ini  pelaku  utama  dan  atau
pelaku  usaha/penyuluh  perikanan  dapat  memahami  dan  menjelaskan    cara
pemanenan udang vaname dengan baik dan benar.


-  Panen selektif.
Panen  selektif  dilakukan  apabila  hanya  sebagian  saja  yang  dipanen.  Pada penjualan dalam bnetuk hidup, jumlah yang dibutuhkan terbatas. Apabila secara perhitungan  ekonomi  telah  menguntungkan  maka  dapat  dilakukan  panen.Penangkapan  dilakukan  dengan  menggunakan  jala  tebar.  Hasil  panen dikumpulkan dalam bak dengan volume minimal 500 liter dan diberi aerasi serta kondisi  air  adalah  dingi  dengan  suhu  25oC.  Selanjutnya  udang  ditimbang  dan dimasukan dalam container mobil yang telah didesain dengan unit aerasi.
-  Panen total
Panen  total  adalah  panen  secara  keseluruhan  biomassa  di  tambak.  Alat  yang digunakan  berupa  jarring  kantong  yang  dipasang  dipintu  pengeluaran  atau  jala tebar.  Untuk  tambak  yang menggunakan  plastic  dan  tidak  mempunyai  pintu pengeluaran  maka  digunakan  jarring  kantong.  Pada  tahap  pertama  petakan dikeringkan  secara  perlahan-lahan.  Setelah  mencapai  kedalaman  20  cm selanjutnya  udang  dapat  mulai  ditangkap.  Untuk  menjaga  udang  agar  tetap segar,  maka  selama  pengangkutan  ditempatkan  dalam  wadah bak  yang  telah diberi es.

Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas

Budidaya ikan mas (Cyprinus carpio L.) telah lama berkembang di Indonesia. Selain mudah juga peluang usaha ikan mas cukup menjanjikan. Permintaan pasarnya tinggi, namun pasokan rendah. Keadan ini menjadikan harga ikan mas cukup menguntungkan. Budidaya ikan mas dilakukan dalam beberapa tahapan.




Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan gonad ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100 m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 200 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari.
Pematangan di kolam air deras
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di kolam air deras. Caranya, siapkan kolam air deras ukuran 30 m2; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 150 kg induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut, gerakan lamban, lubang kelamin kemerahan dan berukuran 2 – 3 kg. Tanda induk jantan : gerakan lincah, keluar cairan putih susu bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 0,7 – 1,0 kg.
Pemijahan dan Penetasan di kolam tanah
Pemijahan ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 12 m2; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang hapa ukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; pasang 10 buah kakaban; masukan 2 ekor induk betina; masukan pula 4 – 6 ekor induk jantan; biarkan memijah; setelah memijah ambil induk jantan dan betina; biarkan telur menetas di tempat itu.
Pemijahan dan Penetasan di bak
Pemijahan juga bisa dilakukan di bak. Caranya : siapkan bak ukuran 12 m2; keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 60 cm dan alirkan secara kontinyu; pasang hapa ukuran panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 1 m; pasang 10 buah kakaban; masukan 2 ekor induk betina; masukan pula 4 – 6 ekor induk jantan; biarkan memijah; setelah memijah ambil induk jantan dan betina; biarkan telur menetas di tempat itu.
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 100.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; setelah 2 minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen setelah berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi dari hasil pendederan I); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor (telah diseleksi hasil pendederan II); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam; panen setelah berumur sebulan.
Pembesaran di kolam tanah
Pembesaran ikan mas bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 100 kg benih hasil seleksi dari Pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran di kolam air deras
Pembesaan ikan mas bisa dilakukan di kolam air deras (KAD). Caranya, siapkan sebuah kolam air deras ukuran 30 m2; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 150 kg ukuran benih tanggung; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam air deras dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1 – 1,5 ton.
Pembesaran di kolam jaring apung
Pembesaan ikan mas bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih ukuran tanggung; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan – 4 bulan. Hasilnya berkisar 1,5 – 2 ton.
sumber: pusluh.kkp.go.id